Penyebab Kentut Panas dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Buang angin atau disebut juga kentut merupakan peristiwa normal yang sering kita temui sehari-hari.

Rata-rata manusia dapat buang angin 14 hingga 23 kali sehari, bergantung pada jenis makanan serta seberapa banyak makanan yang dikonsumsi [1].

Sebagian besar kentut tersebut tidak kita sadari karena terjadi selama tidur. Kentut sendiri merupakan proses alamiah dari tubuh dalam membuang udara atau gas dari saluran pencernaan.

Gas ini merupakan hasil udara yang tertelan selama makan dan juga dihasilkan dari proses pencernaan di dalam lambung [1,2].

Ketika gas melewati anus saat buang angin, seseorang dapat merasakan sensasi hangat. Hal ini disebabkan gas yang terkumpul dalam usus memiliki suhu yang sama dengan suhu inti tubuh, dan ketika buang angin gas ini mendekati permukaan tubuh yang memiliki suhu yang lebih dingin [1,2].

Namun kadang-kadang seseorang dapat merasakan kentutnya terasa lebih panas atau hangat dibandingkan biasanya. Kentut yang terasa lebih panas ini disebabkan oleh perubahan persepsi tubuh bukan karena perubahan suhu gas.

Penyebab kentut menjadi terasa lebih panas sangatlah beragam. Makanan merupakan faktor terbesar dalam perubahan ini [3].

Sistem pencernaan bereaksi secara berbeda-beda terhadap berbagai makanan dan perubahan pola makan. Berbagai hal di samping makanan juga dapat menyebabkan kentut terasa lebih panas, mulai dari hal sepele hingga kondisi medis yang cukup serius. Simak 8 hal berikut yang dapat menyebabkan kentut terasa lebih panas.

1. Makanan Pedas

Sebagian besar kasus kentut yang terasa panas disebabkan oleh konsumsi makanan-makanan pedas.

Makanan pedas seperti cabai memiliki kandungan capsaicin yang menyebabkan saluran pencernaan menjadi lebih sensitif dan terasa seperti terbakar [4].

Rektum dan anus merupakan ujung pembuangan dari saluran pencernaan manusia sehingga setelah memakan makanan pedas, gas yang melewati daerah sensitif ini juga dipersepsikan terasa lebih panas.

2. Intoleransi Makanan

Intoleransi makanan merupakan keadaan dimana saluran pencernaan manusia tidak dapat mencerna dengan baik bahan makanan atau minuman tertentu yang dikonsumsi.

Hal ini dapat menimbulkan berbagai gejala, antara lain diare, sakit perut, dan termasuk kentut yang terasa panas.

Salah satu jenis intoleransi makanan yang paling sering ditemukan adalah intoleransi laktosa, yang tidak dapat mencerna produk-produk olahan susu.

Pada orang dengan intoleransi laktosa, kentut yang dihasilkan dapat terasa panas sekaligus berbau asam [3].

Orang-orang dengan kecurigaan atau yang memiliki riwayat intoleransi makanan harus selalu memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi.

Intoleransi makanan sendiri dapat menyebabkan gejala lebih berat seperti diare, sehingga beberapa kasus intoleransi membutuhkan bantuan medis dan ahli nutrisi.

3. Diare

Kentut yang terasa lebih panas juga mungkin disebabkan oleh diare.

Diare merupakan gejala sistem pencernaan yang dapat berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan.

Diare sendiri menyebabkan saluran pencernaan lebih sensitif, termasuk rektum dan anus. Hal ini dapat menyebabkan seseorang merasakan sensasi panas ketika kentut [1].

4. Sembelit

Sama dengan diare, sembelit juga dapat menyebabkan kentut yang panas.

Pada orang dengan kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, sistem pencernaan bergerak lebih lambat, meninggalkan ruang yang lebih sempit untuk diisi oleh udara dan membuat udara lebih sulit untuk keluar [3].

Udara yang terlalu lama di dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan kentut terasa lebih panas.

5. Gas Usus yang Sedikit

Orang dengan gas dalam usus yang sedikit dapat merasa kentut lebih panas karena hanya ada sedikit gas yang tersisa di rektum dan membutuhkan lebih banyak usaha untuk dikeluarkan [1].

Hal ini dapat menyebabkan gas keluar dengan perlahan sehingga terasa lebih panas.

6. Wasir

Kentut panas dapat disebabkan oleh wasir yang berkembang di anus.

Wasir yang merupakan pelebaran pembuluh darah pada anus dapat mengalami lecet pada saat buang air besar dan menghasilkan sensasi terbakar saat kentut [2].

Gejala wasir pada umumnya juga disertai darah pada tinja atau rasa nyeri pada saat buang air besar.

7. Penyakit Celiac

Penyakit celiac merupakan gangguan kekebalan tubuh dimana sistem imun bereaksi berlebihan terhadap produk gluten [5].

Orang dengan kondisi ini mengalami peradangan usus halus setelah mencerna produk gluten. Gejala yang dapat dialami antara lain kentut panas dan berbau.

Orang dengan penyakit celiac perlu berkonsultasi dengan dokter dan melakukan eliminasi produk gluten dari makanan yang dikonsumsi.

8. Pakaian yang Ketat

Menggunakan celana atau celana dalam yang tebal dan ketat dapat juga menyebabkan kentut terasa lebih panas, karena gas yang dikeluarkan melalui kentut terperangkap di dalam pakaian [1].

Gas yang terperangkap lebih lama dalam pakaian dapat menyebabkan kentut terasa lebih lama dan hangat.

Kapan Perlu Mengunjungi Dokter?

Kentut panas bukanlah keluhan yang membutuhkan penanganan khusus karena gejalanya dapat hilang dengan sendirinya setelah buang air besar.

Beberapa obat yang dijual bebas di apotek dapat membantu mengurangi gejala lain yang menyertai seperti diare atau konstipasi.

Pada beberapa kondisi yang sangat jarang, seseorang membutuhkan konsultasi dengan dokter. Kunjungi dokter apabila kentut dirasa cukup mengganggu, misalnya kentut terlalu sering dan menghasilkan bau yang busuk.

Kentut terasa panas yang disertai dengan nyeri perut menetap, rasa kembung, diare atau konstipasi yang berulang, berat badan menurun yang tidak direncanakan, sulit untuk menahan buang air besar, terdapat darah pada tinja, demam, muntah, nyeri otot atau sendi memerlukan konsultasi dengan dokter [5].

Cara Mengatasi Kentut yang Terasa Panas

Kentut merupakan hal yang wajar dan sebagai keluhan tunggal bukanlah suatu tanda penyakit berat.

Kentut panas biasanya hanya berlangsung sementara dan dapat hilang setelah buang air besar.

Namun apabila kentut berlangsung terus menerus dengan disertai dengan bau busuk atau gejala lain, dapat mengindikasikan kondisi medis yang lebih serius, seperti diare atau intoleransi makanan [3].

Pada penderita diare, status hidrasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi dehidrasi. Orang dengan diare harus meminum air mineral yang cukup atau minuman dengan elektrolit untuk menjaga komposisi air dan elektrolit tubuh [3].

Obat yang dijual bebas mungkin dapat meringankan gejala lain seperti diare atau konstipasi.

Cara Mencegah Kentut yang Terasa Panas

Dalam mencegah kentut yang terasa panas diperlukan penyesuaian diet dan memperbaiki gaya hidup.

Langkah ini bertujuan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mencegah berbagai penyakit.

Beberapa tips yang dapat dijalankan antara lain: [3]

  • Memperbanyak makan makanan berserat. Serat merupakan komposisi makanan yang dapat membantu buang air besar menjadi teratur. Contoh makanan dengan kandungan serat tinggi antara lain buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, serta kacang-kacangan.
  • Perlu diperhatikan bahwa beberapa makanan tinggi serat seperti brokoli, asparagus, kubis, dan tauge dapat meningkatkan jumlah gas yang dihasilkan tubuh sehingga orang menjadi lebih sering kentut, namun tidak akan menyebabkan kentut lebih panas.
  • Mengonsumsi makanan fermentasi atau menggunakan suplemen probiotik untuk meningkatkan mikrobiota baik dalam usus. Bakteri baik di usus dapat membantu memecah gas hidrogen yang dihasilkan dalam saluran cerna. Contoh makanan berfermentasi antara lain yogurt, acar, dan kombucha.
  • Memakan makanan dan herbal yang mengurangi kentut. Herbal seperti jahe, peppermint, kayu manis memiliki kandungan natural dalam membantu tubuh mencerna makanan lebih cepat. Peppermint juga memiliki efek tambahan meringankan iritasi usus.
  • Mengurangi makanan yang menyebabkan gas berlebih, seperti gula dan karbohidrat lainnya.
  • Menghindari minuman berkarbonasi seperti air soda. Minuman berkarbonasi menghasilkan lebih banyak udara di saluran cerna. Gejala yang dhasilkan seperti sendawa atau kentut beberapa kali.
  • Menggunakan suplemen enzim diet ketika mengonsumsi makanan yang sulit dicerna.
  • Menghindari makanan yang mengiritasi saluran pencernaan, seperti makanan pedas.
  • Meminum air yang cukup.
  • Menggunakan pakaian yang tidak terlalu ketat.
  • Menjaga menu makanan dengan mengidentifikasi dan menghindari makanan yang dicurigai menyebabkan intoleransi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment