Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Infeksi menular seksual atau IMS adalah penyakit yang sering ditularkan (namun bukan satu-satunya jalan penularan) melalui hubungan seksual. Contoh dari penyakit ini adalah HIV, klamidia, herpes genital,... kutil kelamin, gonore, sifilis, dan trikomoniasis. Infeksi menular seksual dapat ditularkan melalui seks vaginal, anal, dan oral. Risiko IMS akan meningkat pada perilaku seksual tidak aman seperti berganti-ganti pasangan, memiliki pasangan yang memiliki banyak pasangan seksual, tidak menggunakan kondom ketika berhubungan seksual, menggunakan jarum yang sama dengan orang lain ketika memakai obat suntik. Gejala pada IMS adalah nyeri atau tidak nyaman ketika buang air kecil atau berhubungan seksual; adanya luka, ruam, atau benjolan pada daerah kelamin, mulut, atau paha; testis yang bengkak dan nyeri; dan adanya cairan atau darah yang tidak biasa dari alat kelamin. Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut dan terdapat riwayat hubungan seksual yang tidak aman sebelumnya. Dokter akan menanyakan riwayat hubungan seksual Anda dan penting bagi Anda untuk menjawab sesuai kondisi sebenarnya agar dokter dapat membantu menemukan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Read more
Daftar isi
Apa Itu Penyakit Menular Seksual?
Penyakit menular seksual (PMS) juga dikenal dengan nama infeksi menular seksual (IMS) merupakan kondisi penyakit yang menyerang organ seksual, baik pria maupun wanita. Selain itu, penyakit menular seksual bisa menular dari satu orang ke orang lain.[1]
Penyakit menular seksual bisa menyebar antara satu orang ke orang lain melalui banyak hal. Namun, ada dua hal yang paling sering menyebarkan penyakit menular seksual, yakni penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan kontak seksual dengan banyak orang.[1]
Hampir semua penyakit menular seksual bisa disembuhkan dan diobati. Hanya ada empat penyakit menular seksual yang tidak bisa sembuh, yakni hepatitis B, human papillomavirus (HPV), HIV, dan virus herpes simpleks. Artikel kali ini akan membahas sekilas mengenai penyakit menular seksual yang bisa sembuh dan tidak bisa sembuh.[2]
Penyakit Menular Seksual yang Bisa Sembuh
Penyakit menular seksual yang dijelaskan pada bagian ini adalah penyakit yang umum dan banyak diderita oleh orang pada umumnya. Berikut sedikit penjelasannya untuk Anda:
1. Klamidia
Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang bisa menyerang, baik pria maupun wanita. Penyebab utama dari klamidia adalah bakteri yang bernama Chlamydia trachomatis. Infeksi klamidia biasanya terjadi karena aktivitas seks melalui anal, vagina, dan oral.[3]
Orang yang menderita klamidia kadang tidak merasakan gejala yang berarti setelah beberapa waktu terinfeksi. Gejala bisa saja muncul setelah penderita sudah terinfeksi selama 7-21 hari.[3]
Biasanya, orang yang menderita klamidia akan mengalami gejala-gejala berikut ini[1,4]:
- Rasa sakit seperti terbakar atau tidak nyaman saat dan setelah berhubungan seks. Kadang bisa juga terjadi ketika buang air kecil.
- Keluar cairan yang berwarna kuning atau hijau dari penis aau vagina.
- Merasakan nyeri di perut bagian bawah.
- Mengalami pendarahan yang tidak biasa pada bagian kemaluan.
- Kadang ada gejala yang jarang terjadi, tetapi bisa saja muncul, yakni pembengkakan testis pada pria.
Klamidia bisa menjadi sebuah penyakit serius yang bisa menyerang organ tubuh lain dengan cukup serius. Bahkan, pada beberapa kasus ibu hamil, klamidia mampu mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkan.[5]
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi jika klamidia tak kunjung diobati adalah beberapa kondisi sebagai berikut[1]:
- Terjadi infeksi uretra, kelenjar prostat, atau testis pada pria
- Penyakit radang pinggul atau pelvic inflammatory disease (PID) pada wanita
- Infertilitas atau kemandulan yang bisa terjadi pada pria maupun wanita
Sementara itu, pada bayi yang terinfeksi dari ibu penderita klamidia akan bisa mengalami berbagai gangguan, seperti radang paru-paru, infeksi mata, bahkan hingga kebutaan. Sampai saat ini, obat antibiotik menjadi satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan klamidia.[1,5]
2. Sifilis atau Raja Singa
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang sangat berbahaya. Sifilis sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Saking seriusnya infeksi sifilis, penderita yang terkena infeksinya bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang.[3]
Sifilis dikenal memiliki empat tahapan gejala yang bisa diidentifikasi oleh penderitanya. Akan tetapi, penderita harus benar-benar peka terhadap gejala yang sedang mereka alami pada tiap tahapnya.[3]
Pada tahap pertama, penderita akan mulai memiliki luka yang berukuran kecil, berbentuk bulat, dan keras yang disebut dengan chancre. Biasanya, luka tersebut tidak akan terasa sakit dan bisa terjadi di sekitar alat kelamin, anus, rektum, atau mulut.[6]
Penderita biasanya tidak akan menyadari kalau dirinya tengah menderita sifilis pada tahap pertama. Hal itu terjadi karena terkadang luka muncul di dalam vagina bagi wanita. Gejala tahap pertama ini akan berlangsung selama setidaknya 3-6 minggu.[3,6]
Pada tahap sekunder, sifilis mulai menunjukkan gejala yang lebih serius pada penderita, yakni[3,6]:
- Mulai muncul ruam yang tidak gatal, berupa bintik-bintik kasar, kecoklatan, atau merah di telapak tangan atau telapak kaki
- Muncul lesi pada selaput lendir, seperti di mulut, vagina, atau anus
- Kelenjar getah bening membengkak
- Rambut penderita rontok
- Sakit kepala
- Penurunan berat badan
- Nyeri otot
- Kelelahan yang berlebihan
- Demam
Setelah penderita mengalami tahap sekunder, sifilis akan memasuki tahap laten yang tidak akan menunjukkan gejala apa pun. Pada gejala ini, penderita tetap harus waspada dan jangan sampai terkecoh karena bakteri penyebab sifilis masih bersarang di dalam tubuh.[6]
Jika sifilis tak kunjung diobati, sifilis akan memasuki tahap tersier yang bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang pada diri penderita. Bahkan, sifilis nantinya bisa mempengaruhi organ lain, seperti otak, sistem saraf, mata, dan jantung.[3,6]
Beberapa komplikasi yang bisa saja terjadi jika sifilis sudah memasuki tahap akhir dan tidak segera diobati, yaitu[1]:
- Kehilangan penglihatan
- Kehilangan pendengaran
- Kehilangan ingatan
- Penyakit kejiwaan
- Infeksi otak atau sumsum tulang belakang
- Penyakit jantung
- Kematian
Meskipun tergolong penyakit menular seksual yang mematikan, sifilis sebenarnya bisa diobati dengan mudah jika sudah terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, tes sifilis sejak tahap pertama sangat dianjurkan.[4]
Jika memang penderita didiagnosis positif terinfeksi sifilis, dokter atau tenaga medis akan memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri sifilis yang ada di dalam tubuh.[4]
3. Gonorea
Gonorea merupakan jenis penyakit menular seksual lainnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri Neisseria gonorrhoeae disebut menjadi penyebab penyakit gonorea atau kencing nanah yang terjadi pada manusia.[3]
Bakteri Neisseria gonorrhoeae sangat menyukai tempat-tempat lembap yang ada di tubuh manusia, seperti vagina, penis, mulut, mata, dan rektum. Gonorea bisa menginfeksi baik pria maupun wanita.[3]
Gonorea atau kencing nanah biasanya menyebar melalui aktivitas seks anal, vaginal, dan oral. Bakteri penyebab kencing nanah ini bisa dibilang sangat cepat penyebarannya. Bahkan, bakteri Neisseria gonorrhoeae bisa menyebar ke organ lain jika tersentuh secara langsung.[4]
Biasanya, penderita tidak akan merasakan gejala apa pun, tetapi bisa saja muncul gejala seperti di bawah ini jika penderita terinfeksi gonorea[1,3,4]:
- Keluarnya cairan seperti nanah dari penis atau vagina
- Munculnya rasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seksual atau buang air kecil
- Penderita lebih sering buang air kecil dari biasanya
- Penderita merasakan gatal di sekitar alat kelamin
- Sakit perut
- Perdarahan antarperiode
- Pembengkakan alat kelamin
Selain mempengaruhi alat kelamin, gonorea juga bisa mempengaruhi organ lain dan mengakibatkan gangguan, seperti sakit tenggorokan, nyeri dan gatal pada mata, pembengkakan kelenjar pada leher, dan gangguan pada sendi.[4]
Bahkan, gonorea pada ibu hamil bisa mempengaruhi dan membahayakan Kesehatan bayi yang dilahirkan. Selain itu, gonorea yang tidak diobati bisa menyebabkan banyak komplikasi yang membahayakan nyawa penderitanya.[7]
Bagi pria, gonorea bisa menyebabkan infeksi pada uretra, kelenjar prostat, dan testis. Sementara bagi wanita, gonorea bisa menyebabkan pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang pinggul pada wanita.[1]
Gonorea bisa juga mempengaruhi kesuburan penderita, baik pria maupun wanita. Jika belum akut, gonorea bisa langsung diobati dengan menggunakan obat antiobiotik.[1]
4. Kutu Kemaluan
Kutu kemaluan merupakan serangga kecil yang bersarang di rambut kemaluan seseorang. Kutu kemaluan juga disebut crabs karena bentuk mereka yang seperti kepiting. Layaknya kutu rambut dan kutu tubuh, kutu kemaluan hidup dengan menghisap darah inangnya.[1,3]
Siklus hidup kutu kemaluan dimulai dengan munculnya telur yang akan menetas dalam 6-10 hari. Setelah menetas, kutu akan bertahan hidup selama 2-3 minggu dengan menghisap darah inangnya.[8]
Jelang beberapa hari terakhir hidupnya, kutu betina akan bertelur lebih banyak dan akan melanjutkan siklus hidup mereka seperti saat kali pertama menginfeksi inangnya.[8]
Orang yang diserang kutu kemaluan bisa mengalami beberapa gejala seperti di bawah ini[1,4]:
- Gatal di sekitar alat kelamin atau anus
- Muncul benjolan kecil berwarna merah muda atau merah di sekitar kelamin atau anus
- Demam ringan
- Kekurangan energi
- Penderita menjadi mudah marah
- Bintik hitam di pakaian dalam
Penderita sebenarnya bisa saja melihat adanya kutu kemaluan dengan menggunakan kaca pembesar. Selain itu, kadang akan terlihat telur berwarna putih di dekat akar rambut. [1]
Kutu kemaluan dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui aktivitas seksual. Selain itu, penggunaan pakaian, handuk, sprei, dan selimut bersama bisa menjadi sarana penularan kutu kemaluan.[1]
Kutu kemaluan bisa diobat dengan menggunakan obat-obatan yang beredar bebas di apotek. Anda tidak memerlukan resep khusus untuk mengobati kutu kemaluan.[1]
Trikomoniasis atau sering disebut dengan trich merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan semacam protozoa bernama Trichomonas vaginalis. Wanit menjadi pihak yang lebih rawan untuk terinfeksi trikomoniasis.[9]
Biasanya, trikomoniasis mempengaruhi vagina pada wanita, sementara pada pria trikomoniasis biasanya menyerang uretra. Kondisi ini bisa ditularkan satu sama lain melalui kontak seksual.[9]
Biasanya, orang yang menderita trikomoniasis akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut[4,9]:
- Keluar cairan yang tidak biasa dari vagina atau penis
- Rasa terbakar atau gatal di sekitar vagina atau penis
- Rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil dan melakukan hubungan seksual
- Sering buang air kecil
- Muncul bau amis pada alat kelamin
Trikomoniasis biasanya tidak memunculkan gejala bagi sebagian besar penderitanya. Oleh karena itu, penderita harus peka dengan kondisinya. Terlebih lagi, penderita trikomoniasis lebih rentan untuk tertular penyakit menular seksual lainnya.[4]
Jika tidak diobati, trikomoniasis bisa bertahan hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Obat antibiotik oral bisa menjadi obat yang efektif untuk mengatasi trikomoniasis.[4]
Penyakit Menular Seksual yang Tidak Bisa Sembuh
Penyakit menular seksual yang dijelaskan pada bagian ini adalah penyakit yang umum dan banyak diderita oleh orang pada umumnya. Berikut sedikit penjelasannya untuk Anda:
1. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit menular seksual yang tidak disembuhkan dan sangat berbahaya. Hepatitis menyerang hati dan dapat mengakibatkan kerusakan hati dalam jangka panjang.[3]
Hepatitis ada tiga jenis, yakni hepatitis A, B, dan C. Virus hepatitis biasanya bisa tertinggal di sperma, darah, dan cairan tubuh yang lainnya. Dengan demikian, hepatitis bisa saja menular ke orang lain dari penderita melalui hubungan seksual.[3,4]
Selain itu, hepatitis juga bisa menular ke bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita hepatitis. Oleh karena itu, bagi orang yang berisiko terkena hepatitis, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut.[10]
Biasanya, penderita hepatitis bisa diatasi dengan vaksin atau antivirus. Akan tetapi, vaksin yang disuntikkan perlu diperbarui terus menerus dengan tingkat dosis yang semakin tinggi. Itulah mengapa hepatitis menjadi salah satu penyakit menular seksual yang tidak bisa disembuhkan.[2,3]
Penderita hepatitis akan mengalami berbagai gejala seperti berikut ini[4]:
- Tidak berenergi
- Sakit perut, terutama di sisi kanan atas perut
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Urin nampak sangat gelap
- Tinja pucat
- Kulit atau mata menjadi kuning
2. HPV
HPV merupakan singkatan dari human papillomavirus. Virus ini merupakan jenis virus yang menyebabkan kutil pada kemaluan manusia. Biasanya, HPV tidak berbahaya, tetapi ada beberapa jenis yang bisa dibilang lebih berbahaya dari selainnya.[1]
Sampai saat ini, HPV 16 dan HPV 18 menjadi virus yang paling berbahaya dalam menyebabkan kutil kemaluan. Kedua virus tersebut bisa memicu muncul beberapa kanker, seperti kanker serviks, kanker tenggorokan, kanker mulut, kanker vulva, kanker penis, dan kanker rektal.[1]
Penderita HPV biasanya tidak akan mengalami gejala yang berarti saat terinfeksi. HPV tidak bisa diobat, itulah mengapa penyakit ini menjadi salah satu penyakit menular seksual yang tidak bisa disembuhkan.[2]
Sampai saat ini, vaksinasi yang diberikan pada usia 12 tahun atau setelahnya bisa menjadi pencegahan agar tidak terkena penyakit yang disebabkan oleh HPV. HPV bisa menular melalui seks anal, vaginal, dan oral.[3,4]
Bayi yang ada di dalam kandungan juga berpotensi tertular HPV dari ibu hamil yang menderita penyakit tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan skrining jika memiliki HPV.[3]
3. HIV
HIV merupakan penyakit menular seksual yang sangat berbahaya dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Penderita HIV bisa mengalami penurunan fungsi imun dan membuat tubuh sulit melawan infeksi penyakit lainnya.[1,3]
Penderita HIV biasanya tidak menunjukkan gejala spesifik sesaat setelah tertular. Ada beberapa gejala irip flu yang mungkin bisa mucul pada penderita, yakni[1,4]:
- Demam
- Meriang
- Muncul rasa sakit dan nyeri pada tubuh
- Kelenjar getah bening membengkak
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Mual
- Muncul ruam pada kulit
- Keluar keringat di malam hari
- Luka menyakitkan di dalam mulut
- Tidak berenergi
Virus HIV bisa menular melalui aktivitas seksual dengan melalui sperma, cairan vagina, darah, dan air susu. HIV yang tidak diobati bisa berkembang menjadi stadium 3. Kondisi tersebut biasanya disebut dengan AIDS.[4]
Dokter atau tenaga medis biasanya akan menggunakan obat antiretroviral untuk menekan pertumbuhan virus HIV dalam tubuh penderita. Dengan demikian, efek yang dirasakan penderita tidak separah AIDS.[2]
4. Herpes
Herpes merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). HSV terdiri dari dua jenis, yakni HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 biasanya menyebabkan herpes di sekitar mulut. Sementara HSV-2 bisa menyebabkan herpes di sekitar kemaluan.[1,3]
Herpes tidak bisa disembuhkan karena HSV akan senantiasa bersarang di dalam tubuh penderitanya. Herpes hanya bisa diringankan gejalanya dan diobati untuk sementara dengan menggunakan obat antivirus yang bisa ditemukan di apotek.[4]
Meskipun nampaknya sembuh, virus herpes tetap berada di dalam tubuh penderita. Saat imun turun, HSV bisa menyerang lagi dan kambuh pada penderita yang rawan terkena herpes.
Beberapa gejala penyakit herpes mungkin akan muncul sebagai berikut[3,4]:
- Rasa sakit atau sensasi tidak biasa pada kemaluan
- Muncul luka lepuh yang pecah hingga akhirnya merah dan bengkak
- Lepuh menjadi terasa nyeri dan mengeras
- Merasa sakit dan kurang energi selama wabah
- Kelenjar getah bening membengkak
- Demam
- Pegal-pegal
Bagi wanita hamil, HSV sangat berbahaya bagi bayi. Oleh karena itu, skrining HSV dalam diri ibu hamil perlu dilakukan agar ada penanganan lebih dini terhadap bayi yang dikandung ibu dengan HSV.[1]
Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual
Satu-satunya cara yang bisa digunakan agar tidak tertular penyakit menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual. Akan tetapi, hal tersebut tentunya sulit dihindari, terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga.[11]
Anda bisa melakukan pencegahan penyakit menular seksual dengan melakukan vaksinasi, khusus untuk penyakit menular seksual yang ditularkan oleh virus. Selain itu, sebisa mungkin Anda menggunakan kondom, dam gigi, atau alat kontrasepsi lainnya yang bisa mencegah penularan penyakit menular seksual.[11]
Hindari juga aktivitas bergonta-ganti pasangan seksual. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit menular seksual. Lakukan juga pemeriksaan rutin kepada dokter terkait penyakit menular seksual atau segera menemui dokter jika sudah mengalami gejala tertentu. Komunikasikan dengan pasangan Anda jika memang Anda terinfeksi penyakit menular seksual.[11]