Testosteron adalah hormon seks yang diproduksi oleh tubuh dan memiliki fungsi penting dalam tubuh. Hormon ini bisa ditemukan pada manusia dan hewan, tapi lebih sering dikaitkan dengan laki-laki. Perempuan juga memiliki hormon testosteron meskipun jumlahnya lebih sedikit dibanding laki-laki.[1]
Pada laki-laki, level hormon testosteron berada dipuncaknya di masa remaja dan awal mereka tumbuh dewasa, dan levelnya mulai menurun setelah mereka menginjak usia 30 tahun. Pada saat itu, kadar testosteron laki-laki diperkirakan menurun sekitar 1% setiap tahun.[1]
Untuk perempuan, hormon testosteron diproduksi di ovarium, sel lemak, sel kulit, dan kelenjar adrenal. Meski memiliki testosteron, perempuan biasanya tidak mengembangkan karakteristik yang sama dengan laki-laki karena testosteron bertindak secara berbeda di tubuh mereka. Namun, perempuan yang memproduksi testosteron secara berlebih dapat memiliki karakteristik yang sama dengan laki-laki seperti tumbuh rambut di wajah.[1]
Menurut University of Rochester Medical Center, tingkat hormon testosteron yang normal untuk laki-laki dewasa adalah antara 280 dan 1,100 nanogram per desiliter (ng/dL) serta antara 15 dan 70 ng/dL untuk perempuan dewasa. Tingkat hormon testosteron yang terlalu tinggi atau rendah bisa menyebabkan disfungsi di bagian tubuh yang biasa diatur oleh hormon.[2]
Fungsi Testosteron pada Tubuh
Hormon testosteron memiliki fungsi masing-masing pada tubuh laki-laki dan perempuan. Di sini ada beberapa fungsi hormon testosteron untuk tubuh, yaitu:[3]
- Mengatur libido.
- Memperdalam suara pada masa pubertas.
- Membantu dalam pertumbuhan dan densitas tulang.
- Menumbuhkan rambut pada area wajah dan kemaluan.
- Membantu dalam menumbuhkan otot dan kekuatannya.
- Mengatur produksi sperma, lemak dan sel darah merah.
Kadar hormon testosteron yang rendah, atau bisa juga disebut dengan kadar T rendah, bisa menyebabkan berbagai gejala pada laki-laki dan perempuan.[4]
Gejala-gejala itu mencakup penurunan gairah seks, tulang lebih lemah, tingkat kepercayaan diri yang rendah, kurang bertenaga, rambut yang tumbuh lebih sedikit, dan munculnya perasaan depresi.[4]
Saat kadar hormon testosteron turun dan berada di bawah tingkat yang sehat, mereka bisa menyebabkan kondisi seperti infertilitas dan hipogonadisme. Tidak hanya disebabkan oleh penuaan, kadar hormon testosteron bisa turun karena cedera pada testis, kelenjar pituitari yang tidak bekerja dengan baik, dan obat-obatan yang mempengaruhi kelenjar pituitari seperti steroid.[4]
Bila tingkat hormon testosteron terus menurun, hal itu bisa berpengaruh pada kesehatan seseorang secara menyeluruh. Oleh karena itu, peningkatan kadar hormon testosteron perlu dilakukan untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan akibat kadar hormon testosteron yang rendah dalam tubuh.[4]
Cara Meningkatkan Kadar Hormon Testosteron dalam Tubuh
Untuk meningkatkan kadar hormon testosteron dalam tubuh, kamu bisa menggunakan cara pengobatan atau terapi penggantian hormon testosteron atau cara yang alami. Bisa dilihat penjelasannya di bawah ini:
- Pengobatan atau Terapi Hormon Testosteron
Jika seorang laki-laki menunjukkan gejala testosteron yang rendah dengan gejala yang cukup parah, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan atau terapi penggantian hormon testosteron. Dalam terapi itu, testosteron buatan bisa diberikan secara oral, dengan gel atau patch kulit dan melalui suntikan. [5]
Terapi penggantian hormon testosteron memang bisa memberikan hasil yang baik seperti massa otot yang lebih besar, tapi terapi ini tetap memberikan beberapa efek samping pada tubuh. Efek sampingnya termasuk penurunan produksi sperma, kulit berminyak, testis mengecil dan meningkatnya jumlah sel darah merah. [5]
Efek samping yang lebih besar adalah merangsang pertumbuhan prostat non kanker dan pertumbuhan kanker prostat yang sudah ada. Untuk mengetahui apakah terapi penggantian hormon terapi cocok untuk dilakukan, diperlukan diskusi terlebih dahulu dengan dokter agar mereka bisa mengecek kondisi hormon testosteron. [5]
Jika tidak memiliki masalah terhadap kondisi kesehatan, dianjurkan untuk meningkatkan kadar hormon testosteron secara alami.[5]
- Olahraga Secara Teratur
Olahraga dengan teratur sudah menjadi resep untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Menariknya lagi, olahraga juga bisa berguna dalam meningkatkan kadar hormon testosteron dalam tubuh.[6]
Berat badan yang berlebih juga membuat kadar hormon testosteron menurun. Itulah mengapa laki-laki yang obesitas memiliki kadar hormon testosteron yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki dengan berat badan normal.[6]
Jenis olahraga yang baik untuk meningkatkan testosteron adalah latihan ketahanan seperti angkat beban. Olahraga angkat beban bisa meningkatkan testosteron dalam jangka pendek hingga jangka panjang.[6]
Olahraga lain yang baik adalah olahraga kardiovaskular, contohnya jogging, lari, berenang dan bersepeda. Selain meningkatkan testosteron, olahraga ini juga baik untuk membakar kalori dan menurunkan berat badan.[6]
- Tidur yang Cukup
Tidur yang cukup sering disepelekan orang-orang, padahal tidur memiliki peran yang penting untuk kesehatan. Tidak jarang orang merasa cukup jika hanya tidur kurang dari 8 jam yang sudah dianjurkan, seperti 4 atau 5 jam saja.[6]
Pelepasan testosteron terjadi pada saat tidur, hal ini membuat tidur memiliki efek langsung pada kadar testosteron. Kadar hormon testosteron akan mengurang sebanyak 15% jika seseorang hanya tidur 5 jam per malam. Durasi tidur yang baik untuk hormon testosteron dan kesehatan jangka panjang yaitu 7 sampai 10 jam.[6]
4. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi
Karena berat badan juga berpengaruh pada kadar hormon testosteron, makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Jangan memakan makanan yang berpotensi menaikkan berat badan seperti makanan yang mengandung gula berlebih.[7]
Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan yang mengandung seng dan protein seperti kacang-kacangan, kepiting, lobster, bawang, daging ayam dan sapi, ikan, telur, serta tahu.[7]
Hindari juga konsumsi minuman beralkohol karena berpengaruh pada kerusakan sel dan reaksi hormonal.[7]
Saat seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon yang disebut dengan kortisol. Hormon kortisol ini yang membantu tubuh dalam menanggapi stres sampai tubuh kembali normal. Tapi jika seseorang terus mengalami stres dan terkena paparan hormon kortisol yang berkepanjangan dapat mengurangi tingkat testosteron dalam tubuh.[7]
Agar kesehatan terus terjaga dan hormon testosteron terus optimal, coba untuk mengurangi stres yang berulang dalam hidup. Mengurangi tingkat stres bisa dengan melakukan aktivitas yang membuat kamu senang, istirahat dengan cukup, dan menghindari situasi yang bisa membuat stres.[7]