Kenali 7 Gejala Penyakit Batu Empedu

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Batu empedu adalah batu-batu kecil yang terbentuk di kantong empedu [1]. Batu-batu ini merupakan endapan yang mengeras dari cairan pencernaan empedu. Ukurannya cukup bervariasi, mulai dari yang sekecil pasir hingga yang sebesar bola golf. Pengendapan tersebut bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan komponen kimia empedu. [2]

Kantong empedu adalah organ seperti kantong kecil yang berada di bawah organ hati [1]. Ia bertugas menyimpan dan mengumpulkan empedu yang nantinya akan dilepaskan ke usus kecil [1, 3].

Sedangkan empedu adalah cairan berwarna kuning kehijauan yang diproduksi dan disekresikan oleh hati, berisi garam empedu, fosfolipid, kolesterol, bilirubin terkonjugasi, elektrolit, dan air [4, 5]. Salah satu tugas empedu adalah membantu mencerna lemak melalui proses emulsifikasi lemak [5].

Batu empedu seringkali hadir tanpa gejala, disebut sebagai batu empedu asimtomatik [1, 3]. Hal itu menyebabkan sejumlah orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini. Pada sejumlah pasien dengan kondisi tanpa gejala, komplikasi akan berkembang 1%-2% per tahun [3].

Batu empedu dapat menimbulkan komplikasi lainnya, seperti: inflamasi kantong empedu, kolangitis, koledokolitiasis, pankreatitis batu empedu [1].

Gejala Penyakit Batu Empedu

  • Sakit Perut (Kolik Bilier)

Kolik bilier terjadi ketika batu empedu terjebak di sebuah bukaan di dalam kantong empedu [1]. Kantong empedu berkontraksi untuk memaksa batu supaya masuk ke dalam lubang duktus sistikus yang berakibat pada meningkatnya tekanan dan ketegangan dinding kantong empedu. Hal inilah yang menyebabkan rasa sakit timbul[3].

Kolik bilier hadir dalam wujud rasa sakit yang intens secara tiba-tiba di area perut selama kurun waktu 1-5 jam, tapi juga bisa dalam waktu beberapa menit [1, 5]. Rasa sakitnya terasa di tengah perut atau tepat di bawah tulang rusuk sisi kanan, dan dapat menyebar ke samping-samping atau tulang belikat [5].

Kolik bilier umumnya tidak begitu sering terjadi. Setelah satu episode, episode lainnya akan muncul beberapa minggu atau beberapa bulan setelahnya [5].

Penyakit batu empedu (kolesistitis) akut bisa menimbulkan gejala demam disertai menggigil [1, 5, 6]. Kolesistitis akut dapat terjadi bila batu menahan aliran empedu atau bergerak ke organ lain, seperti pankreas dan usus kecil [5].

Sesuai Murphy’s sign, penderita kolesistitis akut dapat memperlihatkan gejala demam, nyeri di kuadran kanan, dan nyeri di atas kantong empedu [3].

  • Rasa Sakit yang Persisten

Pada penyakit batu empedu akut, rasa sakit datang tiba-tiba, tidak menghilang, serta begitu intens. Penyakit yang tidak ditangani akan membuat gejalanya semakin buruk. Menarik napas dalam-dalam membuat rasa sakit makin intens di mana sakitnya bisa menyebar ke bahu kanan atau punggung. [6]

  • Mual dan Muntah

Mual dan muntah-muntah adalah keluhan yang paling umum terjadi di berbagai penyakit. Pada penyakit batu empedu sendiri, muntah-muntah dapat terjadi karena rasa sakit intens yang dialami si penderita [7].

  • Detak Jantung Meningkat

Infeksi kantong empedu dapat menyebabkan beberapa gejala, salah satunya adalah peningkatan detak jantung. Infeksi kantong empedu disebabkan oleh penyumbatan batu empedu terhadap saluran yang memindahkan cairan empedu ke usus. [8]

Ketika ini terjadi, bakteri yang ada di dalam cairan empedu dapat mengakibatkan kematian jaringan pada kantong empedu, abses, atau infeksi aliran darah. [8]

Bila infeksi kantong empedu menyebar ke aliran darah, penderita akan mengalami hal-hal seperti detak jantung yang berpacu, napas cepat, dan kebingungan sebagai gejala syok yang khas. [8]

  • Penyakit Kuning (Jaundice)

Penyakit kuning adalah keadaan di mana warna kulit dan selaput berubah menjadi kuning karena akumulasi pigmen empedu dalam darah serta pengendapan pigmen di jaringan tubuh [9].

Penderita penyakit batu empedu bisa mengalami penyakit kuning apabila batu keluar dari kantong empedu dan masuk ke saluran empedu hingga akhirnya menghalangi aliran empedu. Terkadang batu empedu bisa keluar sendiri, tapi jika tidak, maka perlu dilakukan dilakukan penanganan supaya keluar [10].

Gejala penyakit kuning antara lain: kulit menguning, mata menguning, air kencing berwarna cokelat gelap, tinja berwarna pucat, dan gatal-gatal [10].

Diare adalah keadaan yang diakibatkan oleh berkurangnya penyerapan air pada usus serta meningkatnya sekresi air [11]. Masalah pada kantong empedu bisa memengaruhi pergerakan usus. Diare yang berkelanjutan bisa menandakan penyakit kantong empedu kronis [12]. Penumpukan batu dan jaringan mati di kantong empedu memunculkan gas dan rasa mual serta diare kronis setelah makan [13].

Faktor Risiko yang Memengaruhi Penyakit Batu Empedu

  • Usia

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya umur memiliki keterkaitan dengan bertambahnya proporsi batu ginjal. Penyakit batu ginjal lebih sering dialami oleh orang berusia tua dibandingkan orang berusia muda [2].

Obesitas adalah akumulasi lemak atau jaringan adiposa yang berlebihan dan abnormal di dalam tubuh [14]. Obesitas merupakan faktor resiko yang cukup penting bagi penyakit batu empedu. Ketika obesitas, sekresi kolesterol bilier bisa meningkat. Hal ini berdampak pada meningkatnya pula resiko batu empedu kolesterol [2].

  • Makanan

Asupan makanan dapat memengaruhi timbulnya batu empedu. Faktor resiko yang kuat terbentuknya batu empedu yaitu asupan lemak yang meningkat, asupan karbohidrat olahan yang bertambah, serta asupan serat yang berkurang [2].

  • Aktivitas Fisik

Olahraga teratur tidak hanya membantu mengendalikan berat badan, tapi juga mengatasi beberapa kelainan metabolisme, seperti obesitas dan batu ginjal [2].

  • Obat-obatan

Ada salah satu kelas obat-obatan yang disebut asam fibrat. Semua turunan asam fibrat dapat meningkatkan kadar kolesterol empedu. Diketahui hal ini menjadi faktor yang memengaruhi batu empedu [2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment