Rambut Rontok Saat Hamil : Penyebab – Penanganan – Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kehamilan adalah masa-masa menyenangkan namun juga cukup membuat frustrasi bagi beberapa wanita karena sejumlah masalah kesehatan yang menyertai.

Salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh para ibu hamil mungkin adalah kerontokan rambut.

Beberapa wanita memang mengalami perubahan yang lebih baik pada rambutnya saat hamil, seperti lebih bercahaya dan bahkan lebih tebal [16].

Tidak semua wanita hamil mengalami hal serupa; bukan ketebalan rambut, melainkan kerontokan dan penipisan rambut yang bisa membuat stres pada beberapa kasus [1,3,13].

Meski wajar dan tak membahayakan kesehatan sang ibu maupun janin, rontoknya rambut sebaiknya tetap perlu diperhatikan.

Penyebab Rambut Rontok Saat Hamil

Perubahan hormon pada wanita hamil dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang memang semula tak ada kemudian timbul [1,2].

Atau, ketidakseimbangan hormon justru memperburuk kondisi kesehatan yang semula sudah dialami [1,2].

Normalnya, ada 50-100 helai rambut yang hilang atau rontok baik pada wanita maupun pria setiap harinya [1,2].

Kadar estrogen yang meningkat menjadi sebab utama sehingga kerontokan rambut selama hamil jauh lebih parah walau tidak selalu pula demikian [1,3].

Selain perubahan hormon, beberapa riwayat penyakit pun bisa menjadi peningkat risiko kerontokan rambut saat hamil.

1. Perubahan Hormonal

Telogen effluvium adalah istilah untuk sebuah kondisi ketika wanita mengalami kerontokan rambut karena stres di mana kondisi ini pun dialami oleh sebagian kecil wanita saat hamil [1,2,5].

Perubahan hormon terjadi secara drastis terutama di trimester pertama sehingga hal ini menjadi penyebab utama rata-rata ibu hamil stres [1].

Ketika hal ini terjadi, peningkatan jumlah rambut yang rontok dari 50-100 helai justru menjadi 300 helai rambut per hari [1].

Wanita hamil dengan kondisi ini biasanya tidak langsung menyadari kerontokan rambutnya sebab efeknya tidak langsung terlihat [1].

Baru setelah memasuki usia 2-4 bulan kehamilan, penipisan rambut mulai nampak [1].

Telogen effluvium ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya karena terjadi dalam jangka pendek saja, yaitu sekitar 6 bulan atau kurang dari itu [1,3].

Wanita hamil yang khawatir terhadap situasi seperti ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter; hanya saja, biasanya telogen effluvium tidak sampai mengakibatkan kebotakan atau kehilangan rambut permanen [1,3].

2. Trauma

Selain karena hormon, ada pula faktor lain yang mampu menjadi penyebab kerontokan rambut saat hamil, yakni trauma yang pernah terjadi pada rambut maupun kulit kepala [1,4].

Salah satu contoh kasus adalah perawatan kecantikan rambut yang kurang tepat atau dengan produk yang salah [1].

Mengikat rambut terlalu kencang terlalu sering atau menangani/merawat rambut dengan kasar juga dapat memicu kerontokan rambut [1,4].

Kebiasaan menarik-narik rambut juga meningkatkan risiko rambut rontok lebih tinggi di mana istilah untuk kondisi ini adalah alopesia traksi [1,4].

Ketika tidak terlalu hati-hati dalam perawatan rambut, risiko folikel rambut mengalami radang cukup tinggi sehingga kemudian berpengaruh pada kerontokan rambut [1,4].

Sejumlah wanita mengalami kehilangan rambut permanen karena hal ini, termasuk juga bekas luka pada folikel rambut [1,4].

3. Kekurangan Zat Besi

Kerontokan rambut dapat berkaitan dengan tubuh yang mengalami defisiensi zat besi [1,6].

Tubuh bisa saja kekurangan mineral zat besi apabila kadar sel darah merah terlalu rendah atau tak memadai untuk membawa dan menyalurkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh [1].

Ketika jaringan tubuh khususnya bagian kepala tak memperoleh cukup darah dan oksigen, kerontokan rambut adalah salah satu efek yang akan terjadi [1,6].

Selain itu, biasanya kekurangan zat besi ditandai dengan detak jantung tak teratur, tubuh cepat lelah, nafas pendek-pendek saat beraktivitas, serta mudah pusing atau sakit kepala [7].

Penyebab kerontokan rambut satu ini lebih rentan terjadi pada wanita yang hamil beberapa kali dengan jarak tak terlalu jauh antara kehamilan sebelumnya dan selanjutnya [1].

Wanita hamil dengan defisiensi zat besi juga memiliki risiko morning sickness (mual) yang lebih parah dari wanita hamil pada umumnya [7].

Jika demikian, segera periksakan diri ke dokter, terutama dengan menempuh tes darah [1,7].

Walaupun kerontokan rambut karena defisiensi zat besi bukan kondisi yang berbahaya dan tidak permanen, memeriksakan diri bukan keputusan yang salah [.

Biasanya, rambut akan kembali tumbuh normal serta menebal ketika perubahan hormon berhenti dan kadar zat besi serta sel darah merah sudah stabil [1].

4. Gangguan Tiroid

Hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) atau hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) dapat menjadi penyebab kerontokan rambut ketika hamil [1,8].

2-3 dari 100 wanita hamil diketahui mengalami hipotiroidisme dan kondisi ini kemudian menyebabkan rontoknya rambut lebih banyak selama hamil [8].

Biasanya, kerontokan rambut ini disertai dengan keluhan lain seperti kelelahan ekstrem, susah buang air besar/sembelit, dan kram otot [1,8].

Sementara itu, ada pula kasus tiroiditis postpartum atau pasca melahirkan di mana hal ini dialami oleh 1 dari 20 wanita pasca persalinan [1,9].

Untuk mengetahui apakah rambut rontok saat hamil berkaitan dengan adanya masalah tiroid, segera tempuh pemeriksaan darah [1,8,9].

5. Androgenic Alopecia

Selain masalah hormon, ada pula beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi genetik atau autoimun yang menyebabkan wanita hamil lebih mudah mengalami kerontokan rambut [1,10].

Salah satu kondisi yang dimaksud adalah androgenic alopecia, yaitu kondisi kerontokan rambut yang disebabkan fase pertumbuhan folikel rambut yang pendek [1,11].

Hal ini juga disebabkan oleh jarak waktu yang terlalu panjang atau lama antara kerontokan rambut dengan tumbuhnya rambut baru [1,11].

6. Alopecia Areata

Alopecia areata adalah sebuah kondisi rambut rontok di mana penyakit autoimun menjadi penyebab utamanya [1,10].

Maka bila seorang wanita hamil memiliki riwayat penyakit autoimun, risiko mengalami kerontokan rambut semakin besar [1].

Pada kasus ini, folikel rambut mengalami kerusakan karena serangan sistem imun yang keliru [1,12].

Kondisi ini biasanya ditandai dengan kerontokan rambut yang membentuk pitak dan tak hanya pada wanita, pria pun bisa mengalaminya [1,12].

Sayangnya, belum ada cara penyembuhan untuk jenis kerontokan rambut satu ini [1,12].

Namun untuk mengatasi, kerontokan rambut dapat coba dihentikan dan penderita bisa mencoba menumbuhkan kembali rambut melalui beberapa metode perawatan [1].

Hanya saja ketika pertumbuhan rambut terjadi kembali, biasanya tipe rambut yang baru tumbuh ini tidak sama dengan tipe rambut yang sebelumnya rontok [1,12].

Ada kemungkinan bahwa jika sebelumnya memiliki rambut lurus, setelah rontok dan kemudian rambut tumbuh lagi tipe rambut berubah keriting [1,12].

7. Faktor Lainnya

Kerontokan rambut saat hamil juga dapat disebabkan oleh sejumlah faktor lain, seperti efek berhenti dari penggunaan pil KB maupun jenis alat kontrasepsi lainnya [13].

Riwayat keguguran hingga aborsi bisa menjadi alasan kesehatan yang mendasari seorang wanita untuk mengalami kerontokan rambut saat hamil [13].

Penanganan Rambut Rontok Saat Hamil

Jika berkaitan dengan perubahan hormon, maka tak ada cara khusus dalam menangani kerontokan rambut ini.

Pasca melahirkan dan menyusui, gangguan hormon akan mereda dengan sendirinya sehingga pertumbuhan rambut akan kembali normal dan kerontokan tidak akan sebanyak pada waktu hamil.

Namun untuk kondisi rambut rontok karena kondisi gangguan kesehatan tertentu atau jika memang kerontokan rambut karena perubahan hormon cukup mengganggu, berikut ini adalah penanganan yang umumnya dokter berikan.

Obat ini umumnya dokter resepkan kepada pasien apabila pertumbuhan rambut kembali pasca kerontokan rambut selama hamil tidak normal [1,14].

Obat ini hanya diresepkan jika pasien sudah melahirkan karena obat ini tidak aman digunakan selama kehamilan [1,14].

Pada kasus rambut rontok saat hamil yang disebabkan atau berkaitan dengan kekurangan zat besi serta gangguan hormon tiroid, biasanya dokter akan memberi resep suplemen atau vitamin [1,7].

Tujuan penggunaan atau konsumsi suplemen ini adalah untuk menormalkan lagi kadar hormon maupun mineral dalam tubuh [1,7].

Dengan normalnya kadar hormon dan mineral dalam darah, pertumbuhan normal rambut bisa kembali dimulai secara alami [1,7].

  • Laser Kadar Rendah

Pada beberapa penyakit tertentu penyebab rambut rontok selama hamil, obat-obatan yang seharusnya bisa mengatasi biasanya tidak diperuntukkan bagi wanita hamil.

Tidak aman bagi wanita hamil mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat untuk penekan atau pereda gejala penyakit autoimun.

Namun perawatan dengan laser kadar rendah layak dicoba, sebab daripada penggunaan obat-obatan, laser ini bisa menstimulasi pertumbuhan rambut dengan memanfaatkan gelombang sinar merah [1,15].

  • Menghindari Produk atau Perawatan Rambut yang Salah

Bila kerontokan rambut semakin parah saat hamil karena beberapa metode perawatan rambut, hindari cara maupun produk yang salah [13].

Tidak mengikat rambut terlalu kencang dan tidak menggunakan produk berbahan keras untuk rambut merupakan dua upaya agar kerontokan dapat dikendalikan [13].

Bahkan akan lebih baik bila selama hamil maupun usai melahirkan untuk menggunakan sampo sekaligus kondisioner berbahan silica dan biotin [13].

Setiap sehabis keramas dan setiap rambut dalam kondisi basah, hindari menyisir dengan kasar karena hanya akan memperburuk kondisi kerontokan [13].

  • Diet Sehat

Selama hamil maupun usai melahirkan, para wanita dapat mengonsumsi lebih banyak sayur serta buah yang kandungan antioksidan serta flavonoid-nya tinggi [13].

Rambut akan lebih terlindungi dari efek radikal bebas, mencegahnya untuk rontok semakin parah dan menstimulasi pertumbuhan rambut baru [13].

Makanan-makanan dengan kandungan zinc, vitamin E, vitamin B kompleks, vitamin C, dan biotin tinggi sangat dianjurkan demi rambut lebih sehat [13].

Pencegahan Rambut Rontok Saat Hamil

Beberapa hal yang bisa dilakukan sebelum hamil atau saat merencanakan kehamilan agar rambut tidak mudah rontok antara lain adalah [1,13] :

  • Mengonsumsi makanan-makanan kaya nutrisi, terutama kaya zat besi, protein dan vitamin.
  • Mengonsultasikan dengan dokter mengenai vitamin yang paling tepat untuk dikonsumsi selama hamil dan baik bagi rambut.
  • Memeriksakan diri ke dokter dan mengecek kesehatan secara menyeluruh untuk mengatasi adanya kondisi medis tertentu sebelum hamil.
  • Merawat kesehatan rambut dengan benar.

Meskipun rontoknya rambut saat hamil merupakan kondisi wajar, memeriksakan diri ke dokter tetap tidak ada salahnya agar adanya kondisi selain hormon yang menjadi penyebab kerontokan rambut dapat segera ditangani.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment