Microdontia : Jenis – Penyebab dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : drg. Jefrianto Wololy
Kelainan genetik seperti mikrodonsia memang cenderung sulit dihindari karena berkaitan dengan tumbuh kembang bayi sejak dalam kandungan. Jika sudah terjadi komunikasikan dengan dokter gigi mengenai pemeliharan... kesehatan gigi dan mulut serta perawatan terbaik untuk menangani masalah mikrodonsia sesuai kebutuhan pasien. Read more

Apa Itu Microdontia?

Microdontia ( img : Research Gate )

Microdontia adalah sebuah kondisi kelainan yang berkebalikan dari macrodontia, yakni tumbuhnya gigi dengan ukuran lebih kecil dari normalnya [1,2,3].

Jika macrodontia adalah kelainan genetik langka yang membuat pertumbuhan gigi tidak berhenti tepat waktu sehingga gigi lebih besar dari seharusnya, microdontia adalah sebaliknya.

Pada kondisi microdontia, tidak semua gigi akan tumbuh terlalu kecil, sebab hanya satu atau dua buah gigi saja yang tumbuh dengan ukuran kecil abnormal.

Tergolong sebagai penyakit langka, microdontia seringkali terjadi tanpa adanya gejala lain selain gigi yang pertumbuhannya minimal [2].

Tinjauan
Microdontia merupakan kondisi tumbuhnya gigi abnormal dengan ukuran lebih kecil dari normalnya, lebih pendek dan juga seringkali dijumpai dalam bentuk yang runcing.

Fakta Tentang Microdontia

Pada hasil studi kasus yang melibatkan 33 pasien Down Syndrome dengan rentang usia 18-90 bulan (23 tipe penuh dan 10 tipe mosaik), microdontia insisif lateral dengan jumlah satu gigi terpengaruh terjadi pada 6,1% pasien Down Syndrome tipe penuh dan mosaik [1].

Sementara itu, microdontia insisif lateral dengan jumlah gigi terpengaruh lebih dari satu terjadi pada 45,5% pasien Down Syndrome tipe penuh dan 3% pada tipe mosaik.

Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 38 pasien Down Syndrome dengan rentang usia 7-29 tahun, terdapat 23 pasien mengalami microdontia usai pemeriksaan fisik [18].

Diketahui persentase sebesar 86,84% adalah prevalensi total microdontia yang dilaporkan pada pasien dengan Down syndrome di Indonesia.

Jenis-jenis Microdontia

Seperti halnya macrodontia yang terklasifikasi menjadi tiga jenis kondisi, begitu pula dengan microdontia.

Terdapat tiga jenis kondisi microdontia yang perlu dikenali [3].

Localized Microdontia

Jenis microdontia satu ini dikenal dengan istilah focal microdontia, yaitu sebuah kondisi ketika terdapat hanya satu buah gigi yang ukurannya lebih kecil dari rata-rata.

Pada localized microdontia, akan mudah terlihat adanya satu gigi yang ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan gigi-gigi lain di sekitarnya.

Walaupun microdontia tergolong penyakit atau kelainan yang langka, localized microdontia ini adalah jenis kondisi yang paling umum terjadi.

Gigi pada rahang atas adalah yang paling berpotensi mengalami microdontia, yaitu gigi insisivus lateral (gigi seri kedua) rahang atas yang berada di sisi dua gigi depan.

Terkadang, gigi yang mengalami microdontia tidak nampak ada yang salah karena sepintas terlihat normal, namun sebenarnya ukurannya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan gigi-gigi lain di sekitarnya.

Relative Generalized Microdontia

Pada jenis microdontia ini, gigi yang tumbuh nampak lebih kecil dari normalnya terbilang relatif karena tergantung dari seberapa besar rahang penderita.

Setiap individu memiliki ukuran rahang berbeda dan beberapa orang dengan rahang besar atau menonjol cenderung berisiko lebih tinggi mengalami relative generalized microdontia.

Ketika seseorang memiliki rahang besar atau menonjol, hal ini otomatis berpengaruh pada gigi yang jadinya tampak lebih kecil meskipun sebenarnya terbilang normal.

Ini menjadi alasan mengapa kondisi microdontia ini dianggap sebagai kondisi gigi yang relatif.

True Generalized Microdontia

Microdontia jenis ini berpotensi lebih besar terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi khusus seperti dwarfisme pituitari.

Penderita dwarfisme pituitari adalah mereka yang mengalami defisiensi hormon pertumbuhan.

Kadar hormon pertumbuhan yang terlalu rendah dapat disebabkan oleh kelenjar pituitari yang tidak menghasilkan hormon pertumbuhan secara memadai.

Tak hanya berpengaruh pada tinggi dan besar badan anak yang terhambat, hormon pertumbuhan yang kurang dapat berakibat pada pertumbuhan gigi yang tak maksimal.

Sebagai akibatnya, beberapa gigi dapat tumbuh dengan ukuran jauh lebih kecil.

Meski demikian, dibandingkan dua jenis yang telah diulas sebelumnya, true generalized microdontia adalah jenis kondisi microdontia yang paling jarang terjadi.

Tinjauan
Terdapat 3 jenis kondisi microdontia yang meliputi localized microdontia (paling umum terjadi), relative generalized microdontia, dan true generalized microdontia.

Penyebab Microdontia

Seperti halnya macrodontia yang terjadi karena mutasi genetik, microdontia pun adalah kelainan hasil faktor genetik dan juga faktor lingkungan.

Selain juga karena dwarfisme pituitari, beberapa kondisi yang diketahui mampu menjadi penyebab seseorang mengalami microdontia antara lain adalah [2] :

  • Paparan Radiasi

Paparan radiasi dapat berasal dari tindakan medis seperti kemoterapi [2].

Para penderita kanker atau penempuh kemoterapi dan terapi radiasi khususnya selama masa kanak-kanak (usia tidak lebih dari 6 tahun) dapat meningkatkan risiko microdontia.

Tak hanya microdontia, masalah tumbuh kembang dapat terjadi sebagai akibat paparan radiasi.

  • Sindrom Rothmund-Thomson

Sindrom ini umumnya terjadi pada bayi yang ditandai dengan kemerahan pada wajah yang kemudian kemerahan ini menyebar [4].

Gangguan kesehatan ini dapat menjadi penyebab menipisnya kulit bayi, rambut dan bulu mata yang tumbuh terlalu sedikit atau tipis, serta tumbuh kembang yang lambat.

Masalahnya, sindrom ini turut berpengaruh cukup besar pada pertumbuhan tulang dan menjadikannya tumbuh secara abnormal.

Kuku dan gigi pun dapat tumbuh secara abnormal karena sindrom ini di mana salah satunya adalah kondisi microdontia.

  • Sindrom Rieger

Sindrom ini pun dikenal sebagai kelainan genetik yang tergolong sangat langka yang ditandai dengan pertumbuhan serta bentuk mata abnormal pada anak [2,5].

Tak hanya mata, sindrom ini juga berkaitan erat dengan gigi yang tidak tumbuh sempurna dan cenderung terhambat.

Malformasi kraniofasial selain gigi dan mata dapat pula terjadi pada sindrom ini.

Kondisi kelainan genetik ini pun sama langkanya dengan beberapa kelainan genetik yang sudah disebutkan.

Sindrom ini memengaruhi perkembangan struktur dan bentuk wajah di mana penderitanya memiliki mulut lebar dan ruang antar gigi yang juga lebih luas dari normalnya [2,6].

Bukan hanya fitur wajah, sindrom Williams pun umumnya memicu gangguan kemampuan belajar, gangguan pembuluh darah serta gangguan jantung.

Kelainan genetik ini mampu menjadi alasan dibalik terjadinya microdontia karena kondisi displasia ektodermal dapat berpengaruh pada bentuk gigi, rambut, kulit dan kuku [7].

Penderita sindrom ini ditandai dengan banyaknya gigi yang hilang atau tidak tumbuh dengan baik ataupun gigi dengan bentuk kerucut.

  • Down Syndrome

Kelainan atau keabnormalan pertumbuhan gigi dapat terjadi ketika anak positif memiliki kondisi Down Syndrome [1,8].

Bila kondisi gigi turut terpengaruh oleh kondisi Down Syndrome, maka hal ini ditandai dengan gigi kecil yang berbentuk seperti pasak atau runcing biasanya.

Lahirnya bayi dengan kondisi bibir sumbing atau langit-langit sumbing dapat pula meningkatkan risiko pertumbuhan gigi yang terganggu [9].

Gigi yang abnormal dapat terjadi karena pembentukan bibir dan bagian dalam mulut yang tak sempurna dan hal ini pun mampu menjadi penyebab microdontia terjadi.

  • Sindrom Oral-Facial-Digital

Sindrom ini pun berhubungan dengan malformasi mulut pada janin selama di dalam kandungan sehingga bayi lahir dengan kelainan pada mulut dan juga proses pertumbuhan giginya saat semakin besar [2,10].

  • Sindrom Hallermann-Streiff

Sindrom ini dikaitkan dengan microdontia karena penderitanya mengalami malformasi pada wajah dan tengkorak [11].

Tanda-tanda seseorang mengalami sindrom ini antara lain adalah kepala yang tampak lebih lebar namun lebih kecil serta rahang yang rendah dan tidak terbentuk secara sempurna.

Microdontia dihubungkan pula dengan sindrom Turner karena sindrom ini pun merupakan suatu kondisi di mana penderitanya mengalami gangguan pertumbuhan sehingga memiliki perawakan pendek (khususnya pada perempuan) [12].

Selain itu, sindrom ini ditandai dengan gigi yang pendek serta lebar, kegagalan ovarium dini, serta kelainan pada jantung.

  • Sindrom Gorlin-Chaudhry-Moss

Kondisi langka ini ditandai dengan penutupan area tulang tengkorak secara dini sehingga pembentukan wajah dan kepala tidak sempurna dan cenderung nampak rata pada bagian wajah [13].

Penderita sindrom ini juga memiliki risiko lebih tinggi memiliki mata kecil, gigi pendek dan kecil seperti microdontia atau bahkan mengalami hipodontia (tidak tumbuhnya gigi).

Pada jenis anemia ini, sumsum tulang penderita yang seharusnya menghasilkan sel-sel darah secara memadai tidak berfungsi demikian.

Karena defisiensi sel darah, hal ini berakibat pada tubuh penderita yang mudah lemas dan lelah.

Selain itu, fanconi anemia berdampak pada keabnormalan fisik penderita, seperti kelainan pada mata dan telinga, malformasi alat genital, serta perawakan yang pendek [14].

  • Ketulian Bawaan dengan Sindrom LAMM (Labyrinthine Aplasia, Microtia, and Microdontia)

Kelainan seperti ketulian bawaan bersama dengan kondisi sindrom LAMM meningkatkan risiko microdontia karena pertumbuhan gigi ikut terganggu, begitu pula proses pembentukan serta pertumbuhan telinga [15].

Penderita ketulian bawaan dan sindrom LAMM biasanya memiliki gigi-gigi yang lebar tapi berukuran sangat kecil, struktur telinga luar dan dalam yang tidak terbentuk sempurna, serta struktur telinga yang lebih kecil dari normalnya.

Tinjauan
Faktor kelainan genetik dan faktor lingkungan adalah penyebab dari microdontia, termasuk dwarfisme pituitari maupun sejumlah kelainan bawaan lain yang mampu meningkatkan risiko anak mengalami microdontia.

Gejala Microdontia

Gejala yang paling menonjol dari kondisi microdontia adalah gigi yang tumbuh lebih kecil dan lebih pendek dari normalnya [2].

Biasanya, gigi yang lebih kecil dan pendek ini disertai dengan bentuk kerucut dan tidak disertai gejala lainnya.

Tergantung jenis kondisinya, microdontia dapat terjadi pada satu atau dua buah gigi saja (jenis yang paling umum dijumpai).

Namun, ada pula beberapa kasus di mana seluruh gigi tumbuh secara abnromal.

Pemeriksaan Microdontia

Pemeriksaan fisik secara langsung biasanya dapat mendeteksi microdontia, yakni dengan dokter memeriksa langsung kondisi gigi yang pendek dan kecil [3].

Namun untuk menegakkan hasil diagnosa, dokter kemungkinan meminta pasien untuk menempuh pemeriksaan lanjutan, seperti radiografi [2].

Radiografi sendiri merupakan metode diagnosa yang akan membantu dokter dalam mengetahui bentuk gigi yang mengalami microdontia.

Penanganan Microdontia

Microdontia tidak tampak berbahaya, namun dari estetika akan cukup mengganggu.

Maka bila penampilan cukup terganggu dengan gigi yang terlalu kecil dan pendek-pendek, dokter gigi kemungkinan akan langsung merujukkan ke dokter gigi kosmetik untuk membenahinya.

Beberapa metode penanganan yang umum ditempuh penderita microdontia antara lain adalah :

  • Dental Bonding

Dental bonding atau bonding gigi juga dikenal dengan istilah composite bonding, yaitu sebuah prosedur yang kerap digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi [16].

Gigi yang berubah warna, gigi patah, atau gigi pecah biasanya diatasi melalui dental bonding.

Bahkan prosedur ini dikenal cepat (30-60 menit) tanpa menimbulkan rasa sakit serta biaya terjangkau.

Permukaan gigi yang mengalami microdontia akan lebih dulu dibuat kasar oleh dokter.

Ada gel khusus yang memang dipergunakan untuk mengasarkan permukaan gigi di mana tujuannya adalah supaya penempelan resin pada gigi lebih kuat.

Setelah menempelkan resin, dokter akan membentuknya sampai tekstur, ukuran dan bentuk sesuai seperti yang dibutuhkan.

Terakhir, dokter perlu menggunakan sinar biru atau laser khusus yang berguna menyinari resin sebagai upaya membuat resin lebih keras dengan cepat.

Hasil akhir biasanya benar-benar mirip dengan gigi asli dan baru akan benar-benar nampak ketika resin sudah kering dan telah melalui proses penghalusan.

  • Veneer

Veneer gigi adalah prosedur yang kini diminati banyak orang untuk meningkatkan kecantikan serta rasa percaya diri.

Veneer sendiri merupakan tindakan medis yang tepat bagi penderita microdontia dengan memperbaiki bentuk dan posisi gigi [16,17].

Bahkan ketika gigi berubah warna, maka prosedur veneer dapat memutihkannya kembali, yaitu dengan memasangkan bahan porselen atau bahan resin-komposit pada depan atau permukaan gigi.

  • Crown Gigi

Prosedur lainnya yang dapat digunakan untuk mengatasi microdontia adalah crown gigi [16,18].

Seperti halnya veneer, crown gigi bertujuan membenahi tampilan gigi sekaligus melindunginya melalui gigi palsu yang dipasang pada bagian atas gigi yang mengalami microdontia.

Agar gigi dengan kondisi microdontia tidak semakin parah kerusakannya, dokter gigi kemungkinan merekomendasikan cara ini.

Tinjauan
Dental bonding, veneer dan crown gigi adalah metode penanganan microdontia yang paling umum. Tujuan prosedur-prosedur ini adalah untuk memperbaiki bentuk dan lokasi gigi agar mampu mengatasi gangguan estetika.

Komplikasi Microdontia

Microdontia tidak berbahaya, namun dari sisi estetika, ketidakrapian dan ketidakselarasan gigi serta ruang yang terlalu luas antar gigi menjadi masalah utama [19].

Hal ini secara sadar ataupun tidak akan cukup mengganggu penampilan penderita microdontia, terutama saat tersenyum di mana kondisi seperti ini dapat menurunkan rasa percaya diri.

Pencegahan Microdontia

Tidak diketahui persis bagaimana cara mencegah microdontia karena kelainan ini tergolong kelainan genetik [19].

Namun penanganan dini saat gejala microdontia mulai nampak dapat menjadi keputusan terbaik [3].

Tinjauan
Penanganan dini adalah bentuk pencegahan terbaik untuk kondisi microdontia agar masalah ketidakrapian gigi dapat teratasi, namun hingga kini belum terdapat cara khusus untuk mencegah total microdontia.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment