Ketuban Pecah Dini: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Data dari World Health Organization tahun 2014, menyatakan bahwa kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau PROM (prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5 hingga 10% dari semua persalinan. Sebanyak 1% kasus ketuban pecah dini terjadi pada persalinan preterm, 70% kasus terjadi pada kehamilan aterm dan 30% kasus pada kelahiran prematur. [2]

Angka kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di luar negeri diperkirakan mencapai sebanyak 6% hingga 12% dari semua persalinan. [2]

Di Indonesia sendiri, kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) diperkirakan sebanyak 4,5% hingga 6% dari semua persalinan. [2]

Apa itu Ketuban Pecah Dini?

Ketuban pecah dini (PROM) terjadi ketika ketuban pecah sebelum waktu persalinan dimulai. Air ketuban ialah kantong cairan yang membungkus janin sehingga tetap aman di dalam perut. [1]

Jika ketuban pecah dini terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, maka disebut preterm premature rupture of membrane (PPROM). [1]

Ketuban pecah dini terjadi pada sekitar 8 hingga 10 % dari semua kehamilan. PPROM menyebabkan seperempat hingga sepertiga dari kelahiran prematur. [1]

Jenis-jenis Ketuban Pecah Dini

Dalam dunia medis Ketuban pecah dini (PROM) terbagi ke dalam 2 jenis yaitu: [7]

  • Premature Rupture of Membranes (PROM)

Pecahnya ketuban setelah usia kandungan memasuki 37 minggu. PROM terjadi pada sekitar 10% kehamilan. Pasien yang menderita PROM mengalami bocornya cairan dari vagina, keputihan, pendarahan vagina, dan tekanan panggul, tetapi mereka tidak mengalami kontraksi.

  • Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM)

Pecahnya ketuban sebelum usia kandungan memasuki 37 minggu. Jenis ini memiliki tingkat komplikasi ibu dan janin yang lebih tinggi. PPROM dikaitkan dengan 30-40% dari kelahiran prematur dan merupakan penyebab utama dari kelahiran prematur.

Tinjauan
Ketuban pecah dini adalah suatu kondisi pecahnya ketuban sebelum wakktunya persalinan.

Fakta Ketuban Pecah Dini

Berikut ini adalah fakta-fakta penting seputar ketuban pecah dini yang perlu Anda ketahui: [3]

  • Jika selaput yang menahan cairan ketuban pecah dini sebelum persalinan maka dikenal dengan ketuban pecah dini.
  • Satu dari 10 wanita hamil mengalami ketuban pecah dini dan biasanya hanya beberapa jam sebelum kontraksi dimulai.
  • Wanita yang mengandung anak kembar berisiko lebih tinggi terkena ketuban pecah dini.
  • Wanita yang mengalami ketuban pecah dini pada usia kehamilan 34 hingga 37 minggu dan tes menunjukkan bahwa paru-paru bayi sudah matang, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk menginduksi persalinan.

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Penyebab membran pecah tidak selalu dapat diidentifikasi. Namun, diduga disebabkan oleh kondisi medis misalnya amniosentesis, infeksi genital pada ibu, atau cairan ketuban itu sendiri.

Komplikasi kehamilan tertentu seperti Polihidramnion, (yang merupakan kelebihan cairan ketuban) juga dapat dikaitkan dengan ketuban pecah dini. PPROM seringkali disebabkan oleh infeksi di rahim. [1]

Apasajakah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ketuban pecah dini atau PROM?

Ada banyak faktor risiko yang terkait dengan ketuban pecah dini atau PROM, meliputi: [4, 5]

  • Pernah melahirkan prematur sebelumnya.
  • Merokok selama kehamilan.
  • Polihidramnion, yaitu air ketuban yang menumpuk secara berlebihan selama masa kehamilan.
  • Infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual.
  • Ibu yang memiliki gizi buruk atau menderita sepsis (radang dan infeksi di seluruh tubuh).
  • Pernah menjalani operasi serviks sebelumnya, termasuk biopsi kerucut atau cerclage.
  • Pernah menderita ketuban pecah dini sebelumnya.
  • Bekerja selama kehamilan.
  • Indeks massa tubuh rendah.
  • Perdarahan dari vagina.
  • Status sosial ekonomi rendah.
  • Ketidakmampuan atau ketidakcukupan serviks.

Gejala Ketuban Pecah Dini

Gejala Ketuban pecah dini yang diderita setiap wanita dapat berbeda-beda. Gejala yang paling umum ialah cairan bocor dari vagina dan pakaian dalam yang basah.

Ketuban pecah dini dan infeksi seringkali terjadi bersamaan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda infeksi pada ibu hamil. Tanda-tanda infeksi pada ibu hamil meliputi: [1, 5]

  • Peningkatan denyut jantung janin.
  • Kontraksi rahim.
  • Peningkatan denyut jantung dan suhu pada ibu hamil.
  • Keputihan yang berbau tidak sedap.
  • Peningkatan jumlah sel darah putih atau perubahan pola jenis sel darah putih pada ibu hamil.

Kapan harus konsultasi ke dokter?

Pastikan untuk menghubungi dokter Anda sesegera mungkin, jika terlihat gejala ketuban pecah dini  pada diri Anda seperti terdapat semburan cairan tiba-tiba dari vagina Anda, cairan bocor dari vagina, atau perasaan basah di vagina atau pakaian dalam Anda. 

Gejala-gejala ketuban pecah dini dapat menyerupai kondisi medis lainnya. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk diagnosis dan perawatan. [1]

Diagnosa Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini membutuhkan pertolongan sesegera mungkin dari dokter. Diagnosis yang akurat dan pengetahuan mengenai usia kehamilan pasien sangat penting dalam menentukan penanganan yang tepat untuk pasien.

Untuk mendiagnosis ketuban pecah dini dokter akan menanyakan terlebih dahulu tentang riwayat medis dan seluruh gejala yang dialami pasien. Dokter akan bertanya apakah pasien mengalami kontraksi, pendarahan melalui vagina, baru saja melakukan hubungan seksual, atau mengalami demam. Sambil mengajukan sejumlah pertanyaan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.

Selain riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik, ketuban pecah dini dapat didiagnosis dengan beberapa cara, sebagai berikut: [1]

  • Pemeriksaan serviks: pemeriksaan ini dapat menunjukkan cairan yang keluar dari pembukaan serviks.
  • Pengujian pH pada cairan (asam atau basa). Keseimbangan pH cairan ketuban berbeda dengan cairan vagina dan urin.
  • Pemeriksaan mikroskop: pemeriksaan yang dilakukan dengan melihat cairan kering amnion di bawah mikroskop, hasilnya akan tampak pola seperti tanaman pakis.
  • Pemeriksaan ultrasonografi: Teknik pencitraan diagnostik yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan komputer untuk membuat gambar pembuluh darah, jaringan, dan organ. Ultrasonografi digunakan untuk melihat organ dalam sebagaimana fungsinya, dan untuk menilai seberapa banyak cairan yang ada di sekitar bayi.

Komplikasi Ketuban Pecah Dini

Sejumlah komplikasi dapat terjadi jika ketuban pecah dini tidak segera ditangani. Komplikasi tersebut dapat meliputi: [5]

  • Chorioamnioniti : Chorioamnionitis adalah peradangan dan infeksi plasenta dan selaput janin, yang disebabkan oleh bakteri yang naik ke rahim dari vagina atau kadang-kadang usus.
  • Kompresi tali pusat: komplikasi serius yang terkait dengan ketuban pecah dini. Setelah ketuban pecah dini, tali pusat yang tidak lagi mendapatkan cairan ketuban dapat menjadi padat (atau pipih). Dalam beberapa kasus, tali pusat juga dapat keluar melalui jalan lahir bayi sebelum si bayi lahir. Kondisi ini dikenal sebagai prolaps tali pusat. Prolaps tali pusat dan bentuk kompresi lainnya berbahaya karena dapat menyebabkan terganggunya aliran darah yang kaya oksigen ke bayi, dan bayi juga dapat mengalami komplikasi berbahaya seperti ensefalopati hipoksik-iskemik (HIE; asfiksia lahir), kerusakan otak bayi, cerebral palsy, dan cedera atau cacat permanen lainnya.
  • Infeksi maternal: Tanpa perlindungan kantung ketuban, infeksi maternal dapat dengan mudah menular ke bayi, berpotensi menyebabkan sepsis, meningitis , dan kerusakan otak permanen .
  • Kematian bayi
  • Cidera overventilasi: Cidera overventilasi dapat terjadi ketika mesin pernapasan yang digunakan bayi untuk membantu bayi bernafas tidak diawasi dengan ketat.

Pengobatan Ketuban Pecah Dini

Pengobatan khusus untuk pasien ketuban pecah dini atau PROM akan ditentukan oleh dokter Anda berdasarkan: [1]

  • Kehamilan Anda, kesehatan keseluruhan, dan riwayat medis.
  • Sejauh mana kondisinya.
  • Toleransi Anda terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu.
  • Harapan untuk jalannya kondisi.
  • Pendapat atau preferensi Anda.

Perawatan untuk ketuban pecah dini dapat meliputi: [1, 6]

  • Rawat inap.
  • Manajemen hamil (dalam beberapa kasus PPROM, membran dapat menutup dan cairan dapat berhenti bocor tanpa pengobatan, meskipun hal ini jarang terjadi kecuali PROM berasal dari prosedur, seperti amniosentesis, pada awal kehamilan).
  • Pemantauan tanda-tanda infeksi, seperti demam, nyeri, peningkatan denyut jantung janin, dan/atau tes laboratorium.
  • Pemberian obat kortikosteroid pada ibu hamil setelah kehamilan 34 minggu tidak dianjurkan karena dapat membantu mematangkan paru-paru janin (imaturitas paru-paru adalah masalah utama bayi prematur). Namun, kortikosteroid dapat menutupi infeksi di rahim. National Institutes of Health telah merekomendasikan sebaiknya pemberian kortikosteroid sebelum usia kehamilan 30 hingga 32 minggu dan tidak ada bukti infeksi.
  • Pemberian obat Antibiotik diketahui dapat mencegah atau mengobati infeksi.
  • Terapi tokolitik. Terapi yang digunakan untuk menghentikan persalinan prematur. Terapi tokolitik tidak dianjurkan pada pasien ketuban pecah dini untuk digunakan dalam jangka panjang.
  • Wanita dengan PPROM biasanya melahirkan pada 34 minggu jika stabil. Jika ada tanda-tanda abrupsi, korioamnionitis, atau gangguan janin, maka akan diperlukan persalinan dini.)

Cara Mencegah Ketuban Pecah Dini

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini diantaranya adalah: [8]

  • Selalu menjaga kesehatan selama kehamilan

Kondisi kesehatan yang menurun pada ibu hamil dapat menyebabkan pecahnya ketuban sebelum waktunya. Untuk itu, dianjurkan agar ibu hamil untuk rutin memeriksakan diri ke dokter, agar kondisi ia dan bayinya dapat terpantau dengan baik.

  • Konsumsilah makanan yang kaya akan kandungan vitamin C dan Zat besi

Vitamin C diyakini dapat membantu menguatkan membran di kantung ketuban, sehingga risiko terkena ketuban pecah dini dapat terhindarkan. Selain itu, ibu hamil juga sebaiknya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti sayur hijau dan kacang-kacangan. Karena zat besi diketahui dapat menguatkan sang ibu dan bayi yang dikandungnya.

  • Hindari rokok

Merokok dapat meningkatkan risiko seorang ibu mengalami ketuban pecah dini. Oleh karena itu, hindarilah rokok selama sedang hamil.

  • Istirahat yang cukup

Sangat penting bagi ibu hamil untuk selalu berisitirahat ketika merasa lelah dan menghindari pekerjaan berat. Karena jika kondisi sang ibu drop karena kelelahan akan dapat menyebabkan ketuban pecah terlalu dini.

  • Berhati-hati saat berhubungan seks dengan pasangan

Ibu hamil harus berhati-hati saat berhubungan seks dengan pasangannya, terlebih bila kehamilannya sangat berisiko.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment