Amankah Sauna Saat Hamil? – Fakta dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Usia kehamilan semakin tua dan ukuran perut yang semakin besar karena di dalamnya janin yang tumbuh dan berkembang membuat para wanita merasakan pegal dan stres [1,2].

Seorang wanita hamil wajar mengalami rasa lelah, terutama ketika kehamilan berusia 12 minggu lebih [3].

Perubahan hormon turut menjadi faktor pemicu rasa lelah, stres, perubahan suasana hati dan mual [1,2,3].

Stres dan rasa pegal di seluruh tubuh mungkin menjadi kendala bagi wanita hamil [1,2,3].

Dan untuk meredakan ketidaknyamanan ini, sauna adalah salah satu solusi yang bisa saja terpikirkan [1].

Namun sebelum bersauna, penting bagi ibu hamil mengetahui manfaat sekaligus risiko bagi kesehatan dirinya sendiri maupun janin dalam kandungan.

Pengertian Sauna

Sauna merupakan sebuah ruangan dengan suhu di dalamnya yang diatur antara 70 sampai 100 derajat Celsius [1,4].

Sauna di berbagai negara memiliki pengaturan tingkat panas dan kelembapan yang berbeda-beda [4].

Di Turki, tingkat kelembapannya lebih tinggi, sedangkan sauna di Finlandia biasanya menggunakan panas kering yang tingkat kelembapannya tergolong rendah (10-20%) [4].

Sauna mampu menaikkan suhu kulit hingga 40 derajat Celsius yang pada akhirnya pun memicu kelenjar keringat memroduksi keringat lebih banyak [4].

Selain berkeringat jauh lebih banyak, sauna juga membuat detak jantung lebih cepat seiring dengan proses tubuh yang mendinginkan [1,4].

Meski berkeringat melalui sauna adalah hal yang menyehatkan dan memiliki banyak manfaat kesehatan, sauna bukan cara tepat dalam mengatasi stres dan merilekskan tubuh bagi ibu hamil [1].

Manfaat Sauna

Duduk di ruangan sauna mampu meningkatkan detak jantung, melebarkan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah [1,4].

Oleh karena itu, sauna secara umum menawarkan berbagai manfaat kesehatan sebagai berikut [1,4] :

  • Mengurangi kadar stres dengan memperlancar peredaran darah sehingga tubuh jauh lebih rileks,
  • Mengurangi rasa sakit atau nyeri pada otot maupun sendi; oleh karena itu, gejala arthritis bisa dikurangi dengan melakukan sauna karena aliran darah lebih lancar.
  • Mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan demensia menurut hasil studi tahun 2016 oleh para peneliti Finlandia yang melibatkan para pria berusia 42-60 tahun sebanyak 2.315 orang dan dalam kondisi yang sehat [5].
  • Mengatasi penyakit asma karena suhu tubuh yang tinggi kemudian mampu membuka dan melancarkan saluran pernafasan sekaligus mengencerkan lendir kental yang kemungkinan menjadi penghambat saluran nafas [6].
  • Mengatasi masalah kulit tertentu, terutama bagi penderita psoriasis. Sebuah hasil penelitian tahun 2001 berhasil menunjukkan bahwa beberapa penderita psoriasis mengalami redanya gejala psoriasis selama bersauna. Namun bagi penderita dermatitis atopik, tampaknya sauna bukan solusi yang tepat [7].
  • Meningkatkan kesehatan sistem kardiovaskular dan jantung. Sebuah studi yang sama dengan penelitian tentang efek sauna terhadap demensia dan Alzheimer juga menunjukkan bahwa sauna mengurangi risiko gejala parah dan mematikan akibat penyakit kardiovaskular [5].

Amankah Sauna Saat Hamil?

Tidak aman, terutama bagi ibu hamil dengan usia kehamilan trimester pertama [1].

Ini akan sangat berisiko buruk bagi kondisi janin di dalam kandungan, maka biasanya saat berkonsultasi dengan dokter, dokter pasti meminta ibu hamil menghindarinya [1].

Ketika dokter meminta ibu hamil menghindari sauna sama sekali, itu artinya sauna walau dalam durasi yang singkat sekalipun sebaiknya tidak dicoba [1].

Namun, sauna juga bisa aman bagi para ibu hamil dengan usia kandungan lebih tua dan dalam kondisi sehat [1].

Sebelum bersauna, tentu ibu hamil harus sudah berbicara dan mengonsultasikannya dengan dokter lalu dokter bisa memutuskan boleh tidaknya sauna saat hamil [1].

Jika pun dokter memperbolehkan, maka biasanya dokter merekomendasikan sauna tidak lebih dari 15 menit [1].

Bahkan dengan waktu yang sebentar pun sebenarnya tetap terdapat risiko komplikasi yang bisa terjadi pada tubuh sang ibu maupun kondisi janin [1].

Pada beberapa kasus, sauna tidak sepenuhnya aman karena mampu menyebabkan mual hingga hampir kehilangan kesadaran pada ibu hamil setelah meninggalkan sauna [1].

Ketika beberapa risiko komplikasi seperti mual dan rasa ingin pingsan timbul, ini artinya ibu hamil mengalami overheating (suhu tubuh terlalu panas karena sauna) [1,4].

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil memilih sauna dengan suhu ruangan yang tidak terlalu tinggi, sebab tidak semua sauna itu sama [1].

Bila suhu terlalu tinggi, sekalipun tubuh ibu hamil bisa beradaptasi dan menoleransinya, kondisi janin belum tentu demikian [1].

Apa saja risiko sauna saat hamil?

Ketika suhu tidak terlalu tinggi saat bersauna, maka biasanya sauna masih aman bagi sebagian ibu hamil.

Namun, perlu diketahui bahwa sekalipun terdapat banyak manfaat yang ditawarkan oleh sauna, sauna juga memiliki beberapa risiko kesehatan seperti :

Bila ibu hamil yang melakukan sauna tidak menyiapkan air minum, tubuh yang berkeringat lebih banyak dari biasanya bisa meningkatkan risiko dehidrasi [1,4,8].

Dehidrasi biasanya ditandai dengan kondisi mual hingga pusing pada beberapa orang.

Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipertensi (kenaikan tekanan darah) di mana kondisi ini mampu berakibat pada aliran darah menuju plasenta yang berkurang [9].

Ketika ibu hamil melakukan sauna, dengan tingkat panas tinggi, lalu dilanjutkan dengan berenang di kolam renang berair dingin maka risiko tekanan darah semakin meningkat bisa terjadi [10].

Oleh sebab itu, para ibu hamil perlu waspadai kedua risiko tersebut dan mengonsultasikannya dengan dokter sebelum memutuskan untuk bersauna.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment