Osteogenesis Imperfecta : Jenis – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Osteogenesis imperfecta (OI) adalah suatu kelompok kelainan genetik yang terutama mengenai tulang. Seseorang dengan kondisi ini memiliki tulang yang mudah patah. Patah tulang merupakan hal yang umum pada... penderita osteogenesis imperfecta, bahkan dapat terjadi sebelum kelahiran. Penyakit ini disebabkan oleh adanya mutasi genetik. Gejala penyakit ini juga dapat berupa nyeri tulang, tubuh yang pendek, bentuk wajah menyerupai segitiga, dan gangguan pendengaran. Diagnosis OI ditegakkan melalui riwayat keluarga akan penyakit serupa, adanya patah tulang yang berulang dan tanpa penyebab yang jelas, sklera berwarna kebiruan tubuh pendek, dan melalui pemeriksaan tambahan seperti X-ray. Tidak ada terapi khusus untuk penyakit ini. Terapi difokuskan pada gejala, termausk terapi fisik dan mobilitas. Tujuan terapi adalah mencegah terjadinya patah tulang, melatih mobilitas dan kemandirian, serta menguatkan tulang dan otot. Read more

Apa Itu Osteogenesis Imperfecta?

Osteogenesis imperfecta adalah kelainan tulang karena faktor genetik yang ditandai dengan kerapuhan tulang serta patah tulang [1,2,3,4,5].

Penderita osteogenesis imperfecta memiliki tulang yang sangat mudah rapuh dan bahkan mudah patah walau tidak terbentur apapun [1,2,3,4,5].

Oleh karena itu, istilah lain dari osteogenesis imperfecta adalah penyakit tulang rapuh [1,2,3,4,5].

Kelainan genetik ini tergolong langka di mana seseorang mengalaminya karena mewarisi kelainan gen dari kedua orang tuanya [1,2,3,4].

Tinjauan
Osteogenesis imperfecta adalah kelainan tulang genetik yang ditandai dengan tulang rapuh serta mudah patah.

Fakta Tentang Osteogenesis Imperfecta

  1. Prevalensi osteogenesis imperfecta hanya 1 dari 15.000 sampai 20.000 kelahiran dengan frekuensi tipe 1 diperkirakan 2,35-4,7 per 100.000 jiwa di seluruh dunia dan tipe 2 diperkirakan 1 per 40.000 hingga 1,4 per 100.000 kelahiran [1].
  2. Sementara itu, untuk prevalensi osteogenesis tipe 3 dan 4 prevalensinya belum diketahui secara pasti; namun, diketahui bahwa prevalensi tipe 3 dan 4 lebih rendah dari tipe 1 karena jauh lebih langka [1].
  3. Prevalensi osteogenesis imperfecta di Indonesia adalah 1 dari 20.000 anak dan itu artinya hanya ada sekitar 3.000 dari 80 juta anak di Indonesia menderita penyakit ini [2].
  4. 8% kasus osteogenesis imperfecta di Indonesia diketahui terdapat di Bali [2].
  5. Dari data laporan RSUD Wangaya tahun 2016-2018, diketahui bahwa jumlah anak penderita osteogenesis imperfecta adalah 7 anak (2016), 11 anak (2017) dan 30 anak (2018) yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus [2].

Jenis-jenis Osteogenesis Imperfecta

Osteogenesis imperfecta terdiri dari empat tipe atau jenis seperti berikut ini :

Osteogenesis Imperfecta Tipe 1

Tipe 1 adalah kondisi osteogenesis imperfecta yang tergolong paling umum sekaligus bersifat paling ringan [1,3,4].

Pada tipe 1, kerapuhan tulang disebabkan oleh produksi kolagen oleh tubuh sangat rendah walaupun kualitasnya baik [1,3,4].

Patah tulang jauh lebih sering terjadi pada penderita usia anak, meski hanya mengalami cedera ringan [1,3].

Sementara itu, patah tulang lebih jarang terjadi pada penderita tipe 1 usia dewasa [1].

Selain tulang, osteogenesis imperfecta tipe 1 ditandai dengan mudahnya gigi retak, bahkan gigi dapat lebih mudah bolong [1].

Osteogenesis Imperfecta Tipe 2

Tipe 2 adalah kondisi osteogenesis imperfecta yang paling berbahaya karena kolagen yang dihasilkan oleh tubuh sangat rendah dan memiliki kualitas buruk [1].

Pada tipe 2, penderita mengalami kelainan bentuk tulang di mana beberapa bayi lahir dengan kondisi penyempitan dada [1,3,4].

Selain itu, bayi yang lahir dengan kondisi ini juga berpotensi mengalami ketidaksempurnaan perkembangan pada paru-parunya atau kerusakan di bagian tulang rusuk [1,4].

Terdapat pula kasus bayi dengan osteogenesis imperfecta tipe 2 yang meninggal tak lama usai dilahirkan atau justru meninggal saat masih di dalam kandungan [1,3,4].

Osteogenesis Imperfecta Tipe 3

Tipe 3 adalah kondisi osteogenesis imperfecta yang lebih langka bila dibandingkan tipe 1 dan 2, namun juga memiliki tingkat keparahan lebih tinggi [1].

Penderita ostegenesis imperfecta tipe 3 juga memiliki tulang yang sangat rapuh serta mudah patah walau kolagen yang dihasilkan tubuh tergolong memadai [1,3,4].

Hanya saja, tubuh menghasilkan kolagen yang kualitasnya terbilang buruk sehingga bayi masih di dalam kandungan pun dapat mengalami patah tulang sebelum lahir [1].

Risiko bayi lahir dengan kelainan bentuk tulang juga lebih tinggi di mana ketika anak tumbuh besar, bentuk tulang pun semakin buruk [1,3,4].

Osteogenesis Imperfecta Tipe 4

Tipe 4 adalah kondisi osteogenesis imperfecta yang memiliki kemiripan dengan tipe 3 dan lebih parah daripada tipe 1, khususnya dalam hal tubuh menghasilkan kolagen berkualitas buruk walaupun cukup [1].

Gejala yang ditimbulkan pada tipe 4 lebih bervariasi, bisa lebih ringan, namun juga bisa lebih parah [1].

Anak yang menderita kondisi osteogenesis imperfecta tipe 4 ini umumnya lahir dengan kondisi kaki tertekuk [1,4].

Hanya saja, semakin anak bertambah besar, biasanya kondisi dapat membaik.

Tinjauan
Terdapat empat jenis kondisi osteogenesis imperfecta, yakni tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4 di mana tingkat keparahan dan gejalanya bisa berbeda-beda.

Penyebab Osteogenesis Imperfecta

Penyebab utama osteogenesis imperfecta adalah keabnormalan gen, di mana gen penghasil kolagen tipe 1 mengalami kecacatan [1,3,4].

Padahal, gen tersebut memiliki fungsi utama sebagai protein yang membentuk tulang secara sempurna [1,3,4].

Penyebab keabnormalan atau kecacatan gen tidak diketahui, namun umumnya gen cacat diwarisi oleh seseorang dari salah satu atau kedua orang tuanya [3].

Mutasi atau perubahan gen secara spontan dan bukan karena keturunan juga dapat menjadi penyebabnya [1].

Tinjauan
Gen penghasil kolagen tipe 1 yang mengalami perubahan atau kecacatan mampu menyebabkan osteogenesis imperfecta.

Gejala Osteogenesis Imperfecta

Gejala osteogenesis imperfecta tergantung dari jenis kondisi yang dialami oleh penderita.

Namun memiliki tulang rapuh adalah gejala utama yang pasti penderita penyakit ini alami.

Hanya saja untuk tingkat keparahan penyakit akan bervariasi pada masing-masing penderita.

Sejumlah gejala lainnya yang juga menunjukkan gejala osteogenesis imperfecta adalah [1,3,4] :

  • Kelainan bentuk tulang
  • Beberapa tulang mengalami patah atau kerusakan
  • Gigi rapuh
  • Lengan dan tungkai yang tampak bengkok
  • Kelainan atau kecacatan pada jantung
  • Gangguan pernapasan
  • Kehilangan pendengaran
  • Skoliosis atau tulang belakang melengkung membentuk seperti huruf S atau C
  • Kifosis atau lengkungan tulang belakang yang abnormal dan ditandai dengan punggung bagian atas membengkok membentuk tonjolan.
  • Sklera biru atau bagian putih mata yang membiru.
  • Sendi mengalami regangan.
Tinjauan
Sejumlah gejala osteogenesis imperfecta meliputi kelainan bentuk tulang, kerusakan atau patah tulang, gigi rapuh, lengan dan tungkai yang tampak bengkok, kelainan jantung, gangguan pernapasan, sklera biru, dan regangan sendi.

Pemeriksaan Osteogenesis Imperfecta

Untuk memastikan bahwa kondisi gejala yang dialami oleh pasien adalah osteogenesis imperfecta, beberapa metode diagnosis yang diterapkan antara lain adalah :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter seperti biasa akan mengecek kondisi fisik pasien lebih dulu dan mengetahui apa saja gejala fisik yang dialami [5].

Selain itu, dokter pun akan bertanya kepada orang tua pasien mengenai riwayat kelainan tulang atau kelainan genetik dalam keluarga [5].

Adanya anggota keluarga dengan kondisi yang sama akan membantu penegakan diagnosa pada kondisi osteogenesis imperfecta [5].

Untuk mengetahui kondisi tulang pasien, dokter biasanya menerapkan juga prosedur sinar-X atau rontgen tulang [3,4,5].

Dari hasil rontgen akan dapat terdeteksi kondisi tulang pasien sekarang sekaligus kondisi tulang yang mungkin dulu sempat mengalami patah [3,4,5].

  • Tes Laboratorium

Sebagai tes penunjang, dokter akan menerapkan pula tes laboratorium untuk mengetahui kadar kolagen serta kualitasnya [1,3].

Analisa struktur kolagen di dalam tubuh pasien dapat dilakukan melalui tes laboratorium ini [1,3].

Biopsi atau pengambilan sampel jaringan akan dokter lakukan hanya ketika merasa diperlukan [1].

Dalam penerapan prosedur diagnosa ini, dokter akan menggunakan tabung berlubang tajam untuk mengambil sedikit jaringan sebagai sampel yang dianalisa di laboratorium [1].

  • Tes Genetik

Dokter juga kemungkinan akan melakukan tes genetik terhadap pasien [1,3,5].

Tujuan tes genetik ini adalah untuk mengetahui sumber gen abnormal di dalam tubuh pasien [1,3,5].

Tinjauan
Metode diagnosa yang digunakan untuk mengonfirmasi osteogenesis imperfecta adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes laboratorium, tes genetik, rontgen tulang, dan skin punch biopsy.

Pengobatan Osteogenesis Imperfecta

Pengobatan untuk osteogenesis imperfecta bermacam-macam, tergantung dari tingkat keparahan dan usia pasien.

Pengobatan Menurut Tingkat Keparahan

Terdapat tiga tingkat keparahan pasien penderita osteogenesis imperfecta, yakni ringan, sedang hingga berat, dan berat [1,3,4,5].

  • Kondisi ringan : Untuk pasien dengan kondisi bersifat ringan, menghindari olahraga yang memiliki kontak fisik, membatasi gerakan tubuh, dan menjalani perawatan untuk patah tulang menjadi pengobatan yang umumnya dibutuhkan [1].
  • Kondisi sedang hingga berat : Penanganan untuk patah tulang akut perlu ditempuh pasien, termasuk pasien dengan kondisi skoliosis. Selain itu, rehabilitasi dan intervensi ortopedi adalah bentuk penanganan yang terbaik [1].
  • Kondisi berat : Tindakan memperbaiki tulang dengan prosedur osteotomi sangat dianjurkan, terutama untuk tulang panjang yang mengalami bengkok [1].

Pengobatan Menurut Usia Pasien

Menurut usia pasien, pengobatan dibedakan untuk bayi dan anak-anak serta pengobatan untuk orang dewasa muda [1].

  • Pengobatan untuk bayi dan anak anak : Tergantung dari kondisi tubuh pasien, beberapa metode penanganan seperti osteoklasis tertutup dengan fiksasi intrameduler perkutan, osteoklasis tertutup tanpa fiksasi,dan osteotomi terbuka dengan fiksasi internal (prosedur Sofield dan Millar) [1,5].
  • Pengobatan untuk dewasa muda : Fiksasi atau perbaikan eksternal melalui osteotomi dengan konstruksi melingkar atau uniplanar [1,5,6].

Pengobatan Ortopedi

Kelainan genetik pada tulang dapat coba diatasi pula dengan menempuh perawatan ortopedi [1,3,4,5].

Untuk meminimalisir risiko keterbatasan fisik di kemudian hari, memperbaiki bentuk tulang, memantau risiko komplikasi serta meningkatkan fungsi tulang, beberapa metode ini dapat dijalani pasien [1] :

  • Penanganan patah tulang panjang.
  • Perawatan ortotik, yakni melalui penggunaan kursi roda, alat bantu jalan seperti tongkat/kruk, dan ortosis.

Pengobatan Secara Medis

Beberapa pengobatan medis untuk penderita osteogenesis imperfecta antara lain adalah [1,5] :

  • Terapi gen yang bertujuan memperbaiki gen COL1A1 dan COL1A2.
  • Alendronate oral dan pamidronate intravena adalah golongan bisphosphonates yang dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang sekaligus meminimalisir risiko patah tulang.
  • Vitamin D, vitamin C, kalsitonin, sodium fluoride, hormon seks, magnesium oksida, dan kalsium.

Bagaimana prognosis osteogenesis imperfecta?

Jenis kondisi osteogenesis imperfecta memengaruhi prognosis karena setiap tipenya memiliki potensi berbeda ke depannya [1].

  • Tipe 1 : Penderita osteogenesis imperfecta tipe 1 dapat menjalani hidupnya dengan normal dan baik walaupun terdapat beberapa masalah, hanya saja semua masalah itu masih dapat dihadapi dan terkendali.
  • Tipe 2 : Penderita osteogenesis imperfecta tipe 2 mampu mengalami kefatalan, seperti meninggal saat masih di dalam kandungan atau justru sesaat setelah lahir ke dunia. Kematian setelah lahir biasanya disebabkan oleh gangguan pernapasan sehingga bayi tak bisa diselamatkan.
  • Tipe 3 : Penderita osteogenesis imperfecta tipe 3 umumnya dapat mengalami kelainan tulang serius dan perlu menggunakan kursi roda karena mobilitas fisiknya sangat terbatas. Tingkat kelangsungan hidup pada kondisi tipe 3 lebih pendek apabila dibandingan dengan osteogenesis imperfecta tipe 1 dan 4.
  • Tipe 4 : Penderita osteogenesis imperfecta tipe 4 umumnya tidak dapat berjalan dengan baik, maka membutuhkan alat bantu jalan seperti kruk atau tongkat. Harapan hidup untuk penderitanya tergolong baik dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang normal atau hampir normal.
Tinjauan
Pengobatan osteogenesis imperfecta disesuaikan dengan usia pasien, jenis kondisi, dan tingkat keparahannya. Namun, pemberian obat-obatan dan terapi ortopedi menjadi bentuk penanganan utama penyakit ini. 

Komplikasi Osteogenesis Imperfecta

Osteogenesis imperfecta pada beberapa kasus memang tidak terlalu menjadi masalah.

Namun, risiko komplikasi tetap ada dan beberapa diantaranya yang berpotensi terjadi pada penderita adalah :

  • Tumor : Risiko tumor yang bernama osteogenic sarcoma berpotensi timbul di dalam tubuh penderita [1].
  • Hipertermia ganas : Hipertermia ganas adalah risiko komplikasi yang dapat terjadi selama proses pemberian anestesia sehingga kemungkinan seperti ini harus selalu diwaspadai oleh dokter bedah maupun anestesiolog [1,3].
  • Pembentukan kalus hiperplastik : Komplikasi ini sungguh langka, namun dengan penanganan radioterapi paliatif, konservatif, dan bisphosphonate dapat ditangani [1].
  • Invaginasi basilar : Saraf kranial dalam hal ini dapat terpengruh, termasuk terjadinya kompresi/tekanan batang otak secara langsung, sekaligus dinamika cairan serebrospinal yang mengalami perubahan [1,3,4,5].
Tinjauan
Tumor, hipertermia ganas, pembentukan kalus hiperplastik, dan invaginasi basilar adalah beberapa risiko komplikasi osteogenesis imperfecta yang perlu diwaspadai.

Pencegahan Osteogenesis Imperfecta

Karena merupakan penyakit genetik, osteogenesis imperfecta tak dapat dicegah dan belum diketahui pula cara mencegahnya [7].

Namun dengan memiliki hidup sehat, setidaknya tumbuh kembang anak lebih baik dan terhindar dari risiko mudah patah tulang.

Tinjauan
Tidak ada langkah pencegahan untuk penyakit atau kelainan genetik seperti osteogenesis imperfecta, namun menjalani hidup sehat dan menjaga kesehatan tulang selama tumbuh kembang anak dapat diupayakan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment