Masyarakat seringkali sulit membedakan antara alergi susu dan intoleransi laktosa, apa sebenarnya perbedaan kedua istilah berikut ini ?
Alergi susu (Cow’s / Dairy Milk Allergy) adalah reaksi alergi terhadap produk susu terutama susu sapi dan merupakan reaksi sistem imun tubuh terhadap protein dalam susu sapi [1, 6].
Sedangkan intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan yang muncul setelah mengkonsumsi berbagai makanan dan minuman yang mengandung kadar laktosa pada jumlah tertentu [3].
Daftar isi
Penyebab Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa
Alergi susu (Cow’s / Dairy Milk Allergy) yang biasanya lebih sering dipicu oleh susu sapi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat penyebab alergi (allergen) yang terdapat pada susu sapi.
Sistem imun tubuh akan bereaksi terhadap jenis protein susu tertentu sehingga memicu sistem imun untuk melepaskan histamine dan juga mediator kekebalan tubuh lainnya. Termasuk serangkaian gejala dan tanda reaksi alergi pada tubuh [1].
Intoleransi laktosa sendiri sangat berbeda dengan alergi susu dan lebih berkaitan dengan kemampuan pencernaan tubuh. Intoleransi laktosa dipengaruhi oleh ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa. Hal ini dapat terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi enzim laktase atau hanya dapat memproduksi dalam jumlah yang sangat kecil [2].
Jadi secara garis besar, penyebab dari alergi susu adalah protein susu yang terkandung dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi sedangkan intoleransi laktosa adalah jumlah kadar laktosa yang terkandung pada makanan atau minuman yang kita konsumsi [1, 2, 3].
Gejala Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa
Untuk lebih memahami bagaimana perbedaan kedua penyakit tersebut, berikut beberapa gejala yang umum mengikuti alergi susu dan juga intoleransi laktosa.
Alergi Susu
Gejala pada alergi susu meliputi beberapa hal berikut ini [1, 5] :
- Rasa gatal-gatal pada tubuh
- Rasa tidak nyaman pada perut
- Mual dan muntah-muntah
- Pada bayi biasanya akan muncul tinja atau feses yang disertai darah (hematochezia)
- Bengek dan juga batuk-batuk yang diikuti dengan nafas tersengal.
- Angioedema, yakni reaksi pembengkakan terutama pada bibir, lidah dan juga tenggorokan.
- Diare
- Kram pada area perut
- Kolik
- Pembengkakan pada tenggorokan
- Anafilaksis atau kondisi yang sebenarnya amat jarang terjadi dan termasuk reaksi yang berbahaya dan dapat mengancam jiwa dimana penderita kesulitan untuk bernafas dan muncul reaksi syok pada tubuh.
Intoleransi Laktosa
Gejala pada intoleransi laktosa umumnya muncul sesaat setelah meminum susu atau mengkonsumsi produk olahan susu. Gejala tersebut diantaranya adalah sebagai berikut [2, 3, 4] :
- Perut terasa kembung dan begah
- Merasa kenyang dan perut terasa penuh
- Rasa sakit yang muncul di bagian bawah perut
- Seringkali buang gas
- Mengalami diare
- Rasa mual dan juga muntah
- Beberapa orang mengalami konstipasi atau susah buang air besar
- Meskipun jarang terjadi namun terkadang gejala seperti sakit kepala, nyeri pada otot, nyeri sendi juga dapat muncul.
- Gatal-gatal pada mulut
- Gangguan pada kencing
- Susah atau bahkan kehilangan konsentrasi.
Komplikasi dan Tingkat Bahaya
Komplikasi atau tingkat bahaya dari alergi susu dan juga intoleransi laktosa tidaklah sama. Cenderung lebih berbahaya alergi susu untuk komplikasi yang paling kronis, namun keduanya memiliki efek masing-masing.
Pada kasus intoleransi laktosa, komplikasi yang mungkin terjadi adalah Osteopenia, Osteoporosis, Malnutrisi, dan juga kehilangan berat badan [4]. Intoleransi laktosa masih dapat ditangani dengan baik, karena beberapa orang cenderung masih mampu mengkonsumsi susu maupun olahannya dalam kadar tertentu (bahkan jumlah banyak) sebelum reaksi muncul [4].
Sebaliknya dengan alergi susu dapat berkembang menjadi penyakit kronis dan akut. Penyakit ini dapat membahayakan nyawa terutama pada bayi [4]. Penyakit ini juga membutuhkan penanganan khusus dan harus mendapatkan anjuran dari tenaga medis terutama dokter [1].
Pengobatan dan Pencegahan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang cara mengobati serta langkah pencegahan masing-masing penyakti di atas :
Alergi Susu
Alergi susu cukup sering dijumpai pada anak-anak dan juga bayi terutama yang berusia di bawah 6 tahun. Hal ini cukup menjadi tantangan karena dapat menyebabkan kekurangan nutrisi jika tidak segera ditangani.
- Langkah Pencegahan
Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan alergi susu, diantaranya :
- Menyingkirkan zat penyebab alergi yakni susu dari menu makan penderita alergi susu [1].
- Perhatikan label makanan dengan seksama hindari produk-produk turunan yang mengandung protein susu [4].
- Gantikan nutrisi yang diperoleh dari susu dengan sumber nutrisi alternatif. Misalnya dengan memberikan suplemen tertentu yang mengandung kalsium, vitamin D dan riboflavin [1].
- Pada bayi, usahakan untuk memberikan ASI pada bayi yang menderita alergi susu [1].
- Berikan susu formula hipoalergenik yang direkomendasikan untuk penderita alergi susu [1].
- Mengganti susu dengan susu kedelai [1].
- Pengenalan kembali susu atau produk olahan susu saat penderita mencapai umur tertentu yang disarankan. Biasanya penderita alergi susu akan mengembangkan toleransi tertentu terhadap produk olahan susu yang di panggang, karena proses ini mengurangi alergenisitas protein [7].
- Pengobatan
Pada kasus tertentu dimana alergi susu yang diderita sudah cukup akut, biasanya akan diberikan obat-obatan seperti antihistamin yang akan mengurangi reaksi alergi sedang [1].
Intoleransi Laktosa
Sebaliknya dengan intoleransi laktosa, kondisi ini justru lebih jarang muncul pada anak dengan usia di bawah lima tahun. Dan seringkali muncul pada usia remaja atau bahkan orang dewasa [2, 4]. Bahkan rata-rata 65% populasi di dunia memiliki gangguan intoleransi laktosa.
- Langkah Pencegahan
Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi laktosa:
- Membatasi konsumsi makanan yang mengandung laktosa [2, 3].
- Menghilangkan sama sekali makanan yang mengandung laktosa dari menu makanan [2,3].
- Menggunakan produk yang mengandung laktase juga dapat membantu penderita meredakan gejalanya [2].
- Melakukan modifikasi menu makan anda dan mencari alternatif nutrisi sejenis yang lain terutama untuk menghindari kekurangan nutrisi kalsium dan vitamin D [4].
- Lakukan tes untuk melihat seberapa besar kadar laktosa yang dapat anda toleransi, karena tidak mudah mengurangi konsumsi makanan yang mengandung laktosa sama sekali [2].
- Pengobatan
Penyakit ini jarang sekali dapat disembuhkan dengan total. Pengobatan yang paling mungkin dilakukan untuk menghindari seluruh gejala intoleransi laktosa adalah dengan menjaga menu dan pola makan [2].
Pemberian suplemen yang mengandung laktase juga dapat menjadi bentuk pengobatan. Suplemen ini dapat ditemukan dalam bentuk tablet atau obat tetes (cair) [4].
Sangat disarankan untuk kedua kasus di atas anda berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait. Hal tersebut berfungsi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat serta langkah pencegahan dan pengobatan yang dapat anda ambil [4].
Sedini mungkin gangguan tersebut ditangani maka akan semakin baik bagi penderita kedua gangguan di atas.