Pengaruh Rokok Terhadap Ginjal yang Harus Diwaspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, merokok mengakibatkan dampak merugikan pada hampir setiap organ dalam tubuh[1].

Merokok mengakibatkan berbagai penyakit dan menurunkan kesehatan secara umum. Hal ini karena rokok mengandung banyak zat kimia berbahaya, diantaranya[2]:

  • Nikotin: zat adiktif dalam rokok tembakau yang menyebabkan orang yang merokok menjadi kecanduan untuk kembali merokok
  • Tar: partikel solid yang mengandung zat kimiawi, termasuk substansi karsinogenik
  • Karbon monoksida: gas beracun, tidak berbau dan tidak berwarna, dalam dosis besar menyebabkan kematian dengan cepat karena gas ini menggantikan oksigen dalam darah
  • Senyawa pengoksidasi: senyawa kimia yang sangat reaktif yang dapat merusak otot jantung dan pembuluh darah. Senyawa ini bereaksi dengan kolesterol, mengarah pada penumpukan materi lemak pada dinding arteri.
  • Metal: rokok mengandung beberapa unsur logam yang menyebabkan kanker, meliputi arsenic, berilium, cadmium, chromium, cobalt, dan nikel
  • Senyawa radioaktif: termasuk zat karsinogenik (penyebab kanker)

Merokok sejak lama diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal pada orang dengan diabetes. Namun studi terkini menunjukkan bahwa merokok dapat mengarah pada timbulnya perubahan fungsi ginjal yang berpotensi berbahaya bahkan pada orang sehat[3].

Berikut berbagai pengaruh yang dapat ditimbulkan rokok pada ginjal:

1. Meningkatkan Risiko Penyakit Ginjal Kronis

Diabetes dan tekanan darah tinggi merupakan dua penyebab utama dari penyakit ginjal kronis. Studi menunjukkan bahwa orang dengan diabetes dan/atau tekanan darah tinggi yang merokok, memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit ginjal kronis[1]

Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan peningkatan laju denyut jantung dan tekanan darah, menyebabkan penyempitan pembuluh arteri dan pengerasan dinding pembuluh, serta meningkatkan pembentukan bekuan darah. Berbagai efek tersebut menyebabkan stress pada jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke[1, 4].

Menghisap 1 batang rokok meningkatkan laju denyut jantung hingga 14% dan meningkatkan tekanan darah hingga 6%[4].

Merokok juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah ke ginjal sehingga menurunkan aliran darah dan memperburuk kondisi ginjal, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronis[1].

Selain itu, merokok merupakan salah satu penyebab diabetes tipe 2. Orang yang merokok memiliki kemungkinan 30-40% lebih besar untuk mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang tidak merokok[5].

Baik pada diabetes tipe 1 maupun tipe 2, merokok mengakibatkan diabetes lebih sulit untuk ditangani. Penderita diabetes yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung dan ginjal[5].

2. Mempercepat Kerusakan Ginjal

Merokok meningkatkan perkembangan fibrosis ginjal, mengarah pada penurunan fungsi ginjal lebih cepat. Salah satu penyebab utama kerusakan pada ginjal ialah zat nikotin dalam rokok[6].

Nikotin memiliki fungsi vasokonstriktif, yang mana mengarah pada peningkatan tekanan darah sementara dan penurunan laju filtrasi glomerulus serta aliran darah dalam ginjal setelah paparan. Nikotin menginduksi kerusakan jaringan epitel dan endotel[6].

Para ahli menemukan reseptor nikotik pada sel-sel ginjal yang dapat menghubungkan nikotin dengan percepatan kerusakan ginjal pada perokok tembakau. Hal ini dapat mengakibatkan kemampuan ekskresi ginjal menurun, meningkatnya cairan ekstraseluler dan meningkatnya volume darah[4, 6].

Suatu studi meta analisis melaporkan peningkatan risiko relatif untuk penyakit ginjal kronis progresif berkaitan dengan merokok sebesar 50%[6].

Menurut American Association of Kidney Patients (AAKP), studi menunjukkan bahwa merokok berdampak berbahaya bagi ginjal dan dapat menyebabkan penyakit ginjal berprogres serta meningkatkan risiko proteinuria (kadar protein di dalam urin yang berlebihan)[1].

Suatu studi dari Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, orang yang pernah atau masih menjadi perokok memiliki kadar albumin (jenis protein) di dalam urin lebih tinggi, dan tubuh mereka lebih lama dalam mengekskresikan senyawa kreatinin[3].

Albumin yang tinggi di dalam urin dan keterlambatan ekskresi kreatinin merupakan tanda-tanda awal dari fungsi ginjal yang abnormal. Namun karena kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka mulai mengalami masalah ginjal[3].

Terdapatnya albumin dalam urin merupakan tanda paling awal dari perlukaan diabetik pada ginjal. Kondisi ini dapat mengarah pada kerusakan ginjal lebih lanjut, hingga pasien dapat memerlukan dialisis dan atau transplantasi ginjal[3].

3. Menyebabkan Kerusakan pada Ginjal Sehat

Pada orang yang merokok, dilaporkan bahwa aliran plasma ginjal efektif lebih rendah dibandingkan dengan aliran plasma ginjal pada orang yang tidak merokok. Hal ini mengarah pada hipotesis bahwa merokok tidak hanya menjadi faktor yang terlibat dalam progres neuropati, tapi juga dapat menyebabkan disfungsi ginjal pada orang yang tidak tercatat memiliki penyakit ginjal[7].

Pria perokok pada populasi umum memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit ginjal tahap akhir, meski mereka tidak memiliki penyakit ginjal. Risiko tersebut lebih besar pada perokok berat[1].

Tips Berhenti Merokok

Rokok mengakibatkan banyak pengaruh negatif bagi kesehatan ginjal dan kesehatan tubuh secara umum. Berhenti merokok akan membantu mengurangi risiko berkembangnya penyakit serta membantu pasien untuk pulih lebih cepat dengan hilangnya efek merokok pada tubuh[1].

Tekanan darah seseorang dapat mulai mengalami penurunan segera setelah berhenti merokok selama satu hari. Hal ini akan menurunkan risiko penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi yang dipicu rokok[1, 8].

Dalam waktu singkat, kadar oksigen dalam tubuh akan naik, sehingga membuat aktivitas fisik dan olahraga lebih mudah dilakukan, meningkatkan kesehatan jantung. Risiko penyakit jantung akan menurun hingga setengah setelah berhenti merokok selama 1 tahun[1].

Berhenti merokok juga dapat membantu memperlambat kerusakan ginjal pada orang dengan diabetes tipe 2 dan penyakit ginjal progresif. Berhenti merokok juga akan mengurangi risiko mengembangkan kanker ginjal[1, 8].

Meski berhenti merokok sangat dianjurkan demi menjaga kesehatan, hal tersebut dapat sulit untuk dilakukan akibat efek adiktif (kecanduan) nikotin. Untuk melakukan dapat benar-benar berhenti merokok perlu dilakukan strategi, seperti[1]:

  • Berkonsultasi dengan dokter mengenai terapi pengganti nikotin seperti permen karet atau penggunaan obat untuk membantu
  • Menentukan tanggal untuk berhenti merokok dan membuang semua produk tembakau
  • Mengatasi kecanduan dengan pengalihan lain, seperti:
    • Mengunyah permen karet, menyedot permen keras atau mengkonsumsi cemilan rendah kalori
    • Menyibukkan diri dengan mengeksplorasi internet atau berbincang dengan teman dan anggota keluarga untuk dukungan
    • Menarik napas dalam atau bermeditasi hingga dorongan untuk merokok hilang
  • Mengikuti program berhenti merokok
  • Terus mencoba hingga berhasil untuk benar-benar berhenti. Terkadang diperlukan beberapa kali percobaan untuk bisa menghentikan kebiasaan merokok sepenuhnya
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment