Pantangan Makanan dan Minuman Setelah Vaksinasi Covid-19

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sebenarnya tidak ada perubahan diet khusus yang wajib dilakukan setelah melakukan vaksinasi COVID-19. Namun tetap baik jika Anda mengonsumsi makanan yang bergizi serta buah-buahan segar yang Anda sukai.... Jika terdapat efek samping seperti demam atau pegal-pegal, tetaplah mengonsumsi cairan dalam kadar yang cukup. Sup hangat juga dapat membantu meringankan gejala serta membuat tubuh Anda lebih segar dan berenergi. Hindari minuman beralkohol karena dapat mempengaruhi sistem imun. Read more

Sebenarnya tidak ada makanan atau minuman tertentu yang harus dihindari setelah vaksinasi Covid-19.

Tetapi, mengingat dua minggu setelah penerimaan dosis vaksin kedua adalah saat paling penting bagi tubuh untuk memproses vaksin dan membangun kekebalan, maka makanan serta minuman yang bisa melemahkan sistem imun sebaiknya dihindari.

Selain itu, apa yang dikonsumsi setelah vaksinasi bisa menjadi salah satu faktor yang memberatkan atau meringkankan terjadinya efek samping vaksin Covid-19.

Alkohol

Meskipun saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi alkohol bisa menurunkan efektivitas kerja vaksin Covid-19, namun para dokter menyarankan untuk menghindari konsumsi alkohol setidaknya sehari sebelum dan sesudah vaksinasi.

Alkohol bisa melemahkan sistem imun dan menyebabkan dehidrasi. Kondisi ini bisa membuat tubuh terasa lebih nyeri akibat efek samping setelah vaksinasi. [1, 2]

Konsumsi alkohol juga bisa meningkatkan risiko terjadinya radang paru-paru setra sindrom pernafasan akut, yang kadang-kadang berkaitan dengan Covid-19.

Secara umum, minum alkohol akan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serta membuat tubuh lebih sulit untuk pulih bila mengalami penyakit. [4]

Makanan Cepat Saji (Fast Food)

Mengonsumsi makanan cepat saji serta olahan bisa memicu terjadinya inflamasi, melemahkan dinding usus, dan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri dalam usus, semuanya bisa berdampak negatif pada kondisi kekebalan tubuh. [1, 2]

Makanan cepat saji juga bisa mengandung bahan kimia yang disebut phthalate. Zat ini bisa berpindah ke makanan melalui sarung tangan plastik yang digunakan saat proses penyajian atau melalui kemasan makanan.

Phthalates diketahui bisa meningkatkan produksi protein penyebab inflamasi yang akan melemahkan respon kekebaan tubuh terhadap pathogen dan menyebabkan gangguan imun. [1]

Makanan dan Minuman Dengan Kandungan Gula Tinggi

Orang yang sering mengonsumsi gula dalam jumlah banyak memiliki risiko lebih tinggu untuk mengalami berbagai gangguan kesehatan kronis, termasuk penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2.

Beberapa jenis makanan yang tinggi kandungan gulanya termasuk:

  • Permen, kue dan cake
  • Susu dengan perasa dan produk berbahan dasar susu yang diberi pemanis
  • Sereal sarapan dengan tambahan gula
  • Minuman dengan kandungan gula tinggi, misalnya soda

Selain risiko terkena berbagai penyakit, konsumsi gula juga bisa membatasi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri. Gula akan menurunkan efektivitas sel-sel darah putih dan meningkatkan peradangan. [2]

Kadar gula darah yang tinggi bisa menghambat respon neutrophils dan phagocytes, dua jenis sel kekebalan tubuh yang bertugas membantu melindungi tubuh dari infeksi. [1]

Makanan Dengan Kandungan Garam Tinggi

Makanan asin seperti keripik, makanan beku, serta makanan cepat saji bisa melemahkan respon kekebalan tubuh karena kandungan garam yang tinggi bisa memicu peradangan jaringan serta meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun. [1, 2, 3]

Garam juga bisa menghambat fungsi kekebalan tubuh yang normal, menekan respon anti-inflamasi, mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus, dan mempercepat perkembangbiakan sel-sel imun yang menjadi penyebab terjadinya penyakit autoimun seperti lupus, Crohn’s, serta rheumatoid arthritis. [1]

Makanan Tinggi Kandungan Omega-6

Tubuh membutuhkan lemak omega-6 dan omega-3 agar bisa berfungsi dengan baik.

Sayangnya, sebagian besar orang cenderung mengonsumsi lebih banyak lemak omega-6 dibanding omega-3. Ketidakseimbangan asupan ini berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit serta kemungkinan terjadinya gangguan kekebalan tubuh. [1]

Terlalu banyak asupan lemak omega-6 tampaknya bisa mempercepat produksi protein pro-inflamasi yang akan melemahkan respon imun, sementara asupan lemak omega-3 akan mengurangi produksi protein tersebut kemudian meningkatkan fungsi imun.

Makanan yang termasuk ke dalam kelompok ini termasuk:

  • Makanan cepat saji
  • Cake
  • Daging berlemak
  • Daging yang diawetkan

Gorengan

Makanan yang digoreng mengandung sekelompok molekul yang disebut AGEs (advanced glycation end products). AGEs terbentuk saat gula bereaksi terhadap protein atau lemak pada suhu tinggi saat proses penggorengan.

Jika kadar AGEs dalam tubuh terlalu tinggi, maka ia bisa menjadi faktor penyebab peradangan dan kerusakan sel-sel tubuh. [1]

AGEs diduga bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh melalui beberapa cara, termasuk mempercepat terjadinya peradangan, menurunkan fungsi mekanisme antioksidan dalam tubuh, termasuk disfungsi selular, dan berdampak negatif terhadap bakteri usus.

Makanan Dengan Karbohidrat Olahan

Terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat olahan seperti roti putih dan kue-kue bergula bisa membahayakn sistem kekebalan tubuh.

Makanan jenis ini bisa menyebabkan naiknya kadar gula darah dan insulin yang berpotensi meningkatkan produksi radikal bebas serta protein penyebab inflamasi dalam tubuh. [1, 2]

Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat olahan termasuk:

  • Nasi putih
  • Roti putih
  • Permen, kue-kue, dan cake yang dibuat dari tepung terigu

Bantu tubuh Anda untuk memproses vaksin Covid-19 dengan lebih optimal dengan menjaga asupan makanan dan minuman yang sehat setelah vaksinasi.

Perlindungan tubuh atas berbagai jenis infeksi bukan hanya dibangun dari masuknya vaksin tetapi juga kebiasaan sehat yang dilakukan setiap hari.

Ganti makanan yang tidak sehat dengan asupan bergizi seimbang, termasuk yang telah diketahui bisa memperkuat sistem imun, seperti: [2, 4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment