Radang usus buntu atau dalam ilmu kedokteran disebut Appendicitis adalah peradangan pada usus buntu, kantung seukuran jari yang menonjol dari usus besar di sisi kanan bawah perut. Penyakit ini merupakan darurat bedah nomor satu dan salah satu penyebab paling umum dari sakit perut, terutama pada anak-anak. Saat peradangan memburuk nyeri usus buntu biasanya meningkat dan akan semakin berbahaya. [1]
Appendicitis terjadi karena penyumbatan usus buntu yang disebabkan oleh lendir atau tinja yang keras, bisa juga pembengkakan yang disebabkan oleh virus. Penyumbatan tersebut menyebakan usus buntu membengkak hingga meradang. Jika tidak segera ditangani, usus buntu akan pecah sehingga menyebabkan isi usus buntu terlepas ke perut sehingga menyebabkan infeksi. [1]
Penyebab radang usus buntu pada anak tidak selalu diketahui. Paling sering terjadi yaitu disebabkan oleh obstruksi (penyumbatan) pada pembukaan usus buntu anak. Bisa juga disebabkan oleh Infeksi. Ada banyak jenis infeksi yang bisa di alami oleh anak-anak. Mulai dari infeksi bakteri E. Coli dari makanan yang terkontaminasi. Bakteri Pseudomonas dari tanah dan air di lingkungan sekitar tempat tinggal. Hingga virus dan juga jamur. [8]
Untuk menghindari hal tersebut, maka penting sekali untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Cuci bahan makanan hingga bersih, dan bersihkan lingkungan secara berkala. Penyakit usus buntu perlu segera diatasi karena akan berakibat fatal apabila infeksi menyebar. [8] Salah satu cara agar dapat mengobati radang usus buntu secara tepat adalah dengan mengetahui gejala radang usus buntu. Ada beberapa gejala yang patut kita ketahui sebagai berikut ini : [5]
Daftar isi
1. Sakit tiba-tiba pada perut bagian kanan
Perlu diingat bahwa usus buntu berada disisi kanan perut. Jika mengalami sakit yang tiba-tiba dan tajam di sisi kanan bawah perut, itu bisa jadi tanda usus buntu yang terinfeksi. Mungkin juga rasa sakit lebih terasa di sekitar pusar, kemudian bergeser ke sisi kanan bawah. [5]
Namun, ada beberapa gejala berupa sakit di bagian belakang sehingga rasa sakit, nyeri, atau kram terjadi di punggung bagian bawah atau panggul. Secara umum nyeri perut akibat gejala usus buntu cenderung semakin meningkat apabila melakukan gerakan, menarik napas dalam-dalam, mengejan, batuk atau bersin. [5]
2. Mual dan Muntah
Appendicitis sering menyebabkan gangguan sistem pencernaan. Munculnya gejala ini besar kemungkinan disebabkan karena penyumbatan pasa usus buntu hingga menyebabkan peradangan. Rasa tidak nyaman pada perut ini tentunya dapat menurunkan nafsu makan secara drastis. Gejala ini umum terjadi sehingga banyak yang menyepelekan tanda penyakit usus buntu. [5]
3. Demam ringan
Demam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Jika anak mengalami sakit perut, mual atau gejala lain, disertai demam ringan, itu mungkin pertanda bahwa usus buntu memerlukan bantuan medis. Pada penyakit usus buntu biasanya ditandai dengan demam yang bekisar antara 37-38 derajat celcius[5].
Apabila semakin parah, demam bisa mencapai 38 derajat celcius disertai dengan peningkatan denyut jantung. Demam ini merupakan reaksi alami sistem kekebalan tubuh saat melawan infeksi untuk melawan bakteri. Demam yang tinggi bisa menyebabkan tubuh banyak mengeluarkan keringat, hingga menggigil. [5]
4. Konstipasi, tidak bisa buang angin / kentut
Selain mual dan muntah, beberapa gejala yang muncul seperti gangguan pencernaan, seperti sembelit dan diare. Di samping itu, gejala usus buntu yang juga mengganggu ialah susah buang angin atau kentut. Kondisi ini tentu membuat perut semakin tidak nyaman dan penuh. Apabila anak mengalami kesulitan untuk buang angin, kemungkinan besar penyumbatan pada usus sudah terjadi sebagian atau menyeluruh. [5]
5. Sakit ketika buang air kecil
Dalam beberapa kasus, gejala radang usus buntu dapat meniru infeksi saluran kemih hingga mengalami buang air kecil yang menyakitkan atau kesulitan buang air kecil. Hal ini dikarenakan posisi usus buntu yang terletak dekat dengan kandung kemih[5].
Ketika kandung kemih bersinggungan dengan usus buntu yang sedang meradang, maka kandung kemih akan mengalami peradangan serupa. Meradangnya kandung kemih saat usus buntu terjadi, menyebabkan rasa ingin buang air kecil lebih sering. Lebih tepatnya, desakan buang air kecil jedi lebih sering, tapi urine yang dikeluarkan sedikit. Sehingga menyebabkan buang air kecil jadi menyakitkan. [5]
Pengobatan radang usus buntu untuk anak
Di Amerika Serikat, 1 dari 20 orang mengalami radang usus buntu selama hidup mereka. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, namun sangat jarang terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun. Paling sering terjadi pada rentang usia 10 hingga 30 tahun. [6]
Radang usus buntu dapat menyebabkan serangkaian gejala yang berbeda pada anak-anak yang masih sangat kecil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dalam rentang usia 2 sampai 5 tahun paling sering mengalami sakit perut dan muntah jika mereka menderita radang usus buntu. Serta demam dan kehilangan nafsu makan juga sering terjadi. [7]
Sedangkan untuk bayi dibawah 2 tahun, radang usus buntu biasanya menyebabkan muntah, perut kembung atau membengkak, dan demam, tak jarang juga disertai diare. Untuk memastikan diagnosa radang usus buntu, Dokter sering melakukan USG terlebih dahulu. [7]
Diikuti dengan Computer Tomography (CT) scan apabila USG dirasa belum meyakinkan. Hal ini dilakukan demi menjaga anak-anak dari paparan radiasi. Segera setelah diagnosa, pasien dengan radang usus buntu akan menerima antibiotik untuk mengobati infeksi. [7]
Pada beberapa kasus radang usus buntu pada anak-anak dapat diobati dengan antibiotik saja. Tetapi paling sering, radang usus buntu diobati dengan mengoperasi. Operasi untuk mengangkat usus buntu disebut Appendectomy. Yang dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini. [7]
- Laparoscopic
Dokter bedah melakukan prosedur dengan membuat beberapa sayatan kecil di perut kanan bawah anak. Kemudian Dokter Bedah akan menempatkan kamera video melalui salah satu sayatan. Mereka kemudian akan menggunakan alat kecil untuk mengeluarkan usus buntu anak melalui sayatan. Jenis operasi ini memiliki kelebihan yaitu waktu pemulihan pasien lebih singkat dan tingkat infeksi yang lebih rendah. [9]
Dalam prosedur operasi ini, Dokter Bedah akan membuat satu sayatan besar di perut kanan bagian bawah. Jenis operasi ini sering digunakan dalam kasus radang usus buntu yang lebih rumit. Tentunya memiliki waktu pemulihan yang lebih lama juga. [9]
Sebelum operasi, anak-anak akan diberi anestesi oleh Dokter bagian anestesi. Anestesi menyebabkan tidur dan tidak merasakan sakit disaat proses operasi berlangsung. Operasi akan memakan waktu kurang lebih 1 jam. [9] Pada kasus radang usus buntu yang parah (usus buntu berlubang) akibat dari usus buntu yang pecah, pasien perlu berada di rumah sakit selama sekitar 5 hari[7].
Untuk menerima lebih banyak antibiotik intravena (IV). Ini akan membantu mengobati infeksi yang lebih parah dan mencegahnya kambuh lagi. [7] Pasien dapat meninggalkan rumah sakit ketika mereka bisa makan seperti sedia kala, tidak mengalami demam dan fungsi usus kembali normal. Ditandai dengan buang gas dan buang air besar dengan lancar. [7]