Kantung empedu adalah organ kecil yang terletak di bawah hati. Tugasnya menampung enzim empedu yang dihasilkan oleh hati, kemudian melepaskannya ke usus kecil untuk membantu proses pencernaan makanan.
Kantung empedu adalah organ yang sensitif, sehingga menjaga pola makan yang padat gizi bisa membantu menjaga kesehatan organ yang penting ini. Beberapa jenis makanan bisa melindungi dan meningkatkan kesehatan kantung empedu, sementara makanan lainnya bisa menaikkan kemungkinan terjadinya masalah seperti peradangan bahkan terbentuknya batu empedu.
Batu empedu adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam kantung empedu. Ukurannya bisa beragam, mulai dari sebesar pasir hingga memenuhi ruang kantung empedu. Batu-batu ini paling sering terbentuk dari kolesterol (80%) sementara sisanya akibat kelebihan bilirubin.
Pola makan yang tinggi kandungan lemak dan kolesterol bisa menjadi faktor penyebab terbentuknya batu empedu. Bagi mereka yang sudah terlanjur mengalami masalah ini, gejala yang timbul biasanya termasuk: [1, 3, 4]
- Nyeri di bagian kanan atas perut, terutama setelah menyantap makanan berlemak
- Hilang selera makan
- Demam atau keringat dingin
- Mual
- Muntah
- Kulit dan bagian putih mata tampak kekuningan (jaundice)
- Urin berwarna seperti teh dan tinja tampak lebih pucat
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi penderita batu empedu untuk menekan timbulnya nyeri dan serangan, termasuk:
- Makanan rendah lemak
- Makanan yang tidak terlalu banyak diolah
- Protein yang berasal dari tumbuhan (tempe, tahu, kacang-kacangan)
- Sayur dan buah
- Gandum utuh
- Daging serta ikan dengan sedikit lemak
Sementara makanan yang sebaiknya dihindari atau dikurangi konsumsinya termasuk:
- Makanan berlemak
- Gorengan
- Makanan yang mengandung susu
- Makanan manis
- Telur
- Makanan asam
- Minuman bersoda
Penderita batu empedu masih boleh mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat bertepung, seperti roti, cereal, pasta, nasi, kentang, mie dan biskuit. Tetapi pilih yang terbuat dari gandum utuh atau mengandung serat tinggi.
Mi instan adalah karbohidrat bertepung, tetapi telah mengalami proses pengolahan dengan tambahan pengawet dan sebagainya. Selain itu, bumbu-bumbu dan minyak dari mi instan sebenarnya tidak disarankan untuk dikonsumi oleh penderita batu ginjal.
Tetapi, jika kondisi batu ginjal masih belum terlalu parah dan gejala-gejala yang timbul tidak terlalu berat atau bahkan asimtomatik, maka mi instan masih boleh dikonsumsi dengan catatan tidak terlalu sering, misalnya satu hingga dua kali sebulan saja. [2]
Selain itu, mi instan juga sebaiknya diberi tambahan tahu, sayur sawi dan tomat untuk menyeimbangkan gizi yang ada di dalamnya.