Cucumis melo atau melon merupakan buah dalam suku Cucurbitaceae. Melon merupakan sumber energi yang rendah lemak dan kolesterol. Kandungan nutrisi yang terdapat pada melon yaitu vitamin C, vitamin A, kalsium, besi, folat, vitamin B6, kalium, vitamin K, dan magnesium. Dalam satu cangkir melon mengandung 31 kalori, 15 mg natrium, 8 gr karbohidrat, 1 gr serat, dan 7 gr gula[1].
Kandungan vitamin C, serat dan nutrisi lainnya yang tinggi memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Mengkonsumsi melon dapat memperkuat tulang, mencegah dehidrasi, menurunkan resiko stroke, menjaga kesehatan mata, dan meningkatkan kesehatan kulit[1][2].
Melon menawarkan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Mengkonsumsinya dalam kadar normal akan memberikan banyak manfaat. Akan tetapi, jika dikonsumsi dengan kadar berlebih justru malah berpotensi menjadi boomerang bagi seseorang. Berikut ini beberapa efek samping kebanyakan makan melon yang mungkin terjadi.
Daftar isi
1. Diabetes
Melon memiliki indeks glikemik yang tinggi. Indeks glikemik yang tinggi dapat menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh meningkat. Untuk itu tidak disarankan terlalu banyak makan melon, terutama bagi penderita diabetes[1].
2. Alergi
Pada umumnya alergi pada melon jarang terjadi. Akan tetapi hal ini mungkin saja terjadi pada seseorang. Peristiwa ini disebut Orall Allergy Syndrome (OAS). Hal ini terjadi ketika tubuh mendeteksi melon sebagai serbuk sari pohon atau rumput-rumputan tertentu penyebab alergi[2].
Peristiwa ini dapat di ketahui dari gejala-gejala berupa sensasi gatal atau terbakar pada mulut, bibir bengkak atau mati rasa, tenggorokan gatal, hidung tersumbat atau berair. Gejala ini biasanya akan langsung muncul setelah memakan melon. Biasanya membutuhkan waktu satu jam untuk sembuh[2].
3. Gangguan pada Saluran Gastro Intestinal
Berdasarkan ilmu pengobatan tua Ayurveda, mengkombinasikan makan tertentu dalam mengkonsumsinya justru dapat mengganggu fungsi normal api lambung dan keseimbangan dosha (pasangan energi) dalam tubuh. Pada buku Ayuverdic Home Remedies yang ditulis oleh Dr. Vasant Lad menyarankan agar melon dimakan tanpa bersamaan atau dikombinasikan dengan bahan lainnya atau tidak sama sekali[3].
4. Gangguan Metabolisme
Proses pencernaan seseorang akan bekerja lebih lambat pada malam hari. Sehingga, semakin malam ia akan semakin sulit untuk membakar gula secara efektif. Dengan kandungan gula yang tinggi pada melon, maka sebaiknya setiap orang menghindari makanan manis dan asam terutama saat malam hari[3].
5. Kehilangan Makronutrien Esensial
Tubuh kita membutuhkan berbagai nutrisi baik itu vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, dan lain sebagainya. Orang yang berfikir bahwa kesehariannya cukup hanya dengan mengkonsumsi melon secara terus menerus, maka akan beresiko kehilangan makronutrien esensial lainnya. Tubuh kita membutuhkan semua nutrisi dengan kadar tertentu agar setiap sistem yang terjadi pada tubuh tetap dapat berjalan dengan baik[3].
6. Diare
Kandungan air dan serat yang tinggi pada melon akan memicu terjadinya diare ketika dikonsumsi secara berlebih. Selain itu, melon mengandung sorbitol yang merupakan senyawa gula. Ketika ia dikonsumsi berlebih, maka akan memicu masalah buang air besar dan gas[3].
7. Hiperkalemia
Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalium dengan kadar yang tepat akan membantu seseorang untuk menjaga kesehatan seseorang. Pada batasan normal memang kalium dibutuhkan tubuh untuk mentralisir natrium berlebih pada tubuh dan membantu merilekskan dinding pembuluh darah. Akan tetapi jika mengkonsumsi makanan dengan kadar kalium yang terlalu banyak juga tidak baik bagi kesehatan. Melon merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan kalium cukup tinggi[4].
Kandungan kalium yang tinggi pada tubuh bisa berakibat fatal. Selain hiperkalemia ia juga bisa menyebabkan serangan jantung ataupun kematian. Sayangnya, kebanyakan orang tidak memahami gejala yang ditimbulkan saat kondisi tubuh mengalami kelebihan kalium lalu kesehatan jantungnya memburuk[5].
Pada umumnya, orang yang memiliki kelebihan kadar kalium dalam tubuh akan merasa lelah, sakit perut, mual, kram, sulit bernafas, ritme detak jantung tidak beraturan, dan nyeri pada dada. Ritme detak jantung yang tidak beraturan ini jika berlangsung dalam jangka waktu panjang maka akan berpotensi menjadi serangan jantung [5] .
Jika Anda merasa sesak napas, berkeringat dingin, pusing tiba-tiba, sakit perut, mual, dan sakit di dada atau lengan, maka sebaiknya segera periksakan. Karena itu adalah gejala serangan jantung, yang mana bisa jadi disebabkan oleh konsumsi kalium yang terlalu tinggi[5].
8. Permasalahan pada Otot dan Saraf
Setiap orang membutuhkan kalium untuk menjaga kesehatan otot agar tetap berada pada kondisi lentur dan mampu berkontraksi sesuai kebutuhannya. Kandungan kalium yang tinggi pada melon dapat memberikan dampak negative jika dikonsumsi berlebih. Kadar kalium yang tinggi dengan jumlah melimpah itu bisa saja mengendap dalam tubuh. Endapan-endapan itu bisa saja menyebabkan permasalahan pada saraf dan otot seseorang[4].
Takaran Aman Konsumsi
Melon merupakan buah yang kaya akan vitamin C. Meskipun mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup besar tidak memiliki dampak fatal, tapi ia akan tetap memberikan efek tidak nyaman bagi tubuuh. Untuk itu, bagi orang dewasa disarankan untuk mengkonsumsi vitamin C minimal 90 miligram (mg) dan maksimal 2.000 mg/hari[6].
Kandungan kalium yang tinggi pada melon dapat dijadikan salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Jumlah kebutuhan kalium harian sseseorang disarankan sebanyak 4.700 miligram (mg). Namun takaran tersebut tidak berlaku bagi penderita penyakit ginjal. Bagi yang memiliki sakit ginjal maka kunsumsi harian harus di bawah 4.700 mg/hari[4].