Clofazimine: Manfaat – Dosis dan Efek Sampingnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Clofazimine adalah obat yang digunakan untuk mengobati kusta. Obat ini dapat memperlambat pertumbuhan dan membunuh Mycobacterium leprae, bakteri penyebab kusta. [1, 2, 3, 4]

Clofazimine dikombinasikan penggunaannya dengan antimikobakteri lain, seperti rifampisin dan dapson untuk pengobatan berbagai jenis kusta. [2, 5]

Apa Itu Clofazimine?

Berikut ini merupakan keterangan dari clofazimine yang akan dijelaskan mulai dari indikasi hingga peringatannya: [1]

IndikasiObat untuk kusta
KategoriObat Resep
KonsumsiDewasa dan anak-anak
KelasAntileprotik
Bentuk  Kapsul
Kontraindikasi→ Hipersensitivitas.
→ Laktasi.
PeringatanPasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan clofazimine:
→ Pasien yang alergi terhadap clofazimine.
→ Pasien dengan gangguan saluran pencernaan.
→ Anak-anak, ibu hamil dan menyusui.
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui  Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui PO/Diminum
Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.  
Tinjauan umum
Clofazimine adalah obat untuk mengobati kusta pada anak-anak dan orang dewasa yang dijual dalam bentuk kapsul.

Manfaat Clofazimine

Kusta merupakan bentuk penyakit yang parah dan menular, memiliki benjolan dan ruam kulit yang meluas (kusta multibasiler), mati rasa, dan kelemahan otot, serta dapat juga menyerang organ tubuh (misalnya hidung, ginjal, alat reproduksi pria). [4]

Clofazimine adalah obat yang digunakan untuk mengobati kusta, termasuk:[2]

  • Kusta multibasiler (kusta yang ditandai bercak kemerahan dan disertai penebalan pada kulit).
  • Kusta dengan komplikasi reaksi eritema nodosum leprosum (ENL) (komplikasi kusta yang serius, yang menyebabkan peradangan pada kulit, saraf dan organ lain).
  • Kusta lepromatosa resisten dapson.

Clofazimine adalah pewarna phenazine dengan aktivitas antimikobakteri dan anti-inflamasi. [2]

Clofazimine digunakan bersama dengan anti infeksi lain yang aktif melawan Mycobacterium leprae. Misalnya, pengobatan kusta multibasiler dikombinasikan dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. [2]

Selain kusta, clofazimine juga telah digunakan dalam rejimen berbagai obat untuk pengobatan infeksi paru Mycobacterium avium complex (MAC), Tuberkulosis resisten multidrug (MDRTB), radang kulit atau pustular dermatosis, tetapi semua ini belum dapat dipastikan keamanan dan kemanjurannya. [2]

WHO tidak menganjurkan penggunaan clofazimine untuk pengobatan penyakit apa pun selain kusta karena penggunaan sembarangan dapat mendorong munculnya strain M. leprae yang resisten. [2]

Dosis Clofazimine

Pemberian dosis clofazimine dibagi ke dalam 2 bagian utama yaitu  untuk orang dewasa dan untuk anak-anak: [1]

Dosis Clofazimine Dewasa

Oral/Diminum:
⇔ Kusta multibasiler
→ 300 mg clofazimine dengan 600 mg rifampicin, keduanya diberikan sebulan sekali bersamaan dengan dosis harian 50 mg clofazimine dan 100 mg dapson selama 12 bulan.
Oral/Diminum:
 Erythema nodosum leprosum (Tipe 2)
→ Dosis dan durasi pengobatan tergantung pada tingkat keparahan.
→ 100-200 mg setiap hari sampai 3 bulan. 
→ Dosis Harian Maksimum: 200 mg sehari. 
→ Kurangi dosis secara bertahap menjadi 100 mg setiap hari segera setelah episode reaktif terkontrol. Secara umum, lanjutkan dengan pengobatan anti lepra dasar.
Oral/Diminum:
⇔ Kusta resisten dapson
→ 100 mg sehari dengan 1 atau lebih obat anti lepra lain selama 3 tahun, lalu lanjutkan sebagai monoterapi 100 mg setiap hari.

Dosis Clofazimine Anak

Oral / Diminum:
⇔ Kusta multibasiler pada anak usia 10-14 tahun
→ 150 mg clofazimine dengan 450 mg rifampicin dan 50 mg dapson sebulan sekali, diminum dengan 50 mg dapson sehari dan 50 mg clofazimine dua hari sekali. 
→ Pengobatan diberikan selama 12 bulan.

Efek Samping Clofazimine

Sama seperti obat – obatan lainnya, clofazimine juga dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Namun, dengan pemberian dosis yang tepat Anda akan terhindar dari efek samping yang serius .

Efek samping Clofazimine dapat meliputi: [2]

  • Perubahan warna pada kulit, mata, urine, feses, dahak, keringat, air mata.
  • Nyeri perut dan epigastrium.
  • Diare.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Intoleransi gastrointestinal.
  • Iritasi mata, gatal, kering, dan rasa terbakar.

Info Efek Clofazimine Tenaga Medis: [2]

  • Gastrointestinal
    • Efek samping gastrointestinal diantaranya adalah enteropati Clofazimine.
    • Umum (40% sampai 50%): Nyeri perut dan epigastrik, diare, mual, muntah, dan intoleransisaluran pencernaan.
    • Langka (kurang dari 1%): Perdarahan saluran pencernaanobstruksi usus, anoreksiakonstipasi, penurunan berat badan, dan enteritis eosinofilik.
    • Enteropati Clofazimine dapat dimanifestasikan sebagai sakit perut kolik, mual, muntah, diare, dan penurunan berat badan. Dalam beberapa kasus, efek samping ini telah menyebabkan laparotomi eksplorasi. Kondisi ini pada beberapa pasien dengan nyeri perut parah terkait Clofazimine sering menunjukkan hiperpigmentasi viseral difus, limfadenopati, mukosa eosinofilik dan infiltrasi submukosa. 
  • Dermatologis
    • Efek samping dermatologis telah sering dilaporkan.
    • Efek yang telah dilaporkan pada 75% hingga 100% pasien dalam beberapa minggu pengobatan: Pigmentasi dari merah muda menjadi hitam kecoklatan.
    • Efek yang telah dilaporkan pada 8% sampai 28% pasien: Ichthyosis (kelainan kulit yang ditandai dengan kering, bersisik, atau kulit menebal) dan kulit kering.
    • Efek yang telah dilaporkan pada 1% sampai 5% pasien: Ruam dan pruritus (gatal).
    • Efek yang telah dilaporkan pada kurang dari 1% pasien: Eritroderma, erupsi akneiformis, cheilosis monilial telah dilaporkan pada pasien.
    • Fototoksisitas dan eritroderma jarang dilaporkan. Melanosis juga telah diamati sembuh lebih lambat setelah obat dihentikan. Ruam coklat kemerahan dapat menjadi umum, tetapi biasanya hanya terkait lesi lepromatosa pada pasien dengan kusta. Perubahan warna ini dapat pulih setelah obat dihentikan, dapat terlihat hingga 5 tahun, dan mungkin juga mempengaruhi air mata, air liur, feses, dan dahak.
  • Mata
    • Kasus langka retinopati “bull’s eye” karena kelainan pigmen makula annular telah dilaporkan, tetapi mungkin terkait dengan retinitis CMV pada beberapa pasien karena mereka juga menderita AIDS dan infeksi CMV dalam beberapa kasus.
    • Efek samping mata ialah pigmentasi kornea dan konjungtiva dan penurunan ketajaman visual. Lebih dari 1% pasien telah dilaporkan mengalami penglihatan berkurang dan mata kering, rasa terbakar, gatal, dan iritasi. Kelainan pigmen makula juga telah dilaporkan.
  • Metabolik
    • Efek samping yang telah dilaporkan: Peningkatan yang signifikan dalam glukosa serum puasa dan hipokalemia (kekurangan kalium).
  • Hipersensitivitas
    • Efek samping hipersensitivitas yang jarang: dermatitis eksfoliatif.
  • Kardiovaskular
    • Efek samping yang telah dilaporkan: tromboemboli (gumpalan darah di pembuluh darah).
  • Genitourinari (saluran kemih)
    • Efek samping yang telah dilaporkan pada kurang dari 1% pasien: sistitis (peradangan kandung kemih).
  • Muskuloskeletal
    • Efek samping yang telah dilaporkan pada kurang dari 1% pasien: nyeri tulang.
  • Sistem saraf
    • Efek samping yang telah dilaporkan pada kurang dari 1% pasien: sistem saraf termasuk pusing , mengantuk, kelelahan, sakit kepala, pusing, neuralgia (nyeri karena iritasi pada sistem saraf), gangguan rasa, dan nyeri vaskular.
  • Psikiatrik
    • Efek samping yang telah dilaporkan: Kejiwaan termasuk depresi akibat perubahan warna kulit.
    • Setidaknya dua kasus bunuh diri juga telah dilaporkan.
  • Hematologi
    • Efek samping yang telah dilaporkan pada lebih dari 1% pasien: Peningkatan laju sedimentasi eritrosit (ESR).
    • Kurang dari 1% pasien: Eosinofilia (tingginya jumlah sel darah putih), infark lien, anemia (kurang darah), dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).
  • Hati
    • Efek samping yang telah dilaporkan pada kurang dari 1% pasien: Hepatitis (peradangan hati), ikterus (kulit berwarna kuning), pembesaran hati, peningkatan AST (SGOT), dan peningkatan bilirubin total.
  • Lain
    • Efek samping yang telah dilaporkan pada kurang dari 1% pasien: Peningkatan albumin, demam, dan edema.

Detail Clofazimine

Untuk memahami lebih detil mengenai clofazimine, seperti overdosis, penyimpanan, cara kerja clofazimine, interaksi dengan obat lain serta dengan makanan berikut datanya. [1]

Penyimpanan→ Simpan pada suhu di bawah 30 °C.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Cara Kerja  Deskripsi: Clofazamine adalah obat yang dapat menghambat pertumbuhan mikobakteri dengan mengikat DNA mikobakteri secara istimewa. Obat ini juga memiliki beberapa aktivitas anti-inflamasi.

⇔ Farmakokinetik:
Absorpsi
: Sekitar 45-70% dosis diserap dari saluran pencernaan (oral), peningkatan penyerapan saat dikonsumsi sebagai formulasi mikrokristalin atau setelah makan.
Distribusi: Lipofilik; jaringan tubuh, sel retikuloendotelial, organ dan jaringan tubuh; melintasi plasenta dan memasuki ASI.
Ekskresi: Melalui feses (tidak berubah), melalui urin (1% sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah), kelenjar sebaceous dan keringat.
Interaksi Dengan Makanan  → Makanan dapat meningkatkan laju dan tingkat penyerapan. Jika diberikan dengan makanan yang mengandung lemak dan protein, AUC meningkat 60% dan konsentrasi serum puncak meningkat 30%.
Overdosis⇔ Dalam kasus overdosis akut, kosongkan perut dengan menginduksi emesis atau lavage lambung, dan mulai pengobatan suportif dan simptomatik.

Pertanyaan Seputar Clofazimine

Bagaimana cara menyimpan obat clofazimine?

Simpanlah clofazimine pada suhu ruangan atau di bawah 30 ° C. Simpan semua obat di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. [1, 2]

Bagaimana cara membuang clofazimine yang benar?

Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluwarsa dengan benar. Jangan membuangnya di toilet atau saluran pembuangan kecuali dokter meminta Anda melakukannya. Tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda jika Anda memiliki pertanyaan tentang cara terbaik untuk membuang obat. [1, 2]

Apa yang harus Anda lakukan jika terjadi overdosis?

Jika Anda merasa telah terjadi overdosis, segeralah hubungi dokter Anda untuk mendapatkan perawatan medis. Bersiaplah untuk memberi tahu atau menunjukkan kepada dokter apa yang anda konsumsi, seberapa banyak, dan kapan itu terjadi. [2]

Apa yang harus Anda lakukan jika melewatkan satu dosis?

Segeralah ambil dosis yang terlewat begitu Anda ingat
Jika mendekati waktu untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan kembali ke jadwal dosis seperti biasa. [2]

Contoh Obat Clofazimine (Merek Dagang) di Pasaran

Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung clofazimine: [2]

Brand Merek Dagang
Lamprene
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment