5 Penyebab Kelebihan Protein dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kelebihan protein dalam darah atau hipoproteinemia merupakan suatu kondisi ketika terdapat peningkatan konsentrasi protein plasma yang tidak normal[1].

Total serum protein dievaluasi berdasarkan kedua komponen protein dalam darah, yaitu albumin dan globulin[1].

Kadar protein dalam darah baru bisa dikatakan normal ketika perbandingan rasio dari protein albumin dan globulin (A:G) diketahui normal [1].

Kelebihan protein dalam darah merupakan suatu komplikasi metabolik dengan tingkat mortalitas tinggi dan sering kali berkaitan dengan suatu penyakit ganas atau infeksi parah [2].

Tingginya kadar protein dalam darah sering kali tidak menimbulkan suatu tanda atau gejala tersendiri. Kondisi protein darah yang terlalu tinggi baru bisa diketahui ketika seseorang menjalankan tes darah sebagai bagian dari evaluasi untuk masalah kesehatan lain [1].

Beberapa kondisi yang memungkinkan adanya kelebihan protein dalam darah, yaitu:

1. Amiloidosis

Amiloidosis adalah penyakit langka yang terjadi dikarenakan adanya gangguan konformasi dan metabolisme dimana fibril amiloid tidak dapat larut sehingga disimpan di dalam tubuh[3].

Hal ini mengakibatkan penumpukan protein di jaringan tubuh yang akhirnya dapat menyebabkan disfungsi pada organ jantung, gijal, hati, sistem saraf perifer dan otonom, atau pada organ pencernaan [3].

2. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh tubuh yang kehilangan terlalu banyak cairan. Keadaan dehidrasi dapat terjadi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak dari jumlah cairan yang dikonsumsi[4].

Dehidrasi dapat disebabkan oleh diare, muntah, berkeringat berlebihan, demam, dan tidak mengkonsumsi cukup air [4]. Darah merupakan komponen tubuh dengan susunan terbesar berupa air[5].

Ketika terjadi dehidrasi, komponen di dalam darah menjadi lebih pekat, dan menyebabkan peningkatan level serum total protein dan atau peningkatan konsentrasi albumin dalam darah [5]

3. HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyerang sistem imun tubuh. Apabila tidak segera dilakukan penanganan, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) [6].

Infeksi HIV sering kali dikaitkan dengan peningkatan serum protein, khususnya pada protein  globulin [7]. C-reactive protein atau CRP merupakan protein yang mengalami meningkat sebagai respon adanya gangguan inflamasi akut dan kronik pada tubuh[8].

Konsentrasi CRP yang meningkat ini sering kali dikaitkan dengan jumlah CD4 yang rendah pada pasien HIV atau AIDS [8].

4. Hepatitis B atau Hepatitis C

Hepatitis B merupakan suatu penyakit akut yang dapat berkembang hingga menjadi penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B atau virus hepatitis C pada hepatitis C[9].

Hepatitis B atau hepatitis C keduanya menyebabkan inflamasi pada organ hati, dan sering kali dapat berkembang menjadi penyakit hati serius [10].

Pada individu yang terinfeksi hepatitis juga diketahui terdapat peningkatan CRP. peningkatan produksi CRP merupakan suatu respon inflamasi seluler untuk mengontrol stres seluler dan meminimalkan kerusakan seluler yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C [11].

5. Beberapa Jenis Kanker Tertentu

Salah satu jenis kanker yang diketahui dapat mengakibatkan peningkatan abnormal protein darah yaitu multiple myeloma. Multiple myeloma adalah kanker darah yang menyerang sel plasma pada tulang belakang [12].

Terdapat tiga jenis globulin sebagai salah satu komponen penyusun protein, yaitu alfa, beta, dan gaam. Protein myeloma (M-protein) merupakan protein jenis gamma globulin[13].

Pada multiple myeloma, sel-sel myeloma membentuk M-Protein, sehingga terdapat peningkatan level globulin, dan pada akhirnya peningkatan total protein dalam darah [13]

Cara Mengatasi Kelebihan Protein dalam Darah

Penanganan yang diperlukan untuk mengatasi kelebihan protein dalam darah berbeda-beda tergantung pada faktor penyebabnya.

Kelebihan protein yang disebabkan oleh dehidrasi dapat diatasi dengan rehidrasi, sedangkan untuk kelebihan cairan yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu, penanganan dilakukan sesuai dengan pengobatan untuk penyakit tersebut.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelebihan protein di dalam darah:

  • Meningkatkan Konsumsi Air

Salah satu penyebab peningkatan level protein dalam darah yaitu dehidrasi. Dehidrasi dapat diatasi dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang[4].

Pada kasus dehidrasi ringan, dehidrasi dapat ditangani dengan banyak mengkonsumsi cairan. Untuk mengganti elektrolit yang hilang dapat mengkonsumsi minuman olahraga [4].

  • Pengobatan 

Untuk mengatasi kelebihan protein dalam darah yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu dapat diatasi dengan melakukan pengobatan pada penyakit tersebut. 

Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS, ketika seseorang didiagnosa dengan HIV, virus tersebut akan terus ada dalam tubuh. Akan tetapi, dengan perawatan yang tepat yaitu dengan mengkonsumsi ARV secara rutin, HIV serta kadar protein darah dapat terkontrol [6].

Pada individu yang mengalami peningkatan kadar protein dikarenakan oleh hepatitis B atau hepatitis C, hal yang dapat dilakukan untuk membantu tubuh selama memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B atau C yaitu[9,10] :

  • Mengkonsumsi obat-obatan untuk hepatitis
  • Beristirahat dengan cukup
  • Mengkonsumsi makanan bernutrisi dan mengkonsumsi cairan cukup cairan.

Pada pasien dengan multiple myeloma, jenis pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat-obatan sesuai yang telah diresepkan oleh dokter,, radioterapi, atau melakukan transplantasi sumsum tulang [14].  

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment