Dermatitis Herpetiformis: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info
Dermatitis herpetiformis
Dermatitis Herpetiformis. [3]

Apa Itu Dermatitis Herpetiformis?

Dermatitis herpetiformis, atau yang dikenal dengan penyakit Duhring, adalah sebuah penyakit kronis jangka panjang yang menyebabkan bintik-bintik/benjolan gatal dan melepuh. Ruam dan gatal sering terjadi pada siku, lutut, kulit kepala, punggung, dan bokong. [1,2]

Kondisi dermatitis herpetiformis sering mengindikasi adanya penyakit intoleransi gluten, dimana dapat berhubungan dengan penyakit lain yang lebih serius, termasuk penyakit celiac. Bahkan, dermatitis herpetiformis sering dikatakan sebagai manifestasi kulit dari penyakit celiac. [1,2]

National Organization for Rare Disorders (NORD) mengatakan bahwa dermatitis herpetiformis merupakan penyakit langka. Kondisi ini menyerang orang yang berusia 30-40 tahun dan jarang menyerang anak-anak. Pria memiliki risiko sedikit lebih tinggi daripada wanita. [3]

Gejala Dermatitis Herpetiformis

Gejala dari penyakit dermatitis herpetiformis sangat bervariasi antar individu, sehingga tidak semua orang mengalami semua gejala yang anda. Umumnya, penyakit ini menyerang 3 area tubuh yaitu kulit, saluran pencernaan, dan mulut. [3]

  • Kulit

Efek utama dari penyakit dermatitis herpetiformis terjadi pada kulit, dengan gejala seperti luka lepuh yang gatal dan kemunculan klaster-klaster lesi. Area yang seing terkena dermatitis herpetiformis adalah siku, lutut, bokong, dan kulit kepala. Kondisi ini juga dapat terjadi pada wajah dan selangkangan. [3]

  • Saluran Pencernaan

Inflamasi lambung dan kerusakan pada usus kecil merupakan reaksi yang sering terjadi pada setiap orang yang sensitif terhadap gluten.

Reaksi ini umumnya terbentuk dalam beberapa hari setelah seseorang mengonsumsi gluten. Gejala pencernaan yang sering ditemukan antara lain kembung (perut begah), kram, nyeri, diare, atau konstipasi. [3]

  • Mulut

Beberapa orang mengalami gangguan pada enamel gigi, contohnya cekungan horizontal dan perubahan warna. Walaupun jarang terjadi, dermatitis herpetiformis dapat menyebabkan ulserasi mulut dan sariawan. [3]

Penyebab Dermatitis Herpetiformis

Dari namanya, banyak orang berpikir bahwa ruam ini disebabkan oleh virus herpes tertentu. Namun faktanya, dermatitis herpetiformis tidak ada hubungannya dengan herpes. Dermatitis herpetiformis terjadi pada penderita penyakit celiac.

Penyakit celiac (atau yang dikenal dengan nama celiac sprue, intoleransi gluten, atau enteropati sensitif gluten) merupakan sebuah penyakit autoimun yang ditandai dengan intoleransi tubuh terhadap gluten. Gluten adalah sebuah protein yang ditemukan dalam gandum, rye, dan barley. [2]

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 15 hingga 25 persen penderita penyakit celiac mengalami dermatitis herpetiformis. Penyakit celiac dapat menyebabkan nyeri abdominal yang intens, konstipasi, mual, dan muntah. Penderita dermatitis herpetiformis dapat mengalami kerusakan usus saat mereka mengonsumsi makanan yang tinggi gluten, menurut The National Foundation for Celiac Awareness. [2]

Kerusakan usus dan ruam kulit merupakan reaksi alergi dari protein gluten dengan antibodi spesial yang disebut imunoglobulin A (IgA). Tubuh anda membuat antibody IgA untuk melawan protein gluten. Saat IgA melawan gluten, kerusakan akan terjadi pada bagian usus yang seharusnya berfungsi untuk menyerap vitamin dan nutrien. Sensitivitas terhadap gluten umumnya terjadi secara turun temurun di keluarga. [2]

Struktur kemerahan pada kulit terbentuk saat IgA menempal pada gluten, masuk ke dalam pemuluh darah, dan menyumbat pembuluh darah di kulit. Sel darah putih akan tertarik ke sumbatan ini dan melepaskan senyawa komplimen yang menyebabkan rasa gatal dan lepuh. [2]

Penderita dermatitis herpetiformis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit berikut [1] :

Diagnosis Dermatitis Herpetiformis

Diagnosis terbaik dari penyakit dermatitis herpetiformis adalah biopsi kulit. Dokter akan mengambil sedikit sampel kulit dan memeriksanya dibawah mikroskop. Terkadang, uji immunofluorescence langsung dapat dilakukan, dimana kulit sekitar ruam akan diwarnai dengan pewarna yang dapat menunjukan penumpukan IgA. [2]

Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa antibodi tersebut di dalam darah. Biopsi usus juga dapat dilakukan untuk mengonfirmasi kondisi kerusakan yang terjadi akibat penyakit celiac. [2]

Jika diagnosis masih belum yakin, atau masih ada diagnosis lain yang memungkinkan, dokter dapat melakukan beberapa tes lain. Tes patch merupakan salah satu cara untuk mendiagnosis dermatitis kontak, dimana memiliki kesamaan gejala dengan dermatitis herpetiformis. [2]

Beberapa penyakit lain yang juga memiliki gejala serupa dengan dermatitis herpetiformis adalah [3] :

  • Eksim, atau dermatitis atopik, yang terjadi akibat inflamasi atau iritasi pada kulit.
  • Skabies, yang terjadi akibat infestasi tungau.
  • Penyakit IgA linear, sebuah penyakit autoimun langka.

Pengobatan Dermatitis Herpetiformis

Dermatitis herpetiformis dapat ditangani dengan antibiotik khusus yang disebut dapsone. Dapsone adalah obat yang ampuh dengan efek samping yang serius. Dosis obat ini perlu diturunkan secara bertahap dalam waktu beberapa bulan sebelum obat efektif dengan sepenuhnya. [2]

Kebanyakan penderita dermatitis herpetiformis dapat sembuh dengan dapsone, namun dengan beberapa efek samping, termasuk [2] :

  • Gangguan hati
  • Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya matahari
  • Anemia
  • Kelemahan otot
  • Neuropati perifer

Obat dapsone juga memiliki interaksi negatif dengan beberapa obat lainnya, termasuk potassium aminobenzoate, clofazimine, atau trimethoprim. [2]

Obat lain yang dapat digunakan untuk dermatitis herpetiformis adalah tetracycline, sulfapyridine, dan beberapa obat imunosupresan. Obat-obatan ini tidak lebih efektif daripada dapsone dengfan efek samping yang lebih ringan. [2]

Penderita dermatitis herpetiformis perlu melanjutkan pengobatan selama beberapa bulan hingga tahun. Setelah itu, dermatitis herpetiformis pun masih dapat kambuh kembali. Kambuhnya penyakit ini terjadi saat seseorang tidak mengalami gejala dalam waktu lebih dari 2 tahun sembari tidak menggunakan obat atau pola diet tertentu. [3]

Tindakan pengobatan yang paling efektif dan bebas efek samping adalah pembatasan asupan gluten. Hal ini berarti anda perlu menghindari semua makanan, minuman, dan obat yang mengandung [2] :

  • Gandum
  • Rye
  • Barley
  • Oat

Walaupun tipe diet ini sulit sekali untuk dilakukan, akan ada manfaat yang berarti terhadap penyakit dermatitis herpetiformis dan penyakit celiac anda. Penurunan gluten dari segi manapun dapat membantu mengurangi jumlah obat yang anda perlu minum. [2]

Pencegahan Dermatitis Herpetiformis

Tidak ada obat dan tindakan yang dapat mencegah penyakit dermatitis herpetiformis. Jika anda tidak memiliki penyakit celiac, maka anda tidak perlu menghindari makanan apapun untuk mencegah penyakit dermatitis herpetiformis. Namun, jika anda penderita penyakit celiac, anda harus menghindari semua makanan yang mengandung gluten. [1]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment