7 Cara Berhenti Vaping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Vape atau rokok elektrik kini umumnya digunakan sebagai pengganti rokok tembakau yang dianggap lebih ringan dan lebih aman.

Vaping merupakan sebuah kegiatan merokok menggunakan rokok elektrik yang walaupun tidak berkandungan karbon monoksida maupun tar bukan berarti sepenuhnya aman.

Vape tetap memiliki kandungan-kandungan berbahaya bagi tubuh, seperti diasetil, nikotin, logam berat, asetaldehida, formaldehida, propanal, dan akrolein yang sebenarnya terdapat pula di dalam rokok tembakau [4].

Fakta bahwa vaping tidak lebih baik daripada merokok biasa menjadi sebuah alasan kuat untuk berhenti dari aktivitas ini.

Berikut ini adalah sejumlah cara berhenti vaping yang dapat diterapkan supaya mampu menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

1. Menemukan Alasan Kuat

Sebelum memutuskan berhenti vaping, temukan alasan yang tepat dan benar-benar kuat untuk berhenti.

Alasan yang tepat dan kuat akan meningkatkan peluang keberhasilan untuk berhenti dari kebiasaan tidak sehat ini.

Banyak orang dengan kebiasaan vaping pada akhirnya memutuskan berhenti karena mengetahui bahwa vaping dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh, perubahan fungsi pada otak, hingga masalah paru atau pernapasan serius [1,2,3].

Hanya saja, seringkali alasan kesehatan justru tidak begitu kuat untuk berhenti merokok.

Jika demikian, alasan finansial (memilih menyimpan uang untuk membeli vape) serta melindungi orang terdekat maupun hewan peliharaan dari kandungan asap vape dapat dipertimbangkan.

2. Mengetahui Pemicu

Kenali diri dengan lebih baik sebelum memutuskan berhenti vaping, seperti misalnya memahami apa saja faktor yang dapat memicu ingin merokok.

Kesendirian, kebosanan, hingga stres kerap menjadi alasan banyak orang untuk merokok, termasuk vaping [5].

Ada pula beberapa orang yang mudah terpicu dengan melihat orang lain melakukan vaping.

Keinginan untuk vaping kembali juga dapat timbul dengan mudah sebagai gejala dari berhenti vaping.

Ini menjadi alasan penting untuk dipahami agar sukses berhenti vaping, yakni dengan mengenali setiap emosi, situasi maupun kondisi yang mampu memunculkan keinginan besar untuk vaping [5].

3. Menentukan Metode

Metode berhenti vaping terdiri dari 2, yaitu berhenti dalam sekali coba (cold turkey) atau mencoba berhenti secara bertahap (quit gradually) [5,6].

Menurut sebuah hasil studi tahun 2016 yang melibatkan 697 orang perokok tembakau yang berhenti merokok dengan metode cold turkey justru menunjukkan efektivitas tinggi [7].

Perokok-perokok tersebut dapat berpantang merokok selama 4 minggu dari setelah hari memutuskan berhenti merokok [7].

Bahkan menurut hasil observasi dan penelitian, banyak juga yang mampu melakukannya hingga 6 bulan [7].

Hal ini diperkuat dengan bukti dari sebuah review tahun 2019 yang menunjukkan bahwa orang-orang yang langsung berhenti dari merokok memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi daripada yang bertahap [8].

Meski demikian, tidak semua orang yang ingin berhenti vaping harus mencoba metode cold turkey.

Karena kembali lagi tergantung pada masing-masing orang; sebab ada pula yang berhasil dengan metode bertahap daripada berhenti sekaligus.

4. Menentukan Waktu

Jika sudah menemukan alasan yang sangat kuat untuk berhenti vaping, tentukan waktunya, kapan akan segera mulai berhenti [5].

Ada baiknya untuk menentukan tanggal dan bulan untuk berhenti agar dapat memantau proses berhenti dari vaping [5].

Berhenti vaping sama seperti ketika berhenti merokok biasa pada umumnya yang penuh dengan tekanan, maka sebaiknya tidak mulai berhenti vaping di saat sedang sangat stres [5].

Sebelum mulai berhenti vaping, pastikan untuk membuang vape yang digunakan maupun yang sedang disimpan, memberi tahu orang terdekat untuk meminta dukungan secara mental, serta memahami apa saja yang harus dilakukan untuk berjaga-jaga terhadap efek yang ditimbulkan dari berhenti vaping [5].

Siapkan juga alternatif vape, seperti tusuk gigi, permen, atau permen karet lalu gunakan untuk melawan keinginan untuk vape selama dalam proses berhenti [9].

Jika perlu, berkonsultasilah dengan terapis agar dapat menjalani masa-masa berhenti vaping lebih maksimal.

5. Mengantisipasi Efek Samping

Dalam beberapa hari atau bahkan 1-2 minggu setelah berhenti vaping, akan ada efek-efek yang akan dialami, seperti [10] :

  • Tubuh menjadi lebih mudah lelah
  • Perubahan suasana hati yang cukup cepat (mudah frustasi, gugup dan marah)
  • Sulit tidur
  • Mengalami kecemasan dan depresi
  • Peningkatan rasa lapar
  • Penurunan daya konsentrasi
  • Sakit kepala

Ketika merasakan tanda-tanda tersebut, maka beberapa hal yang perlu direncanakan sebagai solusi adalah bernapas dalam-dalam, bermain games (dari ponsel misalnya), mengambil waktu untuk berjalan-jalan sebentar, atau meditasi singkat.

Selama dalam proses berhenti merokok, alangkah baiknya juga jika tetap dapat menyeimbangkan asupan nutrisi.

Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik, yakni dengan mengonsumsi air putih secara cukup agar sejumlah efek samping tersebut dapat lebih teratasi.

6. Mengetahui Bahwa Melakukan Kesalahan Itu Wajar

Walaupun ada banyak orang yang sekali mencoba berhenti merokok dapat berhasil, hal ini tidak dapat menjadi jaminan dan patokan bahwa orang lain akan mengalami hal yang sama.

Menurut data American Cancer Society, dari orang-orang yang mencoba berhenti merokok, hanya sekitar 4-7% yang benar-benar sukses tanpa adanya penanganan medis [11].

Maka sebenarnya, melakukan kesalahan dan menjadi lengah di tengah-tengah proses berhenti vaping itu sangat normal.

Jika support system tidak cukup, bahkan tanpa bantuan terapi pengganti nikotin, maka ada kemungkinan akan lebih mudah kembali melakukan vaping lagi.

Namun ketika saat itu terjadi, hindari menyalahkan diri sendiri dan persiapkan diri apabila ingin mencobanya lagi secara perlahan.

7. Mendapatkan Bantuan Medis

Jika merasa menjalani proses berhenti vaping sendiri lebih berat, maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli medis, terutama ketika memutuskan untuk memperoleh terapi pengganti nikotin [12].

Terapi ini dapat ditempuh secara aman dengan dosis anjuran dokter. Beberapa obat seperti varenicline dan bupropion pun sebaiknya digunakan sesuai dengan resep dokter [12].

Tidak mudah untuk menerapkan cara berhenti vaping, oleh sebab itu dibutuhkan niat dan motivasi dari diri sendiri yang diikuti dengan dukungan emosional yang sangat besar dari sekitar.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment