Saat seseorang sudah menjadi lansia, mereka tidak bisa melakukan berbagai aktivitas dengan mudah lagi. Banyak dari mereka yang memerlukan bantuan seorang wali untuk aktivitas mereka.
Menjadi wali untuk lansia bukan suatu pekerjaan yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi saat merawat lansia, baik itu yang mudah ditangani sampai yang cukup sulit.
Contoh tantangan yang harus dihadapi oleh wali adalah saat lansia mengompol. Tidak seperti pada anak yang bisa menghilangkan kebiasaan mengompol saat mereka semakin besar, hal itu mungkin tidak mudah terjadi pada lansia.
Apa yang Menyebabkan Lansia Mengompol?
Meski tidak semua lansia mengompol di usia tua mereka, tapi ada beberapa yang mengalaminya. Mengompol atau inkontinensia urine pada lansia bisa disebabkan oleh beberapa hal.[1]
Salah satu penyebabnya adalah karena lansia rentan terkena penyakit yang berkaitan dengan inkontinensia urine seperti demensia, penyakit parkinson, dan multiple sclerosis.[1]
Kondisi lainnya yang bisa memicu mengompol pada lansia yaitu diabetes, infeksi pada saluran kemih, dan efek samping dari obat.[1]
Sering mengompol ini tidak terlalu baik jika terus dibiarkan. Selain masalah higienis, seorang lansia yang mengalami masalah ini juga mungkin akan merasa tidak nyaman bahkan malu.[1]
Untungnya mengompol pada lansia termasuk kondisi yang bisa dicegah. Wali dari lansia bisa menggunakan cara yang tersedia di artikel ini untuk mencegah dan meminimalkan kemungkinan mengompol pada lansia.
Cara Mencegah Lansia Mengompol
- Memantau Asupan Cairan pada Lansia
Meminum air memang penting untuk kesehatan dan mampu menghidrasi tubuh. Lansia juga lebih mudah terkena dehidrasi karena perubahan fisiologis dalam proses penuaan.[2]
Tapi asupan cairan itu harus dipantau agar lansia tidak mendapat asupan cairan yang berlebihan.[2]
Cobalah untuk membatasi minum air pada sore dan malam hari. Minumlah dengan banyak di pagi hari karena lansia bisa lebih mudah menggunakan kamar mandi di saat itu.[2]
Membatasi konsumsi cairan di sore dan malam hari akan mengurangi produksi urine di malam hari. Minum sebelum tidur juga harus dihindari agar lansia tidak mengompol.[2]
Perlu diingat untuk tidak membatasi minum dalam jumlah yang banyak agar tidak kekurangan cairan.[3]
Mengurangi cairan secara berlebihan membuat urine menjadi lebih pekat sehingga mengiritasi kandung kemih. Kandung kemih yang teriritasi akan membuat inkontinensia urine semakin buruk.[3]
- Buat Jadwal Buang Air Kecil yang Teratur
Biasanya seseorang hanya buang air kecil saat mereka merasa ingin buang air kecil saja. Tapi untuk lansia yang mengompol, bisa membuat jadwal untuk buang air kecil.
Jadwal buang air kecil ini tidak bermaksud untuk mengekang lansia, melainkan membantu kandung kemih mereka agar lebih terkontrol.[4]
Kandung kemih yang terkontrol itu akan membuat lansia mampu mencegah mengompol di malam hari.[4]
Contoh jadwalnya adalah setiap satu jam sekali. Jadi lansia diberi jadwal untuk buang air kecil setiap satu jam sekali. Setelah cukup terbiasa, walinya bisa perlahan-lahan memperpanjang waktu antara buang air kecil itu.[4]
Awalnya yang hanya satu jam sekali, menjadi dua jam sekali, hingga seterusnya sampai lansia mampu mengontrol kandung kemih mereka sehingga tidak mengompol, terutama di malam hari.[4]
Mungkin membutuhkan waktu cukup lama sampai lansia benar-benar bisa mengontrol kandung kemih mereka.[4]
- Melakukan Latihan Volume Kandung Kemih
Tidak hanya pemberian jadwal untuk buang air kecil, wali juga bisa membantu lansia dalam melakukan latihan volume kandung kemih.
Latihan ini cocok untuk lansia yang memiliki kapasitas kandung kemih fungsional yang kecil. Latihan akan membantu meningkatkan kontrol dan volume kandung kemih mereka.[5]
Langkah melakukan pelatihan ini yaitu dengan meminum banyak cairan di siang hari dan menahan diri untuk tidak buang air kecil selama mungkin.[5]
Menahan buang air kecilnya bisa selama dua hingga tiga jam. Melalui pelatihan ini, kapasitas kandung kemih fungsional menjadi meningkat sehingga keinginan untuk terus menerus buang air kecil mengurang.[5]
Lansia yang didiagnosis dengan kandung kemih yang terlalu aktif juga bisa mengambil manfaat dari pelatihan ini.[5]
Tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Pria yang memiliki gejala pembesaran prostat tidak bisa melakukan latihan ini dan disarankan menggunakan alternatif lain.[5]
Hal ini dikarenakan latihan volume kandung kemih dapat mengakibatkan peregangan atau distensi pada kandung kemih.[5]
- Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman yang Mengiritasi Kandung Kemih
Kandung kemih yang teriritasi bisa menyebabkan mengompol pada lansia atau kelompok usia lain.[2]
Tidak hanya dehidrasi saja yang mampu mengiritasi kandung kemih, beberapa jenis makanan dan minuman tertentu juga bisa menyebabkan iritasi pada kandung kemih.[2]
Makanan dan minuman yang bisa mengiritasi kandung kemih di antaranya adalah alkohol, kafein, minuman makanan manis, pemanis buatan, cokelat dan makanan pedas.[2]
Kafein dan alkohol juga bisa merangsang kandung kemih. Itulah mengapa seseorang merasa ingin buang air kecil setelah meminum kopi.[2]
Oleh karena itu, wali harus mengurangi konsumsi makanan dan minuman tersebut pada lansia agar mereka tidak mengompol lagi.[2]
Akan lebih baik lagi untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman tersebut di malam hari sehingga kandung kemih bisa tetap terkontrol.[2]
- Menggunakan Alarm Khusus untuk Mengompol
Proses untuk benar-benar berhenti mengompol termasuk proses yang cukup lama, jadi selama masih mengompol, wali bisa menggunakan alarm mengompol pada lansia.[5]
Alarm mengompol ini memang lebih sering digunakan pada anak-anak, tapi tidak ada salahnya untuk mencobanya pada lansia.[5]
Cara kerja dari alarm ini yaitu dengan berbunyi atau bergetar saat sensornya mendeteksi basah. Alarm bisa dipasang di alas tempat lansia tidur.[5]
Setelah terbangun, lansia bisa menghentikan aliran urine dan meminta bantuan dari wali untuk pergi ke kamar mandi.[5]
Perangkat ini mungkin tidak efektif bila lansia mengompol beberapa kali dalam semalam yang diakibatkan oleh menurunnya kapasitas kandung kemih fungsional.[5]
Kalau tidak ingin menggunakan perangkat ini, wali juga bisa menggunakan sistem alarm lain dan menggunakan alarm biasa.[5]
Caranya dengan memasang alarm di malam hari pada waktu yang acak untuk bangun dan buang air kecil.[5]
Penting untuk mengatur waktunya dengan acak karena kalau waktunya selalu lama, kandung kemih jadi terbiasa untuk buang air kecil di waktu itu.[5]