Apendisitis Kronis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Apendisitis kronis adalah inflamasi pada apendiks atau usus buntu yang berlangsung lama. Penyebab kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti inflamasi dan obstruksi atau sumbatan pada apendiks.... Penyebab lain dapat berupa konstipasi, deposit feses yang mengalami kalsifikasi, trauma abdomen, tumor, pembesaran kelenjar limfe, cacing. Komplikasi dari kondisi ini adalah peradangan akut, apendiks yang pecah, muncul abses atau kantong berisi nanah, sepsis, dan peritonitis atau inflamasi pada selaput perut. Read more

Apa itu Apendisitis Kronis?

Apendisitis kronis adalah gangguan peradangan pada usus buntu dari waktu ke waktu dengan gejala yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu. [1,3,4,5]

Apendisitis kronis merupakan kondisi medis yang langka terjadi. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut sulit untuk didiagnosis, karena gejalanya yang bisa timbul dan hilang dan terkadang hanya timbul gejala ringan. [1,2,3,4]

Meskipun kondisi apendisitis kronis ini langka terjadi, tetapi nyeri yang ditimbulkan bisa sangat menyakitkan dan pada beberapa kasus, bisa mengancam nyama penderitanya. [5]

Gejala Apendisitis Kronis

Gejala yang dialami pada penderita apendisitis kronis biasanya hanya gejala ringan dan merupakan gejala paling umum yaitu sakit pada bagian perut. [2,4,5]

Nyeri yang dirasakan biasanya pada sisi kanan bawah perut. Rasa sakitnya bisa dari yang sangat sakit hingga ringan dan menghilang, lalu kembali muncul. [2,4,5]

Gejala yang umumnya dirasakan pasien dengan apendisitis kronis, yaitu seperti: [2,3,4,5]

  • Sakit perut
  • Demam
  • Perut membengkak disertai rasa nyeri
  • Merasa kelelahan dan lesu, karena kurang energy
  • Malaise, yaitu perasaan yang tidak nyaman dan kurang enak badan

Pada beberapa orang yang menderita apendisitis kronis, banyak dari mereka merasakan mual dan diare. [2,3,4,5]

Gejala apendisitis kronis memang bisa timbul dan hilang. Kondisi inilah yang membuat dokter kesulitan untuk membuat diagnosis. [2,3,4,5]

Jika Anda mengalami salah satu gejala tersebut dan terus dirasakan semakin parah, segera kunjungi dokter untuk mendapat perawatan medis. [2,5]

Penyebab Apendisitis Kronis

Seringkali tidak diketahui apa penyebab seseorang bisa menderita apendisitis kronis. Namun, kemungkinan penyebab yang paling umum adalah peradangan atau penyumbatan di bagian usus buntu. [2,3,5]

Penyebab lain yang memungkinkan seseorang menderita apendisitis kronis, yaitu: [2,3,5]

  • Menumpuknya tinja yang keras
  • Endapan feses yang terkalsifikasi atau batu usus buntu
  • Tumbuhnya tumor
  • Membesarnya folikel limfoid
  • Membesarnya kelenjar getah bening
  • Cacingan
  • Luka trauma pada perut
  • Ditemukannya benda asing, seperti batu, kelereng atau peniti

Jika seseorang mengalami penyumbatan atau pembengkakan di usus buntu, maka bakteri akan mudah untuk tumbuh dan berkembang biak di area tersebut. [2]

Komplikasi Akibat Apendisitis Kronis

Beberapa komplikasi dapat terjadi akibat apendisitis kronis. Maka dari itu penting bagi Anda untuk segera mendapat perawatan medis dan mengikuti semua yang direkomendasikan dokter untuk mengurangi resiko yang paling buruk terjadi jika terdeteksi menderita apendisitis kronis. [2,3]

Berikut komplikasi yang paling umum terjadi akibat apendisitis kronis, seperti: [2,3,5]

  • Apendisitis akut
  • Usus buntu pecah
  • Abses, kantong nanah yang berkembang di sekitar usus buntu
  • Sepsis, infeksi sistemik yang parah
  • Peritonitis, yaitu peradangan pada lapisan perut

Perlu diingat, jangan sampai Anda mengabaikan gejala yang Anda rasakan jika sakitnya tidak juga menghilang dan segera mencari bantuan medis. Komplikasi apendisitis kronis bisa mengancam nyawa penderitanya. [2,5]

Kondisi usus buntu yang pecah dapat menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh penderita apendisitis kronis. Jika tidak segera ditangani oleh ahli medis, maka akan sangat membahayakan nyawa penderitanya. [2]

Apendisitis Kronis VS Apendisitis Akut

Apendisitis kronis sering sulit dibedakan secara klinis dari apendisitis akut. [1,2]

Hal ini dikarenakan pada beberapa kasus, apendisitis kronis tidak terdiagnosis hingga kemudian menjadi apendisitis akut. [2]

Meskipun apendisitis kronis dan apendisitis akut memiliki gejala serupa, ada perbedaan penting antara keduanya. [5]

Apendisitis kronis memiliki gejala yang lebih ringan, berlangsung lama dan rasa sakitnya kadang menghilang, lalu muncul kembali. Kondisi medis seperti ini bisa tidak terdiagnosis selama beberapa minggu, bulan hingga tahun. [2,4,5]

Sedangkan apendisitis akut menimbulkan gejala yang lebih parah dan bisa muncul tiba-tiba dalam waktu 24 hingga 48 jam. [1,2,4,5]

Seseorang yang terdiagnosis apendisitis akut harus segera mendapat perawatan medis. [2,5]

Gejala apendisitis akut yang paling khas adalah nyeri perut yang dimulai di sekitar pusar, kemudian berpindah ke sisi kanan bawah perut. Awalnya nyeri terasa ringan, namun lama-kelamaan sakitnya menjadi semakin parah. [4,5]

Gejala lain dirasakan apabila mengalami apendisitis akut, yaitu: [4,5]

  • Mual dan kadang disertai dengan muntah
  • Demam ringan
  • Sembelit atau diare
  • Kurang napsu makan
  • Tidak bisa buang angin

Apendisitis kronis dapat terjadi jika lumen apendiks hanya tersumbat sebagian. Namun, penyumbatan kemungkinan akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu karena bertambahnya tekanan pada usus. [4,5]

Sedangkan apendisitis akut terjadi akibat infeksi perut yang telah menyebar hingga usus buntu atau adanya halangan atau sumbatan pada lumen apendiks, seperti tinja yang mengeras. [4]

Jika usus buntu tidak segera diangkat, maka tekanan di dalam organ tubuh akan semakin meningkat dan mengakibatkan usus buntu pecah, kemudian mengeluarkan isinya ke perut yang berpotensi menyebabkan infeksi serius lainnya. [4]

Diagnosis Apendisitis Kronis

Untuk mendiagnosis kondisi pasien yang terduga menderita apendisitis kronis, dokter akan mulai dengan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan pasien. [2,5]

Gejala apendisitis kronis mirip dengan gejala kondisi medis lainnya, jadi dokter akan melakukan beberapa tes agar lebih yakin, seperti: [2,4,5]

  • Tes darah
  • Pemeriksaan panggul
  • Tes kehamilan
  • Tes urin
  • Pemindaian CT
  • Pemeriksaan dengan USG
  • Pemindaian MRI
  • Melakukan X-ray

Berikut beberapa kondisi medis lain yang memiliki gejala serupa dengan apendisitis kronis, yaitu: [2,4,5]

Bagi Anda yang merasakan sakit di bagian perut hingga berhari-hari, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, karena pada banyak kasus kondisi apendisitis kronis dapat mengancam nyawa penderitanya. [2]

Pengobatan Apendisitis Kronis

Dokter akan membuat rencana perawatan medis khusus yang disesuaikan dengan kondisi pasien penderita apendisitis kronis. Sangat penting bagi pasien untuk segera mendapat perawatan yang tepat untuk menangani apendisitis kronis agar gejala dapat diminimalkan dan mengurangi kemungkinan gejala timbul berulang kali. [2,3]

Pada umumnya, dokter akan terlebih dulu meresepkan obat analgesik untuk meredakan gejala yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat antibiotik untuk mengobati nanah yang muncul di dalam usus buntu. [2,3,5]

Jika pasien sudah terdiagnosis apendisitis kronis, dokter akan segera menganjurkan pasien untuk segera melakukan operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi. Operasi yang umumnya dilakukan adalah operasi laparoskopi atau laparotomi. [2,3,5]

Operasi laparoskopi memiliki lebih sedikit komplikasi dan dengan melakukan sayatan yang lebih kecil. Sedangkan laparotomi adalah prosedur operasi perut dengan satu sayutan panjang. [2,5]

Diskusikan dahulu dengan dokter mengenai pilihan operasi yang tepat untuk menangani kondisi Anda dan rekomendasi operasi yang sebaiknya dilakukan serta alasannya. [2]

Penanganan dengan operasi pengangkatan usus buntu adalah pengobatan yang paling efektif untuk mencegah potensi komplikasi apendisitis kronis, seperti terkena infeksi atau pecahnya usus buntu. [3]

Pencegahan Apendisitis Kronis

Hingga kini belum diketahui tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya apendisitis kronis. Namun dengan rutin mengonsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti biji-bijian, sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan resiko terjadinya apendisitis kronis.

Walau penelitian mengenai diet seimbang, nutrisi dan pola makan masih belum meyakini hal tersebut dapat benar-benar mencegah apendisitis kronis terjadi. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment