Tensi rendah pasca melahirkan sangat mungkin terjadi pada sebagian wanita [1].
Walau bukan penyebab utama anemia, tensi rendah usai persalinan bisa jadi tanda bahwa seorang wanita mengalami postpartum anemia [2,3].
Tensi darah yang terus-menerus rendah dalam beberapa waktu pasca melahirkan bisa ditandai dengan sejumlah gejala, seperti [4,5,6] :
- Kulit lebih pucat daripada biasanya
- Merasa gampang lelah
- Penurunan jumlah maupun kualitas ASI (hal ini bisa berakibat pada berat badan bayi yang bertambah secara lambat)
- Mudah linglung
- Mudah lesu
- Sakit kepala
- Mudah marah dan tersinggung
- Kepala serasa melayang atau terlalu ringan
- Jantung berdetak lebih cepat
- Kesulitan bernafas
- Depresi
Normalnya, tekanan darah akan berada pada angka 120/80 mmHg, namun tensi rendah bisa berada pada 90/60 mmHg yang bisa berbahaya tidak hanya bagi ibu tapi juga bayi yang masih menyusui [7,8].
Berikut ini adalah kemungkinan-kemungkinan penyebab tensi rendah setelah melahirkan yang patut diwaspadai.
Daftar isi [Show]
1. Anemia Selama Hamil
Ketika seorang wanita sejak saat hamil telah mengalami anemia atau kurang darah, maka risiko tensi rendah setelah melahirkan akan lebih tinggi [9,10].
Ketika saat hamil trimester pertama kadar hemoglobin (Hb) pada ibu lebih rendah dari 110 g/L, ini merupakan awal anemia pada kehamilan [10].
Jika sampai trimester ketiga/akhir kadar hemoglobin tidak juga lebih dari 110 g/L dan bahkan justru lebih rendah dari 105 g/L (termasuk saat memasuki trimester kedua), kondisi ini disebut dengan anemia [10].
Risiko postpartum anemia pun semakin besar bagi penderita anemia saat hamil [10].
Bila dari sejak hamil hingga pasca melahirkan seorang wanita mengalami anemia, tekanan darah atau tensi pun akan menjadi rendah sebagai akibatnya [10].
Anemia bisa menjadi faktor peningkat risiko terjadinya tensi rendah/hipotensi, tapi darah rendah bukan penyebab anemia [2].
2. Kehilangan Banyak Darah saat Persalinan
Tensi menjadi rendah usai melahirkan dan mengalami pospartum anemia bisa disebabkan oleh hilangnya banyak darah saat melahirkan [11].
Normalnya, bersalin memang merupakan sebuah proses yang memicu kehilangan darah, namun hanya sekitar 300 ml saja [12,13].
Hanya saja ketika tensi rendah dan anemia terjadi, artinya proses persalinan telah membuat seorang wanita kehilangan lebih dari 500 ml darah [12,13].
Bila hal ini terjadi maka kondisi tubuh bisa mengalami kekurangan mineral zat besi yang merupakan faktor peningkat risiko anemia [11].
Semakin seorang wanita kehilangan banyak darah dalam proses bersalin, risiko mengalami anemia dan tensi rendah semakin tinggi [11].
Tidak semua wanita bersalin akan kehilangan banyak darah dan tidak semua juga wanita usai melahirkan akan mengalami tensi rendah dan anemia [11].
3. Gangguan Usus
Faktor lain yang kemungkinan menjadi sebab utama tensi rendah dan anemia terjadi setelah melahirkan adalah gangguan pada usus [11].
Penyakit radang usus, penyakit Crohn, hingga penyakit Celiac adalah beberapa jenis penyakit terkait usus yang berisiko tinggi membuat zat besi tidak terserap dengan baik ke dalam tubuh [11].
- Penyakit radang usus
Radang usus merupakan sebuah kondisi ketika saluran pencernaan mengalami radang kronis [11,14].
Seseorang dengan kondisi penyakit radang usus memiliki tubuh yang kurang mampu menyerap zat besi dari makanan yang diasup secara maksimal [11,14].
Bila dalam jangka panjang hal ini terus terjadi, penderita penyakit radang usus bisa mengalami anemia yang berujung pada tensi rendah [11,14].
- Penyakit Crohn
Penyakit Crohn atau Crohn’s disease adalah salah satu jenis radang usus di mana radang terjadi pada lapisan dinding saluran pencernaan [11,14].
Jenis penyakit ini lebih kerap menyerang usus besar dan usus halus sehingga meningkatkan pula risiko anemia pada penderitanya [11,14].
Sama halnya dengan radang usus, ketidakmampuan tubuh dalam menyerap zat besi yang kemudian mengakibatkan tubuh kekurangan darah dan mengalami tekanan darah rendah [11,14].
- Penyakit Celiac
Penyakit Celiac adalah sebuah kondisi ketika seseorang tidak dapat mengonsumsi makanan berkandungan gluten dan kemudian beberapa gejala terjadi karenanya [11,14].
Penderita penyakit autoimun ini dapat menyebabkan anemia karena penyakit Celiac mampu menyebabkan kerusakan pada usus halus tempat terserapnya zat besi, vitamin B12 dan folat [11,14].
4. Kekurangan Zat Besi
Baik selama hamil maupun setelah melahirkan, tubuh wanita memerlukan zat besi yang cukup [1,2,11].
Namun jika asupan zat besi kurang, anemia sangat rentan terjadi dan hal ini kemudian mengakibatkan tensi turun dan lebih rendah dari normalnya [1,2,11].
Dalam memasuki masa nifas, para ibu memerlukan zat besi lebih banyak; oleh sebab itu, makan makanan berzat besi tinggi sangat dianjurkan [1,2,11].
Zat besi adalah salah satu mineral penting baik selama hamil maupun setelah melahirkan agar tubuh ibu menghasilkan hemoglobin secara memadai [1,2,11].
Hemoglobin sendiri berperan vital dalam menyimpan oksigen serta mendistribusikannya ke seluruh tubuh di dalam sel-sel darah merah [1,2,11].
Ketika nutrisi terpenuhi dengan baik, termasuk mineral zat besi, risiko anemia dapat diminimalisir termasuk juga tensi rendah [1,2,11].
5. Thalasemia
Thalasemia juga dapat menjadi salah satu sebab wanita mengalami tensi rendah setelah melahirkan [15].
Thalasemia sendiri adalah kondisi kelainan darah di mana kadar hemoglobin dalam tubuh lebih rendah daripada normalnya [16].
Karena kekurangan hemoglobin di dalam sel darah merah, penderita kelainan genetik ini lebih mudah mengalami anemia [16].
Selain transfusi darah sebagai jalan penambah sel darah yang kurang di dalam tubuh, jika kondisi sudah sangat berat maka transplantasi sumsum tulang perlu ditempuh penderitanya [16].
Penyebab tensi rendah setelah melahirkan bermacam-macam, jika gejala berkepanjangan, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan dapat diterima.