Daftar isi
Fungsi Biopsi Sinovial
Biopsi sinovial merupakan tindakan medis yang digunakan untuk memeriksa masalah pada sendi. Seperti radang, infeksi sendi, kanker dan gangguan autoimun. Dalam prosedurnya, dokter biasa menggunakan jarum atau atroskop untuk mengambil sampel jaringan sendi.[1]
Biopsi sinovial berfungsi untuk membantu dokter mendiagnosa masalah sendi saat metode lain belum mampu menemukan penyebabnya. Seperti, infeksi bakteri atau infeksi jamur.
Selain itu, biopsi sinovial juga digunakan untuk mengukur tingkat keparahan dari penebalan sinovial (jaringan lunak yang melapisi permukaan bagian dalam sendi yang bergerak bebas dan selubung tendon).[1,2,3]
Dokter akan merekomendasikan biopsi sinovial pada pasien dengan yang memiliki kondisi medis sebagai berikut:[1]
- Artritis, seperti osteoartritis dan asam urat
- Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis (peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri) dan lupus
- Kanker, seperti kanker sinovial
- Infeksi sendi
- Penyakit metabolik, termasuk hemochromatosis, suatu kondisi di mana tubuh kelebihan zat besi sehingga dapat meracuni organ lain.
Persiapan Biopsi Sinovial
Setelah sepakat untuk melakukan biopsi sinovial, dokter biasanya akan meminta pasien untuk melakukan beberapa persiapan sebelum melakukan rangkaian prosedur pemeriksaan.
Persiapan-persiapan tersebut meliputi:[1]
- Pasien wajib memberi tahu riwayat kesehatan, alergi, dan obat-obatan yang sedang dikonsumi, termasuk suplemen dan vitamin.
- Pasien mungkin akan melakukan tes kesehatan sebelum operasi, seperti EKG, tes darah, dan tes lain yang diperlukan. Itu semua tergantung dari usia, kesehatan, dan prosedur khusus yang dibutuhkan pasien.
- Pasien dilarang mengonsumsi obat pengencer darah sebelum prosedur, seperti aspirin dan ibuprofen.
- Pasien dilarang makan dan minum beberapa jam sebelum prosedur
- Pasien diminta untuk berhenti merokok selama beberapa hari sebelum prosedur untuk mempercepat proses pemulihan
Prosedur Biopsi Sinovial
Prosedur biopsi sinovial dilakukan oleh ahli bedah ortopedi dan ahli reumatologi.
Ahli bedah ortopedi terlatih untuk mengobati masalah tulang dan sendi, sedangkan ahli reumatologi, mengkhususkan diri dalam mendiagnosis dan mengobati radang sendi dan penyakit rematik lainnya. Seluruh prosedur ini dilakukan di ruang operasi.[1]
Secara umum rangkaian prosedur dari biopsi sinovial adalah sebagai berikut:[4]
- Dokter akan menyuntikkan anestesi umum, di mana pasien akan tidak sadar (tertidur) selama proses operasi berlangsung atau pada beberapa kasus, dokter akan memberikan anestesi regional pada pasien. Anestesi ini merupakan obat bius yang diberikan untuk memblokir rasa sakit pada sebagian anggota tubuh.
- Kemudian, dokter bedah akan membuat sayatan kecil di bagian tubuh yang dekat dengan sendi.
- Instrumen yang disebut trocar kemudian dimasukkan melalui sayatan yang sebelumnya telah dibuat ke dalam sendi.
- Selanjutnya, kamera kecil dengan cahaya di ujungnya (atroskop), digunakan untuk melihat bagian dalam sendi.
- Alat yang disebut grasper kemudian dimasukkan melalui trocar. Grasper digunakan untuk memotong sebagian kecil jaringan.
- Ketika jaringan yang dibutuhkan sudah didapatkan, dokter bedah akan mengangkat grasper. Trocar dan instrumen lainnya kemudian dilepas.
- Sayatan pada kulit kemudian ditutup dengan cara di jahit dan diberi cairan antiseptik.
- Sampel jaringan selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Pasien dapat pulang ke rumah pada hari yang sama ketika prosedur dilakukan. Proses pemulihan tergantung dari instrumen yang dipakai dokter, apakah dokter menggunakan jarum atau atroskop.
Pemulihan setelah biopsi dengan jarum umumnya lebih pendek daripada setelah biopsi dengan atroskop. Dokter akan merekomendasikan prosedur pada pasien sesuatu dengan riwayat kesehatan dan kebutuhannya.
Setelah melakukan prosedur, luka bekas operasi harus dipastikan bersih dan kering. Pasien dapat menjalani aktivitas sehari-hari seperti, pergi ke sekolah atau bekerja beberapa hari setelah prosedur dilaksanakan.
Risiko Biopsi Sinovial
Biopsi sinovial merupakan tindakan medis yang cenderung aman namun seperti prosedur medis lainnya, biopsi sinovial juga memiliki risiko dan potensi komplikasi.
Meskipun jarang dilaporkan, risiko secara umum akibat dari operasi biopsi sinovial yaitu:[1,4]
- Reaksi anestesi, seperti alergi dan kesulitan bernapas
- Pendarahan
- Penggumpalan darah
- Infeksi
Komplikasi dari biopsi sinovial meliputi:[1]
- Dokter tanpa sengaja memasuki sendi yang salah
- Pendarahan di dalam sendi
- Kerusakan pembuluh darah
- Kekakuan atau kerusakan sendi
- Kerusakan saraf
Komplikasi dari biopsi sinovial pada lutut cenderung rendah, sedangkan pada untuk pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan bahu memiliki potensi komplikasi yang sedikit lebih tinggi. Bagian tubuh yang berpontensi paling tinggi mengalami komplikasi yaitu siku dan pinggul.[5]
Pasien dapat mengikuti pembatasan aktivitas, diet dan gaya hidup yang direkomendasikan oleh dokter selama pemulihan untuk meminimalisir potensi komplikasi.[1]
Pasien juga wajib memberitahu dokter terkait pembengkakan, perdarahan, demam, peningkatan nyeri, atau luka bekas operasi memerah dan bengkak.[2]