7 Penyebab Gatal-gatal Setelah Melahirkan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Proses hamil dan melahirkan menyebabkan perubahan hormonal yang juga dapat mempengaruhi kulit. Perubahan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan munculnya jerawat, ruam merah, kulit... kering dan iritasi. Masalah kulit ini dapat membaik dengan sendirinya beberapa bulan setelah melahirkan. Sementara itu, Anda dapat merawat kulit dengan menggunakan pembersih yang lembut, pelembab yang mengandung bahan yang dapat mengurangi iritasi dan bersifat antiinflamasi, serta menghindari produk-produk eksfoliasi. Konsultasikan kepada dokter jika Anda merasa masalah kulit semakin berat serta tidak dapat diatasi dengan produk perawatan di rumah. Read more

Pasca melahirkan, baik secara normal maupun melalui bedah caesar, para ibu tentu mengalami rasa nyeri untuk beberapa waktu disertai dengan kelelahan [1,2].

Selain nyeri dan kelelahan, setelah melahirkan para ibu dapat mengalami gatal-gatal, baik di area kewanitaan maupun pada kulit [1,2,3].

Berikut ini adalah beberapa penyebab gatal-gatal setelah melahirkan yang para wanita perlu ketahui maupun waspadai supaya mampu mengatasinya segera.

1. Kulit Kering

Kekeringan pada kulit dapat terjadi pada beberapa wanita pasca persalinan dan hal ini akan diikuti dengan rasa gatal [1,3].

Namun, rasa gatal selama hamil dan pasca bersalin adalah dua kondisi berbeda karena umumnya gatal pada kulit saat mengandung biasanya berhubungan dengan masalah hati [1].

Kolestasis kehamilan adalah istilah untuk kondisi tersebut dengan kulit gatal sebagai tanda utamanya sehingga perlu segera memeriksakan fungsi hati saat ke dokter [1].

Kolestasis kehamilan tidak terjadi pasca persalinan, maka bila rasa gatal yang dialami justru setelah melahirkan, kondisi gatal tersebut disebabkan oleh kondisi berbeda [1].

2. Papula Urtikaria Pruritus dan Plak Kehamilan

PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaquez of Pregnancy) atau papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan merupakan salah satu penyebab dari gatal-gatal yang terjadi pasca bersalin [1,3].

Biasanya PUPPP ini adalah kondisi yang menyertai kolestasis kehamilan, namun juga dapat berkembang pasca melahirkan walau sangat jarang terjadi [1].

3. Tiroiditis Postpartum

Kulit yang gatal disertai kering pasca melahirkan dapat pula disebabkan oleh kondisi tiroiditis postpartum atau tiroiditis yang lebih rentan dialami wanita usai melahirkan [1,4].

Tak hanya gejala berupa rasa gatal pada kulit, para ibu pasca bersalin dengan kondisi ini juga akan mengalami mudah lelah, tubuh lebih rentan terhadap udara dingin, tubuh gemetar dan mudah gelisah, serta benar-benar tidak nyaman [4].

Tiroiditis postpartum sendiri adalah kelenjar tiroid yang mengalami radang dan hal ini terjadi pada wanita usai melahirkan [4].

Awalnya, terjadi peningkatan kadar hormon tiroid, namun kemudian kadar tiroid menurun hingga penderita mengalami hipotiroidisme [4].

Karena kondisi ini memiliki keterkaitan dengan sistem daya tahan tubuh, maka tiroiditis postpartum dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi tiroiditis hashimoto [4].

Bahkan 1-6 bulan setelah melahirkan, ada kemungkinan para ibu mengalami gejala lanjutan tiroiditis postpartum seperti sembelit, berat badan turun, detak jantung lebih cepat, dan penurunan daya konsentrasi [4].

Keempatnya adalah keluhan yang menyertai kulit kering dan gatal [4].

4. Kadar Rendah Hormon Estrogen

Gatal-gatal pada kulit maupun pada area vagina dapat terjadi pada wanita pasca melahirkan karena terlalu rendahnya kadar hormon estrogen [2,5].

Kadar estrogen yang rendah sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi pada wanita terutama beberapa bulan setelah bersalin dan selama proses menyusui [2].

Kadar estrogen pun baru akan kembali normal saat wanita sudah tidak lagi menyusui [2].

Keringnya kulit dan vagina akan hilang saat kadar hormon estrogen sudah kembali di mana hal ini terjadi ketika wanita sudah berhenti menyusui [2].

5. Persalinan Normal

Kering dan gatal pada area kewanitaan pasca melahirkan dapat disebabkan oleh prosedur persalinan.

Persalinan normal meningkatkan risiko kulit dan jaringan pada area vagina menjadi rusak sebagai jalan lahirnya bayi [2].

Tak hanya menjadi melar, robekan pun berpotensi terjadi ketika melahirkan, maka sebagai dampaknya area vagina bisa terasa gatal nantinya [2].

Bahkan ketika area jalan lahirnya bayi telah dijahit kembali, hal ini tetap berpotensi memicu rasa gatal, seperti saat kulit terluka pada umumnya [2].

Robekan pada vagina yang menyebabkan gatal dapat terjadi pada wanita yang baru pertama kali melahirkan, wanita yang melalui induksi persalinan, dan wanita yang melahirkan bayi dengan berat badan lebih [2].

6. Episiotomi

Prosedur episiotomi terkadang diperlukan pada proses persalinan normal jika jalan lahir untuk bayi perlu diperbesar sehingga bayi lebih mudah dan cepat keluar [2,6].

Pada tindakan ini, dokter akan membuat sayatan di area antara anus dan vagina (disebut perineum) usai memberi anestesi lokal [6,7].

Para ibu hamil yang kesulitan saat melahirkan karena bayi berukuran besar atau ketidaknormalan posisi bayi lebih direkomendasikan untuk menempuh episiotomi [6,7].

Pada beberapa ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit pernapasan dan penyakit jantung dokter pun biasanya menyarankan agar persalinan dilakukan dengan episiotomi [8].

Episiotomi pun merupakan metode persalinan terbaik bagi kondisi gawat janin (detak jantung bayi yang meningkat atau menurun drastis) [7].

Namun sebagai efek dari luka yang ditimbulkan oleh prosedur ini, rasa gatal dan tidak nyaman pasti terjadi usai sukses bersalin [2,7].

7. Luka Bekas Operasi Caesar

Tak hanya para wanita yang melahirkan secara normal, melahirkan dengan prosedur caesar pun mampu menjadi penyebab gatal pasca melahirkan [9].

Luka bekas jahitan dari prosedur caesar memang umumnya dapat menyebabkan gatal-gatal, tertama selama masa pemulihan [9].

Pada dasarnya, gatal karena luka bekas jahitan operasi seperti ini dianggap sebagai sesuatu yang normal [9].

Ketika gangguan saraf pada area bekas luka terjadi, maka sebagai dampaknya rasa gatal akan timbul [9].

Tips Mengatasi Gatal-gatal Setelah Melahirkan

Pada umumnya, rasa gatal pasca bersalin adalah hal yang normal dan tidak terlalu berbahaya.

Beberapa langkah di bawah ini mampu membantu mengatasi kulit gatal, kering dan tidak nyaman yang aman bagi para ibu hamil [1,2,3,4].

  • Kompres dingin pada bagian tubuh yang terasa gatal mengganggu.
  • Gunakan pelembab kulit yang aman bagi para ibu hamil (termasuk yang aman bagi area kewanitaan).
  • Hindari mandi terlalu lama karena paparan air terlalu lama dan banyak dapat membuat kulit semakin kering yang juga berdampak pada semakin gatalnya kulit.
  • Hindari mandi dengan air yang terlalu panas agar kulit tidak makin kering dan gatal.
  • Minum lebih banyak air putih agar kulit ikut terhidrasi dengan baik.
  • Gunakan humidifier.
  • Minum obat antitiroid, antihistamin maupun antiradang (tentu penggunaan obat ini harus sudah melalui konsultasi dengan dokter dan digunakan sesuai dengan kondisi penyebab gatal).
  • Gunakan salep untuk gatal pada kulit (tentu penggunaan harus sesuai dengan resep dokter, maka konsultasikan hal ini lebih dulu).
  • Gunakan waktu untuk istirahat dengan cukup untuk mengurangi stres fisik dan emosional agar gatal bisa ikut berkurang.

Jika gatal-gatal setelah melahirkan begitu mengganggu, segera ke dokter dan memeriksakan diri terutama bila penanganan mandiri tidak efektif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment