Kebotakan atau rambut rontok biasanya terjadi pada orang dewasa dan cukup umum. Namun pada kasus langka, kebotakan dapat terjadi pada remaja[1, 2].
Seseorang normalnya mengalami kerontokan 50-100 helai rambut dalam satu hari. Kerontokan rambut lebih banyak dari jumlah normal dan terjadi terus menerus selama beberapa tahun mengarah pada kebotakan[2].
Kebotakan dapat menyebabkan penurunan harga diri, kepercayaan diri, dan kehidupan sosial. Saat ini terjadi peningkatan kasus kebotakan pada remaja usia 13 dan 19 tahun[3].
Kerontokan rambut disebut juga alopesia, tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Umumnya, rontok berlebih pada remaja bersifat sementara dan biasanya rambut akan tumbuh kembali setelah penyebab diatasi[1, 4].
Berikut beberapa penyebab kerontokan rambut pada remaja[1, 3, 4, 5]:
Daftar isi
1. Alopecia Areata
Alopecia areata merupakan suatu kondisi autoimun yang mana menyebabkan jenis kerontokan rambut petak kebotakan yang sering kali terjadi membentuk melingkar.
Kebotakan dapat terjadi pada kulit kepala atau pada bagian tubuh lain, seperti jenggot. Alopecia areata dapat berupa petak tunggal atau dapat terjadi pada beberapa area di kulit kepala.
Diperkirakan bahwa alopecia areata mempengaruhi sekitar 1% dari populasi umum, termasuk remaja. Kondisi ini dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan, dan sering kali dimulai saat usia anak-anak.
Rambut biasanya tumbuh kembali dalam satu tahun, tapi pada kasus tertentu tidak demikian. Terkadang penderita alopecia areata mengalami kebotakan lagi.
Untuk mereka yang mengalami alopecia areata, penekanan konsultasi, perawatan dan penanganan kebotakan ialah pada kesehatan emosional dan fisiologis dari pasien. Hal ini dikarenakan seringkali kesehatan emosi dan fisikologis merupakan penyebab atau faktor yang memperburuk.
2. Alopesia Androgenetik
Penyebab kebotakan paling umum pada orang dewasa ialah alopesia androgenetik. Kondisi ini disebut juga sebagai pola kebotakan pria atau pola kebotakan wanita.
Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi dari gen dan hormon yang disebut androgen. Biasanya jenis kebotakan ini dimulai pada pertengahan usia remaja. Kondisi ini juga dapat terjadi pada orang yang menggunakan pengobatan steroid seperti testosterone.
Pola Rambut Rontok Pria
Alopesia akibat hormon androgen ini merupakan penyebab kebotakan paling umum, mempengaruhi sekitar 25% dari populasi. Jenis pola kebotakan ini mempengaruhi sejak usia pubertas, termasuk remaja.
Kondisi ini sering diawali dengan bagian pelipis ke belakang dan rambut di dalam bagian tersebut tampak lebih tipis dan kulit kepala menjadi lebih terlihat.
Hal ini menyebabkan masalah besar bagi siapa pun, terutama bagi mereka yang mempedulikan penampilan dan menantang kepercayaan diri yang mana umum terjadi pada remaja.
Pola Rambut Rontok Wanita
Kondisi ini terlihat sebagai perubahan kepadatan rambut pada bagian atas kepala dibandingkan bagian sisi dan belakang kepala. Rambut dapat terlihat lebih finer dan sangat transparan. Dapat terjadi pada pasien sedari usia pubertas.
Folikel rambut yang terdampak menghasilkan rambut yang lebih tipis dan sedikit demi sedikit bertambah pendek dalam setiap siklus pertumbuhan hingga pertumbuhan berhenti.
Kebotakan sering kali pertama terlihat pada bagian pelipis ke belakang, dan secara bertahap kulit kepala menjadi lebih terlihat pada bagian puncak kepala.
Pola kebotakan cenderung menurun dalam keluarga. Progres kondisi selalu bertahap dan tidak meningkat dengan rambut rontok harian.
3. Kondisi Medis
Kondisi yang berkaitan dengan hormon seperti diabetes tidak terkendali atau penyakit tiroid, dapat berpengaruh dengan produksi rambut dan menyebabkan kebotakan. Pasien lupus juga dapat mengalami kebotakan.
Sindrom ovarium polikistik dapat mempengaruhi wanita dan menyebabkan kebotakan pada gadis remaja maupun wanita dewasa.
Ketidakseimbangan hormon berpengaruh besar dalam pertumbuhan rambut dan berbagai predisposisi genetik terpengaruh secara khusus oleh peningkatan kadar testosterone.
4. Pengobatan
Beberapa obat memiliki efek samping menyebabkan kerontokan rambut yang mengarah pada kebotakan. Salah satu yang menyebabkan kebotakan ialah obat-obat yang digunakan dalam kemoterapi untuk kanker.
Kebotakan juga dapat timbul akibat efek samping obat untuk mengatasi jerawat, gangguan bipolar, dan ADHD. Pil diet yang mengandung amphetamine juga dapat menyebabkan kebotakan.
5. Trichotillomania
Trichotillomania merupakan suatu gangguan psikologis yang mana penderita secara berulang menarik rambut, sering kali menyebabkan botak.
Kondisi ini dapat menimbulkan bagian botak dan merusak banyak rambut. Penderita trichotillomania biasanya memerlukan pertolongan terapis atau ahli kesehatan mental untuk mengatasi kebiasaan menarik rambut.
6. Kurang Nutrisi
Tidak mengkonsumsi makanan sehat dalam jumlah cukup dapat mengakibatkan kebotakan. Karena itulah beberapa orang dengan gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia mengalami kerontokan rambut.
Penyebabnya ialah tubuh tidak mendapatkan cukup protein, vitamin, dan mineral untuk mendukung pertumbuhan rambut. Remaja yang menjalani diet vegetarian dapat mengalami kebotakan jika tidak mendapatkan cukup protein dari sumber nabati.
Beberapa atlet memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kebotakan karena mereka lebih rentan mengalami anemia defisiensi zat besi.
7. Alopecia Traksi
Alopecia traksi sering terjadi akibat rambut ditarik ke belakang dengan kuat, terutama pada mereka yang sering mengikat atau mengenakan sanggul rambut.
Alopecia traksi dapat merusak folikel rambut secara permanen jika menggunakan gaya rambut yang menyebabkan rambut tertarik dalam waktu lama.
8. Perawatan Rambut dan Styling
Perawatan yang menggunakan zat kimia seperti pewarna rambut, bleach, pelurusan, atau perm dapat menyebabkan kerusakan rambut yang membuat rambut patah atau rontok sementara.
Hal yang sama dapat terjadi saat menggunakan suhu terlalu panas pada rambut, misalnya hot iron atau hair dyer panas.
9. Infeksi
Infeksi dapat mengarah pada kebotakan. Tinea capitis atau disebut juga kurap di kulit kepala merupakan infeksi jamur yang umum menyebabkan kerontokan rambut berlebih.
Kondisi ini sering tampak sebagai petak-petak botak bersisik pada kepala. Petak kebotakan biasanya bulat atau lonjong. Rambut dapat patah pada permukaan kulit dan terlihat seperti titik-titik hitam pada kulit kepala.
Cara Mengatasi Kebotakan pada Remaja
Untuk mendiagnosis kondisi kebotakan, dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Kemudian dokter akan memeriksa kulit kepala dan mengambil sedikit sampel rambut untuk digunakan dalam pemeriksaan untuk mengkonfirmasi penyebab kebotakan[1].
Jika kebotakan disebabkan oleh konsumsi obat, dokter dapat mengganti jenis obat yang digunakan. Jika kebotakan disebabkan oleh kondisi hormonal, seperti diabetes atau penyakit tiroid atau pola kebotakan wanita, dokter akan memberikan perawatan yang sesuai dan menangani penyebab kebotakan[1].
- Alopecia areata dapat ditangani dengan perawatan menggunakan kortikosteroid krim atau injeksi pada kulit kepala. Sebagai tambahan steroid topikal, sering digunakan minoxidil. Obat ini dapat meningkatkan pertumbuhan rambut[1, 4]. Selain itu, dapat digunakan anthralin yang diaplikasikan ke kulit selama beberapa waktu singkat kemudian dibilas. Rambut dapat tumbuh kembali dalam 8-12 minggu[4].
- Tinea capitis dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopik. Perawatan biasanya meliputi anti jamur oral, seperti griseofulvin. Selain itu, dokter dapat meresepkan sampo anti jamur seperti selenium sulfide atau ketoconazole untuk mengurangi pertumbuhan jamur[4].
- Jika penyebab kebotakan adalah karena defisiensi nutrisi, dokter dapat menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan ahli gizi[1].
- Jika kebotakan disebabkan trichotillomania, maka faktor pemicunya dapat berupa stres atau kecemasan. Pasien dapat dianjurkan untuk melakukan konsultasi denga ahli psikologis untuk mengatasi stres atau kecemasannya[4].
Berikut beberapa kiat untuk merawat atau mencegah kerontokan rambut yang dapat mengarah pada kebotakan[1]:
- Mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang
- Jika rambut mengalami kerontokan, sebaiknya gunakan sampo bayi, berkeramas tidak lebih dari satu kali sehari, dan mencuci rambut dengan hati-hati
- Hindari menggosok rambut dengan handuk dengan gerakan kasar
- Hindari menggunakan hair dryer dan biarkan rambut kering sendiri. Jika tidak memungkinkan, gunakan suhu rendah pada hair dryer.
- Hindari melakukan styling pada rambut ketika masih basah karena dapat menyebabkan rambut robek dan patah
- Hindari memainkan atau menyisir kembali rambut karena dapat menyebabkan kerusakan
- Berhati-hati ketika menggunakan zat kimia pada perawatan rambut. Hindari penggunaan terlalu sering.