Mual saat hamil merupakan hal yang sering terjadi, namun belum tentu menjadi patokan. Tidak semua mual saat hamil merupakan pertanda dari kehamilan yang sehat. [1]
Mengalami mual dan muntah di trimester pertama kehamilan sering disebut juga dengan “morning sickness“. Penamaan tersebut tidak selalu mengartikan bahwa mual harus terjadi di pagi hari. [1]
Sebanyak 80% ibu hamil mengalami mual, dengan atau tanpa muntah, pada beberapa fase kehamilan. Hal ini berarti bahwa ada sekitar 20% ibu hamil yang tidak mengalami mual. [1]
Daftar isi
Mengapa Saya Tidak Mual Saat Hamil?
Untuk beberapa persen orang, mual merupakan gejala mudah dari hamil yang akan dialami oleh ibu hamil. Namun, mual itu sendiri tidak berarti apapun. Jika anda tidak mual saat hamil, anda mungkin merasa beruntung, bingung, atau bahkan khawatir. [3]
Tujuan mual saat hamil masih belum diketahui dengan jelas, hanya ada beberapa teori yang menjelaskan tujuan hamil dengan riset yang minim. Sebagai contoh, dikatakan bahwa mual dan muntah saat hamil dapat menjadi trik evolusioner untuk memastikan setiap ibu hamil dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap makanan dan nutrisi yang masuk. Teori lain mengatakan bahwa mual dan muntah merupakan sebuah perlindungan dini dari substansi toksin yang dapat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. [1]
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perasaan mual adalah peningkatan hormon dan penurunan kadar gula darah. Jika anda hamil dengan beragam penyakit bawaan, stres, atau berpergian, anda dapat merasa mual. [3]
Tidak mual saat hamil menandakan bahwa tubuh anda memiliki kondisi yang lebih kuat untuk menerima peningkatan kadar hCG (human chorionic gonadotrophin), estrogen, dan hormon lainnya yang meningkat drastis diawal kehamilan. Seperti sedang menaiki roller coaster, peningkatan kadar hormon yang seketika ini dapat membuat perut anda bergejolak. [2]
Mual pada ibu hamil dapat bervariasi dari ringan hingga mual berat dengan hiperemesis. Kondisi mual berat dengan hiperemesis memerlukan tindakan rawat inap untuk infus agar tubuh ibu hamil tetap terhidrasi dan ternutrisi dengan baik. Sebuah studi tahun 2018 mengatakan bahwa ada banyak komponen genetik yang berperan dalam hiperemesis. [3]
Arti Hamil Tapi Tidak Mual
Setiap ibu hamil pasti ingin mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Sembari menunggu hasil pasti dari dokter, ibu hamil pasti akan menebak-nebak dengan perasaan tidak sabar. [3]
Anda mungkin pernah mendengar bahwa penurunan atau sedikit mual saat hamil dapat berarti bahwa bayi anda berjenis kelamin laki-laki. Hal ini didasari pada sebuah kepercayaan dimana kadar hormon ibu hamil dapat lebih tinggi saat mengandung bayi perempuan. [3]
Logika dibalik pendapat diatas adalah peningkatan kadar hormon hamil dapat menyebbabkan mual. Hamil bayi perempuan dirumorkan akan melewati hari-hari dengan mual yang intens, sedangkan hamil bayi laki-laki akan melewati masa kehamilan yang santai dan tidak merepotkan. [3]
Namun faktanya, ilmu sains yang mendukung teori ini sangatlaj terbatas. Salah satu studi tahun 2019 mengatakan bahwa janin bayi perempuan atau kembar akan lebih sering membuat ibu hamil mengalami mual dan muntah dibandingkan ibu hamil tunggal lainnya dengan janin bayi laki-laki. [3]
Walaupun demikian, para peneliti pada penelitan tersebut mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang berperan pada kondisi tersebut, misalnya usia ibu hamil, riwayat perokok, dan indeks masa tubuh sebelum hamil. [3]
Kesimpulannya, anda tidak bisa menentukan jenis kelamin bayi anda dengan melihat apakah anda mengalami mual atau tidak. Satu-satunya cara yang dapat menentukan jenis kelamin bayi sebelum masa persalinan adalah dengan tes kromoson atau USG saat hamil. [3]
Apakah Tidak Mual Selama Kehamilan Berbahaya?
Kondisi berbahaya saat hamil merupakan kekhawatiran dari ibu hamil dan pasangan. Apapun yang dapat mengindikasikan bahwa kehamilan ini bermasalah atau tidak berjalan dengan baik dapat menyulutkan alarm peringatan. [3]
Karena mual saat hamil sudah menjadi gejala umum dari kehamilan trimester pertama, tidak mual selama hamil dapat menyalakan beberapa lonceng peringatan anda. Namun apakah anda perlu mengkhawatirkannya? Ada beberapa penelitian yang mengindikasi bahwa mual dan muntah hubungan dengan keguguran. [3]
Hiperemesis gravidum, atau sebuah kondisi mual berat, dapat terjadi pada 3% kehamilan dengan efek dehidrasi dan penurunan berat badan pada ibu hamil. Efek kondisi tersebut tentunya tidak menguntungkan dan juga dapat membahayakan janin. [1]
Supaya anda memperoleh gambaran bagaimana hubungan antara mual dan muntah dengan kondisi berbahaya saat hamil, ada sebuah penelitian tahun 2016 yang melakukan uji pada ibu hamil dengan konfirmasi positif uji hCG urin daripada ultrasonografi. Kondisi ini dapat membuat para peneliti lebih mudah untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan saat hamil, serta mengetahui kondisi mual pada trimester pertama kehamilan dengan lebih akurat. [3]
Tidak ada penelitian yang sempurna, dan penelitian tahun 2016 ini pun cukup homogen sehingga sulit untuk menggeneralisasi hasil dengan baik. Walaupun begitu penelitian ini tergolong sebuah langkah maju yang besar terhadap mual dan kelainan saat hamil, termasuk keguguran. [3]
Penelitian tersebut mengatakan bahwa, pada wanita yang pernah mengalami keguguran 1 atau 2 kali, perasaan mual sangat sering terjadi pada trimester kehamilan pertama dan berhubungan dengan penurunan kesempatan untuk keguguran sebanyak 50 hingga 75 persen. [3]
Salah satu teori mengenai mual dan penurunan risiko keguguran adalah karena hal ini tergolong sebuah keuntungan dari evolusioner terhadap mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan membersihkan tubuh dari segala toksin yang dapat berbahaya untuk janin. Teori lain mengatakan bahwa muntah dapat berhubungan dengan peningkatan kadar hCG atau pertanda dari jaringan plasenta yang hidup. [3]
Diperlukan lebih banyak penelitian mengenai hubungan kondisi mual dengan kelainan kehamilan di kedepannya karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. [3]
Beberapa gejala umum dari keguguran dan masalah kehamilan yang sebenarnya perlu anda waspadai adalah [1] :
- Pendarahan vagina
- Nyeri pinggang atau punggung belakang bawh
- Penurunan atau kehilangan gejala hamil yang terjadi secara tiba-tiba
- Ketuban pecah dini atau bocor
Oleh sebab itu, anda tetap harus berpikir bahwa hanya 80% ibu hamil yang mengalami mual. Masih tersisa 20% ibu hamil yang tidak mengalami mual. Hal ini menandakan bahwa masih ada banyak kehamilan sehat yang tidak menyebabkan kondisi mual. [3]