Kulit Kering Di Bawah Mata : Penyebab dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kulit kering di bawah mata bukan sebuah hal yang asing karena beberapa orang memiliki kondisi seperti ini dengan berbagai faktor penyebab di baliknya.

Meski pemilik kulit kering di bawah mata sebagian tidak mempermasalahkan hal ini, kondisi ini tetap cukup mengganggu pada sebagian penderita lainnya.

Tak hanya kering, terkadang terdapat gejala lain yang menyertai, seperti pengelupasan kulit, kulit bersisik, gatal-gatal, dan sensasi rasa kencang atau menyengat yang memicu ketidaknyamanan [1,2].

Jika disertai rasa gatal, menggaruknya secara berlebihan bahkan mampu mengakibatkan luka dan perdarahan [1,2].

Oleh karena itu, kenali kemungkinan-kemungkinan penyebab kulit kering yang ada di bawah mata ini agar bisa mengatasinya segera.

1. Kadar Minyak Alami Kulit Berkurang

Seiring bertambahnya usia, kelenjar minyak tak lagi menghasilkan minyak alami atau sebum sebanyak dulu [1,3].

Biasanya memasuki usia paruh baya atau lebih tua akan menyebabkan kadar minyak kulit berkurang sehingga kulit sangat mudah mengering [1,3].

Padahal, zat sebum yang berwarna kekuningan berfungsi utama sebagai penjaga kelembapan kulit, mencegah bakteri tumbuh dan menginfeksi kulit, serta memberi perlindungan dari bahaya sinar ultraviolet [4,5].

Penanganan : Penting untuk menggunakan krim pelembap kulit semasa muda untuk mencegah kulit kering dan keriput dini seiring pertambahan usia [1,2].

Terdapat berbagai macam produk krim pelembap mulai dari berbahan kimia ringan hingga berbahan alami yang bisa diterapkan pada wajah [1,2].

Shea butter, minyak mineral, lanolin, gliserin dan minyak jojoba adalah beberapa contoh komponen yang bermanfaat bagi kulit kering [1,2].

2. Efek Obat Tertentu

Jenis obat seperti diuretik dan statin bila digunakan mampu menyebabkan kulit kering sebagai efek sampingnya [1,2].

Salah satu bagian kulit wajah yang dapat mengering karena penggunaan salah satu atau kedua obat tersebut adalah bawah mata [1,2].

Pada kasus yang lebih serius, penggunaan statin bahkan mampu menyebabkan ruam pada kulit kering dan kulit mengelupas seperti pada kondisi eksim [6].

Diuretik sebagai obat tekanan darah tinggi (hipertensi), masalah liver dan jantung yang berhubungan dnegan penumpukan cairan dalam tubuh akan menghilangkan tumpukan cairan tersebut [6].

Sebagai efeknya, hal ini bisa memengaruhi kondisi kulit menjadi lebih kering [6].

Penanganan : Tidak ada penanganan khusus untuk kulit kering bagian bawah mata atau wajah yang terjadi karena efek obat [1,2].

Biasanya, berhenti dari penggunaan obat otomatis akan membuat kondisi kulit kembali normal [1,2].

Selama penggunaan obat, kulit kering bisa diatasi dengan penggunaan pelembap kulit yang berbahan aman [1,2].

3. Blefaritis

Blefaritis adalah kondisi radang yang menyerang kelopak mata sehingga biasanya ditandai dengan rasa gatal, kemerahan, pembengkakan dan produksi minyak berlebih di area tersebut [1,2,7].

Selain itu, area kelopak mata akan mengalami kulit kering, dapat termasuk bagian bawah mata [1,2,7].

Bahkan bulu mata pada blefaritis juga dapat berkerak yang tidak mengganggu mata namun tetap menyebabkan ketidaknyamanan [1,2,7].

Bila pada kasus blefaritis terjadi sumbatan di bagian saluran kelenjar minyak, kulit akan mengering, tak hanya di bagian kelopak mata atas tapi juga bawah dan bahkan sekitar mata [1,2,7].

Oleh karena itu, penting untuk membersihkan bagian luar mata (khususnya kelopak mata dan sekitarnya) agar tidak mudah menjadi sarang kuman [1,2].

4. Kebiasaan Merokok

Merokok adalah sebuah kebiasaan tidak sehat yang mampu memengaruhi tidak hanya kesehatan paru-paru, mulut dan tenggorokan, tapi juga kulit [1,2,8].

Efek jangka pendek dari kebiasaan merokok adalah gangguan pada kulit serta membran mukosa [8].

Sedangkan efek jangka panjang dari kebiasaan merokok adalah pigmentasi kulit tak merata, kulit kering (termasuk kulit wajah bagian bawah mata), kantung mata, hingga kerutan pada wajah yang terlalu dalam [8].

Selain kulit, beberapa efek merokok adalah diskolorasi gigi, perubahan warna pada kuku dan jari tangan menjadi kekuningan, dan bahkan lidah memiliki bulu hitam [8].

Belum terlambat untuk membatasi dan berhenti dari kebiasaan merokok agar kesehatan kulit terjaga.

5. Kekurangan Vitamin dan Mineral

Kemungkinan lain yang menyebabkan kulit bagian bawah mata menjadi kering adalah kurangnya asupan mineral dan vitamin [1,2,3].

Ketika kulit jarang terkena sinar matahari, hal ini dapat meningkatkan risiko tubuh kekurangan vitamin D [1,2,3].

Ketika tubuh kekurangan vitamin D, salah satu efek yang terjadi pada kulit adalah kulit menjadi lebih kering dari biasanya [1,2,3].

Selain vitamin D, tubuh yang kekurangan vitamin B juga lebih rentan mengalami kulit kering, disertai pula dengan kulit mengelupas, ruam, kulit pecah-pecah, kerutan, hingga jerawat [1,2,3].

Kurangnya asupan zinc/seng dan zat besi juga mampu menyebabkan berbagai masalah kulit, termasuk kulit kering dan memburuknya kondisi dermatitis atopik (bila seseorang menderita gangguan kulit ini) [1,2,3].

Oleh sebab itu, berjemur pagi hari sekaligus mengasup makanan bervitamin D, vitamin B dan zinc tinggi sangat dianjurkan [1,2,3].

6. Suhu Dingin

Cuaca atau suhu dingin juga menjadi alasan lain yang umumnya mampu membuat kulit di bawah mata mengering [1,2,3].

Paparan suhu dingin dapat lebih rentan terjadi ketika bepergian ke luar tanpa mengenakan pelembap wajah maupun pakaian hangat dan pelindung wajah [1,2,3].

Beri perlindungan bagi wajah sekalipun kulit tubuh lainnya saat hendak bepergian di cuaca dingin agar kulit kering tidak terlalu mengganggu [1,2,3].

7. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah jenis eksim paling umum yang bisa dialami oleh siapa saja, namun untuk area mata, biasanya lebih rentan terjadi pada orang dewasa [1,2,9].

Tak hanya kulit bawah mata, kulit sekitar mata dan bagian kelopak mata akan mudah mengering [1,2,9].

Kondisi ini umumnya disertai dengan pembengkakan dan rasa gatal ditambah kulit tampak menebal dan berwarna lebih gelap [1,2,9].

Penanganan : Penanganan utama dermatitis atopik adalah dengan penggunaan kortikosteroid, antibiotik, atau imunosupresan [1,29].

Jika diperlukan, pasien bisa menempuh terapi cahaya, terutama bila obat oles tak mampu meredakan gejala [1,2,9].

Namun untuk penderita dermatitis atopik yang masih bayi atau anak-anak sama sekali tidak dianjurkan menjalani terapi cahaya [1,2,9].

8. Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik merupakan jenis masalah kulit yang ditandai dengan kulit kering, bersisik dan memerah [2,10].

Umumnya dermatitis seboroik timbul di kulit kepala dalam bentuk ketombe karena kulit kepala mengelupas [2,10].

Selain itu, area dada dan mata juga dapat mengalami kulit kering mengelupas yang seringkali disertai ruam kemerahan [10].

Stres adalah faktor yang umumnya meningkatkan risiko memburuknya dermatitis seboroik [11].

Penanganan : Untuk area selain kepala, kulit yang kering karena dermatitis seboroik dapat ditangani dengan krim clotrimazole (antijamur) secara rutin [10].

Salep atau krim kortikosteroid juga dapat digunakan untuk meredakan gejala pada kulit area mata [10].

9. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan jenis radang kulit yang terjadi karena kulit terpapar zat tertentu yang berbahaya [2,12].

Hal ini kemudian menyebabkan reaksi alergi atau iritasi, ditandai dengan kulit kering, gatal dan kemerahan, termasuk area bawah mata [2,12].

Kulit pada dermatitis kontak pun berpotensi membengkak, menebal, bersisik, hingga pecah-pecah dan nyeri ketika menekannya [2,12].

Penanganan : Dermatitis kontak biasanya bisa sembuh dengan sendirinya asalkan tidak sering menggaruk dan menyentuh area kulit yang terpengaruh [12].

Rajin membersihkan kulit wajah dan mengoleskan pelembap kulit berbahan ringan agar terjaga kelembapannya [2,12].

Bila diperlukan, pasien dermatitis kontak bisa menggunakan kortikosteroid (baik dalam bentuk tablet atau salep/krim) resep dokter [2,12].

10. Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah peradangan di bagian konjungtiva yang ditandai dengan kemerahan pada mata, rasa mengganjal, dan keluarnya cairan/nanah dari mata [1,2].

Meski demikian, area mata pun dapat terpengaruh, seperti kelopak mata serta bulu mata berkerak dan adanya bagian kering di bawah mata karena efek ini [1,2].

Penanganan : Konjungtivitis karena infeksi virus umumnya tanpa penanganan khusus akan sembuh dengan sendirinya [1,2].

Bila disebabkan infeksi bakteri, antibiotik adalah obat yang tepat untuk menghilangkan gejala, khususnya antibiotik dalam bentuk salep atau obat tetes mata [1,2].

Namun untuk kasus non-infeksi atau konjungtivitis karena reaksi alergi, obat-obatan yang bisa digunakan adalah dekongestan, kortikosteroid, dan antihistamin [1,2].

11. Efek Dialisis (Cuci Darah)

Dialisis atau prosedur cuci darah umumnya mengharuskan pasien untuk membatasi asupan cairan [1,3,13].

Proses dialisis sendiri pun bertujuan mengangkat atau membuang air berlebih di dalam tubuh [13].

Karena hal ini, kondisi kulit dapat terpengaruh secara negatif, seperti kulit yang mengering (termasuk area bawah mata) [13].

Kulit yang kering umumnya juga disertai dengan rasa gatal di mana rasa gatal biasanya muncul karena kadar fosfor dalam tubuh yang terlalu tinggi [13].

12. Diabetes

Diabetes adalah salah satu jenis penyakit kronis yang mampu menyebabkan kulit kering sebagai efeknya [1,3,14].

Hal ini dikarenakan kadar glukosa yang terlalu tinggi dalam darah yang seringkali juga berpengaruh pada peredaran darah dan infeksi kulit [14].

Ketika kedua kondisi tersebut terjadi, kulit berisiko mudah kering dan terasa gatal [14].

Penanganan : Bila memiliki diabetes, pengendalian kadar gula darah melalui perubahan pola hidup sehat sangat dianjurkan [15].

Diet rendah gula atau karbohidrat serta diet rendah kalori sangat dianjurkan agar mampu menurunkan atau setidaknya menjaga berat badan tetap ideal [15].

Hal ini juga membantu supaya kadar gula darah turun dan stabil tanpa obat-obatan penurun kadar gula darah [15].

13. HIV

Infeksi HIV adalah faktor lainnya yang memungkinkan terjadinya kulit kering pada area bawah mata [1,316].

Prevalensi kulit kering pada penderita HIV bahkan diketahui mencapai 19-28%, menandakan bahwa masalah kulit cukup umum ketika seseorang menderita HIV [16].

Selain kulit bawah mata atau area mata mengering, mata sendiri pun dapat mengalami kekeringan karena HIV [16].

Terdapat sekitar 20% orang penderita HIV yang mengalami masalah mata tersebut [17].

Penanganan : Terapi antiretroviral (ARV) adalah bentuk penanganan bagi penderita HIV [16].

Tujuan terapi ini utamanya mencegah perkembangbiakkan virus HIV dalam tubuh sekaligus melindungi sistem imun agar tidak terserang virus [16].

Bila kulit kering di bawah mata memburuk dan bahkan disertai beberapa gejala mengganggu lainnya, segera konsultasikan dengan dokter kulit agar memperoleh penanganan yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment