Penyebab Kejang Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kejang pada bayi dapat disebabkan oleh berbagai hal. Pada bayi baru lahir, risiko kejang meningkat pada bayi dengan riwayat kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur sangat rentan terhadap cedera otak,... perdarahan otak, dan infeksi, sehingga dapat menyebabkan kejang. Penyebab lain dapat karena penyebab struktural pada otak, kondisi metabolik, infeksi, dan genetik. Jika bayi Anda mengalami kejang, maka hal ini merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan dan harus segera dibawa ke layanan kesehatan. Kondisi kejang berkepanjangan dapat semakin menyebabkan kerusakan pada otak dan dapat menimbulkan kerusakan permanen. Dokter akan mencari penyebab kejang dengan melakukan serangkaian pemeriksaan dan menentukan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien. Read more

Otak manusia adalah pusat komando dan kontrol dari tubuh. Segala pergerakan yang dilakukan tubuh diatur oleh sinyal impuls yang dikirim dari otak. [1]

Kejang terjadi saat ada perubahan yang tidak normal pada cairan elektrikal di otak, dimana dapat mengarah kepada kerusakan otak, perubahan bentuk otak, ataupun ketidak seimbangan senyawa kimia. [2]

Kejang pada bayi cukup sering terjadi dengan potensi masalah medis serius yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, kejang pada bayi perlu di diagnosis dan di tangani dengan segera agar kemungkinan terjadinya kerusakan otak dapat dihindari. [1,2]

Penyebab Kejang Pada Bayi

Beberapa penyebab kejang pada bayi adalah [1] :

  • Kerusakan Otak Saat Lahir

Kejang terjadi akibat adanya ketidaknormalan elektrikal di otak. Kejang pada bayi terkadang menjadi suatu indikasi adanya gangguan neurologi yang dapat menyebabkan penurunan oksigen bayi saat proses dilahirkan. [1]

Kejang pada bayi dapat menjadi hasil akibat beberapa kerusakan kepala dan otak yang terjadi saat proses persalinan sulit. [1]

Trauma eksternal di kepala bayi adalah masalah yang sering terjadi. Trauma kepala saat proses persalinan umumnya berhubungan dengan penggunaan ekstraktor vakum atau forsep obstetri oleh dokter untuk membantu proses persalinan. [1]

Saat alat-alat digunakan dengan tidak hati-hati, alat ini dapat menyebabkan luka atau kerusakan pada leher dan kepala bayi. Trauma kepala luar dari forsep atau ekstraktor vakum dapat menyebabkan hematoma (pendarahan otak), fraktur tulang kepala, hidrosefalus dan masalah kepala lainnya. [1]

Penyebab utama kerusakan otak karena proses persalinan adalah rendahnya kadar oksigen. Jika tubuh bayi memiliki kadar oksigen yang rendah ataupun saat pasokan oksigen terbatasi dalam jumlah waktu tertentu selama proses persalinan, maka dapat mengarah kepada kerusakan atau kematian sel otak. [1]

Kekurangan atau penurunan kadar oksigen pada bayi saat proses persalinan dapat mengarah kepada kerusakan otak dan menyebabkan kejang pada bayi. [1]

  • Infeksi

Penyebab kejang pada bayi yang umum lainnya adalah infeksi. Walaupun kejang dapat disebabkan karena berbagai infeksi, beberapa infeksi yang sering terjadi adalah infeksi kelompok B dari bakteri Strep yang diturunkan dari ibu kepada janin selama kehamilan. [1]

Kelompok B dari bakteri Strep adalah umum yang sering menyerang 1 dari 4 kehamilan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan Strep saat usia kebuntingan 37 minggu. [1]

Jika infeksi dapat terdiagnosis lebih cepat, maka penularan kepada janin dapat diobati dan dicegah sedini mungkin. Jika tidak tertangani, infeksi dapat menyebabkan kejang demam pada bayi. [1]

  • Kelumpuhan Otak

Beberapa kondisi kejang pada bayi dapat menjadi tanda atau gejala dari kelumpuhan otak. Kelumpuhan otak adalah gangguan yang disebabkan akibat kerusakan yang terjadi saat pembentukan otak di dalam janin. [1]

Kerusakan otak saat janin umumnya disebabkan karena kurang pasokan oksigen, sehingga menyebabkan pertumbuhan otak janin yang tidak sempurna dimana dapat mengganggu kontrol pergerakan dan otot tubuh. [1]

Berbahayakah Kejang Pada Bayi?

Hasil akhir kejang pada bayi bergantung dari tipe dan penyebab kejang. Beberapa kejang pada bayi berlangsung ringan dan tidak menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang. [3]

Namun, kejang pada bayi yang berkepanjangan dan tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan permanen karena penurunan laju oksigen di otak dan penurunan aktivitas sel otak secara drastis. [3]

Sekitar setengah bayi yang mengalami kejang dapat menyebabkan terjadinya epilepsi di kemudian hari. [3]

Lebih dari itu, 1 dari 3 penderita epileipsi mengalami status epileptikus yaitu sebuah kondisi yang mengancam jiwa dimana seseorang mengalami kejang berkepanjangan tanpa kesadaran. [5]

Anak-anak yang mengalami epilepsi juga dapat mengalami kematian mendadak tanpa penyebab yang pasti. Walaupun kondisi ini jarang terjadi, orang tua dari anak penderita epilepsi perlu mengetahuinya. Mengontrol kejang saat tidur adalah hal yang paling efektif untuk mencegah terjadinya tragedi ini. [5]

Faktor Risiko Kejang Pada Bayi

Beberapa faktor risiko memiliki hubungan yang sigfinikan terjadapkejang pada bayi, seperti [4] :

  • Riwayat keluarga dengan epilepsi
  • Cedera atau luka dikepala
  • Demam tinggi yang menyebabkan kejang
  • Riwayat perinatal (sebelum lahir) yang tidak normal

Diagnosis Kejang Pada Bayi

Mendiagnosis kejang pada bayi dapat berjalan dengan rumit. Kejang sering terjadi tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat sehingga dokter sulit melihat bayi dalam kondisi kejang secara langsung. [5]

Hal pertama yang perlu dilakukan dokter adalah mengeliminasi kondisi lain seperti kejang nonepilepsi. Kondisi ini sangat mirip dengan kejang namun disebabkan karena faktor lain seperti penurunan kadar gula, penurunan tekanan darah, perubahan irama jantung, ataupun stres emosional. [5]

Dokter juga dapat menanyakan kepada orang tua bayi mengenai seperti apa kejang yang terjadi. Deskripsi orang tua tentang kejang pada bayi dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis. [5]

Anda mungkin dapat memperlihatkan video saat bayi anda kejang kepada dokter. Walau terdengar kurang baik, namun merekam bayi anda saat kejang dan menunjukkannya ke dokter dapat sangat membantu peneguhan diagnosis yang akurat. [5]

Sebuah tes yang disebut electroencephalogram (EEG) adalah alat ukur diagnosis penting dalam kasus kejang pada bayi. EEG merekam aktivitas elektrikal pada otak. Ketidaknormalan aktivitas otak yang terekam pada EEG dapat mengindikasi adanya risiko kejang. [3]

Tes pada otak lainnya seperti MRI dan CT-Scan juga dapat digunakan untuk mengetahui penyebab kejang pada bayi. [3]

Cara Mengatasi Kejang Pada Bayi

Ada beberapa langkah tertentu yang dapat anda lakukan saat bayi anda kejang tanpa adanya tenaga medis disekitar anda, diantaranya [2] :

  • Tetaplah bersama bayi anda sampai kejang selesai
  • Jauhkan benda keras yang dapat menyebabkan cedera saat kejang terjadi
  • Letakkan bayi pada permukaan yang lembut
  • Lindungi kepala bayi
  • Memastikan tidak ada benda yang masuk ke mulut bayi selama kejang berlangsung
  • Putar bayi ke samping dengan mulut mengarah ke lantai. Kondisi ini dilakukan untuk mencegah air liur menghalangi jalan napas.
  • Hitung berapa lama kejang berlangsung

Jika bayi anda mengalami kejang untuk yang pertama kalinya, segera bawa ke dokter untuk mengetahui penybab dan diagnosis. [2]

Untuk mengontrol kejang, anti-konvulsan dapat diresepkan dokter, seperti phenobarbital, lorazepam, ataupun phenytoin. Bayi anda juga perlu diawasi setiap saat saat menggunakan obat ini. [3]

Bayi yang tidak mendapatkan cukup oksigen ke otak memerlukan penanganan hipotermik, dimana dapat memembantu mengurangi kerusakan otak yang disebabkan karena kekurangan oksigen. [3]

Penanganan hipotermik membantu mendinginkan otak dan tubuh bayi dengan menurunkan suhu tubuh selama beberapa jam atau hari setelah dilahirkan. Bayi perlu diawasi selama penanganan ini dan perlu dilakukan penghangatan kembali ke suhu tubuh normal. [3]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment