Keputihan merupakan kombinasi dari cairan, sel-sel, mikroorganisme yang menjaga dan melubrikasi vagina. Kombinasi ini diproduksi secara berkala oleh sel-sel dan cervix di dalam vagina dan dikeluarkan melalui vagina, terutama mendekati periode siklus menstruasi[1].
Keputihan merupakan sebuah reaksi alamiah tubuh wanita, tetapi pada beberapa kasus seperti penyakit hingga terapi obat, bisa menyebabkan keputihan abnormal. Berikut beberapa penyebab keputihan abnormal yang wajib diwaspadai yaitu [1],
- Pemakaian produk pembersih organ kewanitaan
- Konsumsi antibiotik dan obat-obatan tertentu
- Kehamilan
- Penyakit kronis semisal diabetes
- Penggunaan alat kontrasepsi semisal pil dan IUD
Daftar isi
Mengapa Intra Uterine Device(IUD) bisa menyebabkan keputihan?
Beberapa wanita yang menggunakan KB IUD mengeluhkan tentang keputihan berwarna cokelat sejak awal penggunaan. Sementara alat kontrasepsi yang disinyalir aman dan efektif ini merupakan salah satu alat kontrasepsi non hormonal yang paling populer di kalangan wanita untuk mengontrol kehamilan jangka panjang. Meski begitu, tak dapat ditampik IUD sendiri memiliki berbagai efek samping mengganggu yang pernah dilaporkan di antaranya [2].
- Perubahan siklus menstruasi pada masa 3-6 bulan awal pemakaian. Pada masa ini biasanya diikuti keluarnya bercak cokelat atau perdarahan ringan yang seiring berjalan waktu akan hilang dan bukan termasuk gejala yang berbahaya.
- Infeksi vagina yang disebabkan masuknya IUD dan pada akhirnya menyebabkan keputihan berwarna cokelat yang keluar tidak teratur khususnya sehabis berhubungan seksual atau pemeriksaan ginekologi. Infeksi yang disebabkan IUD ini juga bisa memicu keluarnya cairan serviks seperti nanah disertai nyeri ringan yang bisa diatasi dengan mengeluarkan perangkat IUD dari dalam rahim.
- Keputihan ringan berwarna cokelat yang umumnya terjadi pada masa-masa awal penggunaan kira-kira sekitar beberapa minggu, dikarenakan reaksi awal dari lapisan endometrium. Jika keadaan memburuk dan keputihan bertambah berat yang disertai nyeri panggul dan demam, maka sudah saatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
- Nyeri atau kram perut ringan yang terjadi pada waktu 24 hingga 48 jam sejak pemasangan. Jika nyeri dan kram perutnya sangat mengganggu maka terapi antinyeri seperti parasetamol atau ibuprofen bisa diambil.
- Keputihan berwarna cokelat yang bisa saja terjadi hingga masa 6 bulan sejak pemasangan IUD.
Beberapa penelitian yang mencari tahu penyebab keputihan cokelat setelah pemasangan IUD bisa diakibatkan dua hal yaitu,
- Infeksi pada vagina
- Gangguan hormon jika IUD mengandung hormon
Cara mengatasi keputihan akibat KB IUD secara alami
Keputihan yang diakibatkan pemakaian IUD meski ringan tetapi bisa jadi mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keputihan ini secara alami antara lain [3],
1. Gunakan panty liner
Cara ini merupakan cara paling sederhana untuk mengatasi keputihan berlebih yang diakibatkan pemasangan IUD. Meski tidak langsung mengatasi sumber permasalahan tetapi setidaknya dengan menggunakan panty liner yang akan menyerap keputihan tanpa membuat area vagina jadi lembap bisa mengurangi efek ketidaknyamanan dari keputihan berlebih ini.
2. Gunakan celana dalam berbahan katun yang nyaman
Meski keputihan akibat KB IUD dinyatakan berhubungan dengan infeksi vagina yang sangat mungkin terjadi, penggunaan celana dalam yang sempit dan berbahan tidak nyaman bisa memperburuk atau meningkatkan produksi keputihan berlebih. Oleh karena itu penggunaan celana dalam berbahan katun yang nyaman sangat dianjurkan agar vagina lebih leluasa bernapas.
3. Berkemih usai berhubungan intim
Beberapa wanita mengeluhkan keputihan mereka bertambah parah setelah berhubungan intim. Oleh karena itu sangat disarankan agar keputihan bisa diatasi dan tidak bertambah buruk, biasakan buang air kecil atau berkemih sesaat setelah melakukan hubungan intim. Hal ini dimaksudkan agar bisa membersihkan bakteri-bakteri yang mungkin saja berada di sekitar vagina setelah berhubungan.
4. Tea tree oil
Salah satu ramuan alami yang bisa digunakan untuk mengatasi keputihan akibat KB IUD adalah tea tree oil. Menurut informasi yang dipublikasikan dalam Clinical Microbiology Reviews, tea tree oil mengandung sebuah senyawa kimia bernama terpinen-4-ol yang merupakan agen antiikroba poten untuk melawan kuman penyebab infeksi bakteri. Selain itu, tea tree oil juga berguna untuk meredakan gatal dan menurunkan peradangan.
Penggunaan tea tree oil untuk keputihan bisa dilakukan dengan meneteskan beberapa tetes tea tree oil ke dalam semangkuk air hangat lalu gunakan cairan tersebut untuk membasuh vagina secara rutin [4].
Cara mengatasi keputihan akibat KB IUD dengan terapi obat-obatan
Ketika keputihan akibat KB IUD terus berlanjut dan berbagai cara alami yang telah disebutkan di atas tak membuahkan hasil, sudah saatnya berkonsultasi ke tenaga kesehatan dann dapatkan pengobatan medis. Terapi obat lebih ditujukan untuk mengatasi sumber permasalahan dari keputihan yang terjadi akibat KB IUD ini yaitu infeksi bakteri pada vagina. Berikut ini beberapa obat yang umumnya dokter resepkan untuk mengatasi keputihan yang tentu saja tidak bisa dibeli secara bebas antara lain,
5. Metronidazole
Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan di American Family Phisician, infeksi bakteri menjadi salah satu penyebab paling umum keluhan keputihan pada sebagian besar wanita. Semua wanita yang mengeluhkan keputihan berlebih harus diberikan terapi yang sesuai, termasuk wanita hamil sekalipun[5].
Pilihan terapi metronidazole oral selama 7 hari disarankan untuk mengatasi keputihan akibat infeksi bakteri ini dengan dosis 3 kali sehari 500 gram sekali minum dan tentu saja, layaknya obat antibiotik lainnya, metronidazole sangat dianjurkan untuk diminum sampai habis [5].
6. Clindamycin
Medlineplus.gov menyatakan bahwa clindamycin merupakan salah satu terapi obat untuk mengatasi infeksi bakteri pada vagina. Antibiotik yang masuk ke dalam golongan lincomysin ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri jahat pada infeksi yang ditimbulkan dan tidak bisa digunakan untuk mengatasi infeksi akibat jamur.
Clindamysin yang biasanya diresepkan untuk mengatasi infeksi ini yaitu suppositoria dan krim yang diaplikasikan ke bagian dalam vagina. Untuk suppositoria sendiri diberikan sehari sekali, dianjurkan pemakaian pada malam hari sebelum tidur selama kurang lebih 3 hari berturut-turut. Sedangkan untuk krim clindamysin, disarankan pemakaian sehari sekali menjelang tidur malam selama 3 atau 7 hari berturut-turut [6].