Penyakit Noma : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Penyakit Noma?

Penyakit Noma
Penyakit Noma ( img : Science Direct )

Penyakit Noma merupakan kondisi gangren orofasial (terjadi pada area wajah khususnya mulut) dan lebih rentan terjadi pada anak-anak yang mengalami kekurangan gizi [1,2,3,4,5,6].

Penyakit ini paling banyak dijumpai di negara-negara tropis, seperti Afrika Sub-Sahara.

Orang-orang dengan tingkat ekonomi rendah di negara Afrika Sub-Sahara adalah yang memiliki risiko paling tinggi dengan tanda rasa sakit yang timbul di bagian dalam mulut.

Tinjauan
Penyakit Noma adalah kondisi gangren yang menyerang bagian wajah terutama area mulut di mana anak-anak kekurangan gizi dan bertempat tinggal di wilayah berekonomi rendah lebih berpotensi mengalami penyakit mengerikan ini.

Fakta Tentang Penyakit Noma

  1. Penderita penyakit Noma kebanyakan adalah anak-anak yang tinggal di Afrika Sub-Sahara dan berusia 2-7 tahun [1].
  2. Negara dengan status ekonomi yang lemah, masalah kemiskinan ekstrem, dan tingkat vaksinasi campak yang rendah menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit Noma [1].
  3. Prevalensi kasus penyakit Nomal secara global tidak diketahui secara pasti, namun kurang lebih berada pada angka 30.000 hingga 140.000 orang menderita penyakit ini [1].
  4. Prevalensi penderita penyakit Noma secara global yang diketahui dapat bertahan hidup diperkirakan sejumlah 210.000 jiwa dengan harapan hidup 40 tahun ke depan dan 15% tingkat kelangsungan hidup [1].
  5. Perkiraan tingkat kematian akibat penyakit Noma adalah 85% di mana hal ini disebabkan anak penderita penyakit Noma tidak memperoleh pengobatan secepatnya [1].
  6. Sekitar 126.000 orang penduduk Nigeria dilaporkan meninggal akibat menderita penyakit Noma setiap tahunnya [2].

Penyebab Penyakit Noma

Penyakit Noma merupakan jenis penyakit infeksi yang diketahui lebih serius dan mengerikan dibandingkan penyakit AIDS [1,3,4,5].

Penyakit yang mungkin lebih jarang terdengar dari penyakit AIDS ini dapat membunuh penderitanya secara lebih cepat.

Prevotella intermedia dan Fusobacterium necrophorum merupakan jenis bakteri penyebab infeksi yang kemudian dikenal dengan penyakit Noma ini [1,4,6]].

Salah satu atau kedua jenis bakteri tersebut seringkali diketahui memiliki interaksi dengan bakteri lain seperti Staphylococcus aureus, Tannerella forsythia, Porphyromonas gingivalis, Borrelia vincentii, dan/atau Treponema denticola.

Penyakit ini disebut lebih mengerikan dan mengancam jiwa dibanding penyakit AIDS karena pengobatan yang diberikan kepada penderita sekalipun hanya dapat mengatasi infeksi.

Sementara itu, jaringan yang sudah telanjur mengalami kerusakan tidak dapat kembali normal walau telah memperoleh perawatan.

Walau bakteri adalah penyebab utama infeksi pada penyakit Noma, beberapa faktor lain di bawah ini diketahui menjadi peningkat risiko penyakit Noma selain tinggal di negara yang tingkat ekonominya rendah [1,2,3,4,5,6] :

  • Penyakit campak.
  • Kebersihan lingkungan yang buruk.
  • Tingkat kebersihan dan kesehatan mulut yang rendah sehingga menimbulkan kondisi gingivitis (radang gusi/gusi bengkak).
  • Air minum yang tidak aman untuk dikonsumsi.
  • Dehidrasi
  • Malnutrisi (kekurangan vitamin B atau vitamin A) kronik, seperti kwarshiorkor.
  • Kebiasaan merokok yang terlalu aktif dan jangka panjang.
  • Penyakit yang berkaitan dengan imunitas tubuh, seperti penyakit AIDS.
  • Penyakit malaria.
  • Penyakit tifus.
  • Penyakit cacar air.
  • Berinteraksi dengan hewan ternak yang tidak terawat.
  • Penyakit TBC (tuberkulosis).
  • Malnutrisi pada calon ibu selama kehamilan.
  • Penyakit leukemia.
Tinjauan
- Prevotella intermedia dan Fusobacterium necrophorum merupakan bakteri penyebab penyakit Noma di mana salah satu atau kedua jenis bakteri tersebut seringkali diketahui memiliki interaksi dengan bakteri lain seperti Staphylococcus aureus, Tannerella forsythia, Porphyromonas gingivalis, Borrelia vincentii, dan/atau Treponema denticola.
- Berbagai faktor lain seperti kondisi medis tertentu, tingkat sanitasi rendah pada diri sendiri dan lingkungan tempat tinggal, dan malnutrisi pada anak maupun ibu hamil mampu memperbesar potensi terkena penyakit Noma.

Gejala Penyakit Noma

Penyakit Noma menyerang secara tiba-tiba di mana infeksi bakteri dapat merusak jaringan dengan kondisi yang memburuk sangat cepat.

Kondisi penyakit Noma mampu menimbulkan sejumlah tanda seperti [3] :

  • Lapisan gigi mengalami peradangan.
  • Gusi mengalami peradangan (gusi tampak merah keunguan dan bahkan berpotensi berdarah).
  • Luka akibat radang berkembang menjadi borok.
  • Luka menyebabkan bau mulut menyengat yang tidak sedap.
  • Penyebaran infeksi pada kulit sehingga menyebabkan jaringan pada pipi dan bibir mati karena mengalami kerusakan.
  • Jaringan lunak serta tulang dapat mengalami kerusakan.
  • Kehilangan gigi dan deformitas wajah sebagai akibat dari tulang area mulut yang mengalami kerusakan.
  • Noma pudendi atau kondisi ketika infeksi menyebar hingga kulit area genital.
Tinjauan
Tanda utama penyakit Noma adalah radang pada mulut yang dapat berkembang menjadi luka dan borok. Bau mulut pun menjadi tidak sedap dan jika sudah lebih serius, penyebaran infeksi menyebabkan kerusakan jaringan mulut hingga deformitas wajah.

Pemeriksaan Penyakit Noma

Pemeriksaan fisik adalah metode pemeriksaan yang paling utama diterapkan oleh dokter dalam memeriksa kondisi pasien [1].

Pemeriksaan fisik bermanfaat dalam mengetahui langsung kondisi keberadaan luka pada area mulut dan kulit di sekitar pipi dan mulut.

Jika memang terdapat luka, maka biasanya aroma tak sedang yang menyengat akan dapat tercium.

Pengobatan Penyakit Noma

Pengobatan penyakit Noma disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami penderita.

Penyakit Noma Akut

Jika terdapat luka dan bau tak sedap berasal dari dalam mulut anak dengan kondisi malnutrisi, maka sebagai kondisi akut ini dokter akan memberikan beberapa penanganan, yaitu :

Antibiotik berupa metronidazole dan amoxicillin adalah pengobatan yang umumnya diberikan pada penderita kasus penyakit Noma akut [1,2,3,4,5,6].

Hanya saja, obat antibiotik tidak mampu mengobati penyakit Noma sepenuhnya karena pemberian obat hanya bertujuan untuk menghentikan gejala agar tidak semakin buruk.

  • Dukungan Nutrisi

Penderita penyakit Noma rata-rata diketahui memiliki kondisi kurang gizi, maka selain antibiotik dokter perlu menanganinya dengan memberikan dukungan nutrisi yang tepat [1,3].

Selain pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi tubuh pasien, hidrasi adalah perawatan yang juga penting untuk diperoleh pasien.

Ini karena dehidrasi juga menjadi salah satu faktor peningkat risiko penyakit Noma.

  • Penanganan Kondisi Medis Terkait

Karena penyakit Noma dapat terjadi karena lebih dulu hadirnya penyakit lain dalam tubuh pasien [1].

Oleh sebab itu, pengobatan penyakit Noma seringkali dilakukan dengan menangani kondisi medis yang terkait dengan penyakit Noma.

Beberapa penyakit yang paling umum terkait dengan penyakit Noma adalah seperti HIV/AIDS, malaria, dan infeksi pencernaan.

Penyakit Noma Sequelae

Untuk penyakit Noma sequelae atau kondisi ketika penyakit serius lain terlibat seperti bibir sumbing, karsinoma sel skuamosa, tuberkulosis kulit, leishmaniasis, dan kusta, prosedur operasi adalah yang paling dibutuhkan oleh pasien.

Ketika beberapa penyakit tersebut terkait dengan penyakit Noma, itu artinya kondisi pasien bukan lagi sekadar memiliki luka dan bau tak sedap dari mulut.

Pasien dengan kondisi penyakit tersebut ditandai dengan deformitas wajah, maka sebagai langkah perawatan yang tepat, operasi adalah jalan terbaik (khususnya operasi plastik) [1,2,3,4,5,6].

Namun sebelum menempuh prosedur medis ini, pasien perlu melakukan konsultasi lebih dulu mengenai kemungkinan efek sampingnya.

Operasi untuk memperbaiki wajah merupakan tindakan yang akan memperbesar peluang bagi pasien untuk pendidikan yang lebih baik.

Tak hanya itu, peluang pekerjaan dan pernikahan pun jauh lebih besar bagi anak-anak dengan penyakit Noma bila mengambil tindakan medis ini.

Selain itu, beberapa hal berikut perlu diperhatikan sebelum pasien dan keluarga pasien memutuskan untuk menempuh operasi/rehabilitas estetika [3] :

  • Fisioterapi pasca operasi yang bertujuan utama menghindari terulangnya trismus atau kondisi gerakan rahang yang terbatas.
  • Dukungan psikososial.
  • Operasi rekonstruksi besar pada wajah pasien hanya dianjurkan ketika penyakit Noma fase akut sudah benar-benar berakhir dan gejalanya tidak lagi berkembang.
  • Rehabilitasi yang menyangkut estetika wajah perlu dilakukan hanya ketika pasien telah dijamin pulih dan bahkan tidak lagi mengalami keterbatasan gerak rahang (trismus).

Walau terdapat cara untuk menangani penyakit Noma, sayangnya pasien Noma rata-rata memiliki kondisi ekonomi yang rendah dan tinggal di lingkungan yang buruk sehingga tak mampu memperoleh pengobatan yang seharusnya.

Tinjauan
Antibiotik dan dukungan nutrisi menjadi penanganan penyakit Noma akut paling umum, begitu juga dengan menangani kondisi medis yang mampu memicu penyakit ini. Pada kondisi penyakit Noma sequelae, operasi adalah tindakan yang dapat ditempuh.

Komplikasi Penyakit Noma

Penyakit Noma yang semakin serius dapat berakibat pada sejumlah kondisi komplikasi, terutama ketika kondisi ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat [3].

  • Kesulitan untuk melakukan sejumlah aktivitas, seperti makan (mengunyah dan menelan) serta saat berbicara.
  • Malnutrisi dan dehidrasi parah karena kesulitan makan dan minum dengan kondisi mulut atau wajah yang sudah serius.
  • Deformitas wajah atau cacat wajah menjadi komplikasi yang umum terjadi ketika luka atau gangren semakin parah dan menggerogoti daging menandakan kerusakan jaringan tak lagi bisa diatasi.
  • Ketidaknyamanan pada wajah yang kemudian mampu menurunkan rasa percaya diri penderita; hal ini dapat berujung pada isolasi diri.
  • Sepsis atau komplikasi infeksi paling berbahaya karena banyak organ akan mengalami kerusakan disertai penurunan tekanan darah secara drastis.
  • Kematian, sebab tanpa penanganan penyakit ini lebih cepat memburuk dan membunuh penderitanya. Tingkat kematian penyakit Noma sangat tinggi dan bahkan dapat mencapai 90% di mana sebelumnya penderita sudah mengalami malnutrisi parah atau sepsis.
Tinjauan
Deformitas wajah, terhambatnya aktivitas, malnutrisi dan dehidrasi parah, hingga sepsis dan kematian merupakan komplikasi paling mengerikan yang berpotensi terjadi pada penderita penyakit Noma.

Pencegahan Penyakit Noma

Penyakit Noma berawal dari pemenuhan gizi yang kurang baik serta tingkat kebersihan diri serta lingkungan yang rendah.

Maka untuk mencegah agar penyakit berbahaya ini tidak terjadi beberapa upaya berikut dapat dilakukan [1,6] :

  • Memperoleh vaksin campak.
  • Mencegah HIV AIDS.
  • Mencegah dan mengatasi malaria.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang sehari-hari / rehabilitasi nutrisi.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal.

Sementara itu, pencegahan agar penyakit Noma tidak memburuk dengan cepat serta berujung pada komplikasi mengerikan adalah dengan deteksi dini dan penanganan masalah kesehatan terkait gingivitis dan stomatitis.

Gangren dapat dicegah melalui penggunaan antibiotik karena satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan saat gejala sudah sangat serius adalah operasi.

Tinjauan
Para ibu hamil sekaligus anak-anak perlu memperoleh nutrisi cukup sehari-hari. Memiliki lingkungan tempat tinggal yang bersih serta menjaga kebersihan diri sendiri, dan menangani beberapa penyakit yang mampu memicu penyakit Noma merupakan langkah pencegahan yang paling dianjurkan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment