Kulit memar dan kemerahan seringkali disebabkan oleh kondisi yang umum dan bersifat ringan [1].
Namun terkadang, memar dan kemerahan tersebut juga tidak sebaiknya diabaikan karena dapat menandakan adanya kondisi yang lebih serius dari yang dibayangkan [1].
Berikut ini adalah sejumlah kemungkinan penyebab memar dan kemerahan pada kulit yang sebaiknya diwaspadai.
1. Efek Samping Botox
Suntik botox (botulinum toxin) adalah sebuah tindakan medis yang kini sangat populer dan umum sebagai penghilang kerutan sekaligus pengencang kulit [2,3].
Meski tergolong tindakan aman dalam dunia kecantikan, seringkali botox juga dapat menimbulkan efek samping setelah menjalani perawatan ini [2,3].
Clostridium botulinum adalah jenis bakteri penyebab botulisme yang menghasilkan botulinum toxin atau botox [2,3].
Walau injeksi botox merupakan tindakan untuk mempercantik diri, sebenarnya botox juga sering digunakan untuk mengobati penyakit saraf [2,3].
Cara kerja utama botox adalah melemahkan otot dengan memblokir aktivitas otot maupun saraf dan biasanya efek baru akan dialami beberapa hari setelah penyuntikan [2,3].
Efek botox dalam mengurangi atau menghilangkan kerutan pada kulit hanya bertahan paling lama 6 bulan sehingga tindakan ini perlu dilakukan kembali secara berkala [2,3].
Meski pada umumnya suntik atau injeksi botox adalah tindakan medis aman, risiko timbulnya efek samping tetap ada, terutama memar, kemerahan, bengkak dan nyeri pada area kulit yang disuntik [2,3].
Jika memar dan kemerahan pada kulit disertai beberapa kondisi berikut ini, maka kemungkinan besar kondisi tersebut adalah efek samping botox [4].
- Demam
- Mata kering
- Mata berair
- Beberapa area wajah tampak turun
- Sakit kepala
Oleh sebab itu, sebelum memutuskan menempuh suntik botox, konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat maupun berbagai risiko efek samping yang bisa terjadi.
2. Hematoma
Hematoma merupakan kemungkinan lain yang menyebabkan kulit tampak memar dan kemerahan [1].
Hematoma sendiri adalah kondisi saat darah tidak normal menumpuk pada bagian luar pembuluh darah [5].
Karena hal ini kemudian kulit jadi tampak kemerahan, keunguan atau merah keunguan disertai dengan timbulnya benjolan [6].
Darah bisa berada di luar pembuluh darah karena adanya kerusakan pada pembuluh darah di mana hal ini juga dapat disebut dengan kondisi perdarahan [6].
Sekalipun hematoma umumnya terjadi karena efek cedera, beberapa faktor seperti berikut pun mampu meningkatkan risiko hematoma [6] :
- Penggunaan obat antikoagulan
- Anemia aplastik
- Lansia
- Aneurisma
Ketika kulit menjadi memar atau tampak kemerahan, biasanya hematoma sedang terjadi dekat permukaan kulit [6].
Selain kulit berwarna kemerahan dan mengalami memar, beberapa tanda lain hematoma antara lain adalah [6] :
- Timbul pembengkakan atau benjolan
- Area yang memar dan kemerahan terasa nyeri
- Saat menyentuh area kulit yang memar dan kemerahan akan terasa hangat
- Kuku berwarna kehitaman (apabila penderita mengalamo hematoma subungual)
Segera periksakan diri ke dokter apabila hematoma kemungkinan besar disebabkan oleh penggunaan antikoagulan (obat pengencer darah) [6].
Hematoma berpotensi berkembang semakin besar, maka jika demikian dan gerakan tubuh mulai terbatas ditambah dengan buang air kecil disertai keluarnya gumpalan darah, segera ke dokter [6].
Pemeriksaan darah, rontgen, USG, dan CT scan sangat diperlukan untuk memastikan penyebab gejala dan menentukan pengobatan yang tepat [6].
3. Kekerasan dan Gangguan Mental
Kemerahan dan memar pada kulit dapat juga disebabkan oleh tindakan kekerasan hingga gangguan mental yang berkaitan dengan pengalaman traumatis [1].
Tindakan kekerasan seringkali membuat korbannya mengalami trauma sehingga memengaruhi kondisi mental [1,7].
Kekerasan fisik dapat menyebabkan sejumlah masalah psikis, diantaranya yaitu [7] :
- Kecemasan
- Depresi
- Gangguan tidur
- Penyalahgunaan alkohol
- Perubahan nafsu makan
- Perubahan suasana hati
- Mudah marah
Baik karena kekerasan fisik itu sendiri, maupun gangguan kesehatan mental, memar dan kemerahan pada kulit bisa terjadi [1,7].
Ketidakstabilan kondisi mental meningkatkan risiko tubuh mengalami memar hingga kemerahan [1].
Selain itu bila seseorang mengalami penyalahgunaan alkohol, efek dari alkohol mampu merilekskan pembuluh darah dan membuatnya melebar [8].
Hal ini kemudian membuka jalan lebih lebar bagi aliran darah ke seluruh tubuh termasuk yang paling dekat dengan permukaan kulit [8].
Akibatnya, memar dan kemerahan pada kulit bisa saja disebabkan oleh aliran darah yang terlalu dekat dengan permukaan kulit [8].
Cara Mengatasi Memar dan Kemerahan pada Kulit
Untuk mengatasi timbulnya memar dan kemerahan pada kulit, penting untuk memeriksakan diri lebih dulu ke dokter.
Dokter kemudian baru akan dapat menentukan penanganan terbaik sesuai dengan kondisi yang mendasari memar dan kemerahan tersebut.
Berikut ini adalah penanganan sesuai kemungkinan penyebab memar dan kemerahan pada kulit.
- Efek Suntik Botox : Ketika memar dan kemerahan pada kulit timbul sebagai efek samping suntik botox, biasanya kondisi ini tidak memerlukan penanganan khusus karena efek samping tidak bertahan lama. Namun jika efek samping botox tidak kunjung mereda, segera konsultasikan dengan dokter [2,3].
- Hematoma : Kemerahan dan memar karena hematoma cukup diatasi dengan mengistirahatkan bagian tubuh yang terpengaruh, mengompres dingin area tersebut, menggunakan kompresi (perban elastis) sebagai penghenti perdarahan, dan rajin mengangkat bagian tubuh yang terpengaruh (untuk kaki atau tangan saat berbaring) [6].
- Kekerasan fisik dan gangguan mental : Penanganan untuk efek kekerasan fisik disesuaikan dengan gejala apa saja yang dialami pasien. Jika disertai dengan gangguan psikis, psikoterapi adalah salah satu solusi terbaik bagi pasien [7].
Bila memar dan kemerahan pada kulit cukup tidak wajar dan terasa tidak nyaman, periksakan diri dan konsultasikan dengan dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya.