Keju biru atau yang juga dikenal dengan istilah blue cheese dan terkadang dieja bleu cheese merupakan jenis keju berwarna kuning dengan adanya bintik-bintik biru kehijauan [1,2].
Pada proses pembuatan keju jenis ini biasanya menggunakan jamur yang dicampurkan sehingga kemudian memunculkan bintik biru kehijauan pada keju [1,2].
Rasa keju biru sendiri cenderung lebih asin dan tajam sedikit dibandingkan jenis keju lainnya [2].
Bagi para wanita hamil pecinta keju, sebelum mengonsumsinya pastikan apakah makanan ini aman bagi kandungan.
Amankah makan keju biru saat hamil?
Tidak aman, kecuali keju biru lembut telah melalui proses masak sehingga lebih aman dikonsumsi oleh wanita hamil [3].
Bahaya paling perlu diwaspadai adalah adanya gejala keracunan Listeria yang dapat timbul beberapa hari setelah mengonsumsi keju biru [3,4].
Namun, ada pula beberapa orang yang bahkan sudah melewati 30 hari dan tidak mengalami gejala apapun [4].
Ketidakamanan keju biru untuk dikonsumsi oleh wanita hamil tidak berkaitan dengan penggunaan jamur dalam pembuatan keju sebab jamur tersebut memang aman untuk dikonsumsi [4].
Ketidakamanan keju biru bagi wanita hamil adalah karena penggunaan susu yang belum melalui proses pasteurisasi [3].
Hal tersebut adalah alasan utama dibalik tingginya risiko kontaminasi bakteri bernama Listeria monocytogenes [3,4].
Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut, maka listeriosis dapat terjadi [3,4].
Listeriosis sendiri adalah jenis penyakit bawaan makanan dan semacam keracunan makanan yang dapat ditandai dengan [3,4,5,6] :
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Nyeri pada tubuh
- Demam
Jika sudah tergolong lebih parah, beberapa keluhan lain yang akan dialami penderita adalah [7] :
- Linglung
- Kekakuan pada leher
- Kehilangan keseimbangan tubuh
- Tubuh kejang
Ketika beberapa gejala serius tersebut mulai timbul, artinya sistem saraf ibu hamil sudah terserang bakteri Listeria [8,9].
Kondisi tersebut perlu segera mendapat penanganan medis, sebab bila tidak cepat memperoleh pengobatan maka meningitis bakteri bisa terjadi [8,9].
Infeksi oleh bakteri Listeria tidak boleh diabaikan karena peradangan pada bagian otak dan tulang belakang dapat diakibatkan olehnya [8,9].
Selain memengaruhi kondisi sang ibu hamil, Listeria juga berpeluang menyerang plasenta, yang artinya janin pun terancam [7].
Jika tidak segera memperoleh pertolongan medis pada gejala awal, akibatnya bisa fatal bagi janin [7].
Listeriosis sendiri merupakan jenis penyakit yang langka, namun wanita hamil berisiko 20 kali lebih tinggi untuk mengalaminya [10].
Untuk menghindari listeriosis, wanita hamil sebaiknya makan makanan yang sudah pasti diperbolehkan dan direkomendasikan oleh dokter.
Jika pun ingin mencoba keju biru, pastikan bahwa susu untuk pembuatan keju tersebut sudah dipasteurisasi sehingga dipastikan steril karena Listeria telah terbasmi [4].
Sebelum mengonsumsi keju biru, cek pada bagian kemasan produknya, sebab keju biru yang dibuat dengan susu pasteurisasi dapat diketahui dari label produk walau keju biru sendiri jarang menggunakan susu pasteurisasi dalam pembuatannya [4].
Selain melalui pasteurisasi, keju biru dipastikan aman ketika sudah melalui proses pemasakan karena artinya Listeria telah mati [11].
Bila saat hamil ingin mengonsumsi pizza dengan keju biru, maka ini akan lebih aman daripada mengonsumsi keju biru itu sendiri tanpa proses pemasakan [4].
Bagi wanita hamil yang telanjur makan keju biru, tetap tenang dan pantau timbulnya gejala (diare, muntah hingga demam), lalu segera temui dokter untuk memeriksakan diri jika gejala terjadi [4].