Apa Perbedaan Diabetes Kering dan Basah?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Diabetes?

Diabetes adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin (diabates tipe 1) atau produksi insulin yang cukup, tetapi tidak dapat digunakan oleh tubuh (diabetes tipe 2).

Jika salah satu dari kasus di atas terjadi, maka tubuh tidak bisa menyalurkan gula dari darah untuk asupan metabolisme di dalam sel yang akhirnya mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah. Kondisi ini bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti gagal ginjal, kerusakan syaraf, kebutaan, hingga stroke.

Diabetes terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Diabetes tipe 1, yang disebabkan kondisi genetik, di mana tubuh tidak memproduksi insulin.
  • Diabetes tipe 2, di mana tubuh memproduksi insulin dengan jumlah yang cukup, tetapi insulin tidak dapat bekerja untuk memasukkan gula ke dalam sel untuk dirubah menjadi energi. Diabetes tipe 2 ini lebih sering disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.

Namun, di Indonesia kita juga mengenal istilah diabetes kering dan basah, yang sebenarnya dalam istilah medis lebih merujuk kepada jenis luka yang ditimbulkan akibat diabetes. Apa perbedaan diantara keduanya? Mari kita lihat.

Pengertian Diabetes Kering dan Basah

  • Gangrene kering – atau diabetes kering – terjadi karena terputusnya suplai darah ke jaringan tubuh tertentu. Bagian yang terdampak ini kemudian menjadi kering, mengkerut, dan warna kulitnya menghitam.
  • Gangrene basah – atau diabetes basah – terjadi karena bakteri menyerang jaringan tubuh yang tidak mendapat cukup suplai darah. Kondisi ini menyebabkan bagian yang terdampak menjadi bengkak, mengeluarkan cairan, dan berbau.

Penyebab Diabetes Kering dan Basah

Gangrene adalah kondisi yang membahayakan tubuh dan bisa berakibat fatal akibat aliran darah ke sebagian besar jaringan tubuh terputus. Hal ini menyebabkan jaringan tubuh rusak kemudian mati.

Penderita diabetes rentan terkena gangrene karena kadar gula darah yang tinggi bisa menghambat aliran darah ke bagian-bagian tubuh tertentu seperti kaki. Sirkulasi darah yang tidak lancar ini menyebabkan berkurangnya sel yang bisa membantu melawan bakteri dan mencegah infeksi jika terjadi luka.

Ini sebabnya mengapa luka pada tubuh penderita diabetes sulit untuk sembuh dan akhirnya menjadi gangrene yang disertai tanda-tanda berubahnya warna kulit di sekitar luka juga bernanah.

Ini lah yang menjadi cikal bakal diabetes basah dan diabetes kering.

  • Ketika gangrene yang menyebabkan bagian terdampak menjadi berkerut, kuning, dan menghitam, maka ini akan menjadi penyebab diabetes kering.
  • Apabila luka kering tersebut tidak segera diobati, lama kelamaan akan menyebabkan bagian terdampak menjadi bengkak, mengeluarkan cairan dan bau maka disebut diabetes basah.

Proses Terjadinya

Baik diabetes kering dan basah diawali oleh luka. Tangan dan kaki merupakan tempat tersering terjadinya luka pada pasien diabetes, karena kadar gula yang cenderung tinggi akan menyebabkan oksigen sulit mencapai tempat yang jauh seperti tangan dan kaki.

Akibatnya ialah pasien diabetes seringkali mengeluhkan rasa kesemutan dan kebas pada tangan dan kaki. Oleh karena kebas yang berkepanjangan ini, pasien sering kali tidak menyadari bahwa terdapat luka kecil pada tangan dan terutama kaki yang dapat terjadi akibat gesekan dengan alas kaki.

Luka kecil ini mungkin awalnya tidak menimbulkan gejala, hanya terjadi perubahan warna mulai dari kecoklatan, ungu kebiruan seperti lebam, hingga akhirnya menghitam.

Jika tidak segera diobati, kulit bisa terkelupas, luka, kemudian infeksi. Apabila tidak segera diobati, infeksi ini dapat bertambah parah, bahkan hingga membengkak dan melepuh; yang menjadi alasan kenapa disebut “basah”, karena nanah akan keluar dari luka jenis ini.

Infeksi karena gangrene basah bisa menyebar dengan cepat ke seluruh bagian tubuh.

Diagnosa

Setelah dokter mengenali gejala-gejala gangrene pada tubuh, maka pasien akan dirujuk untuk melakukan:

  • Tes darah, untuk menemukan bakteri dan memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti meningkatnya jumlah sel darah putih.
  • CT scan dan MRI untuk membantu dokter memastikan apakah gangrene sudah menyebar atau belum dan apakah kadar gas sudah menumpuk dalam jaringan tubuh yang terdampak. Arteriogram juga dilakukan untuk membantu melihat apakah ada pembuluh darah yang tersumbat.
  • Kultur, melalui pengambilan sampel darah, cairan atau jaringan tubuh yang akan diperiksa dengan mikroskop untuk melihat ada tidaknya bakteri dalam tubuh dan jaringan yang mati.
  • Pembedahan, dilakukan bila dokter perlu memastikan ada tidaknya gangrene dalam organ tubuh atau apakah infeksinya sudah menyebar.

Gangrene bisa diobati dengan pengangkatan jaringan tubuh yang mati, merawat dan menghentikan penyebaran infeksi, serta mengatasi kondisi yang menyebabkan gangrene tersebut. Semakin cepat diobati, semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh.

Pengobatan

Pengobatan untuk penderita diabetes yang mengalami gangrene bisa berbeda-beda tergantung dari jenisnya, seperti:

  • Pembedahan. Dokter akan mengangkat jaringan tubuh yang mati untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Dalam hal ini, bagian tubuh yang terdampak bisa saja diambil – seperti lengan, kaki, jari tangan, atau jari kaki. Pembedahan ini dikenal sebagai amputasi.
  • Pemberian antibiotik melalui suntikan atau infus untuk mengobati atau mencegah terjadinya infeksi.
  • Terapi oksigen, biasanya untuk diabetes basah. Pasien akan dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang berisi oksigen dengan tekanan yang lebih tinggi dibanding normal. Para ahli kesehatan percaya bahwa kadar oksigen yang tinggi ini bisa mengisi darah untuk percepatan kesembuhan jaringan tubuh yang rusak. Terapi oksigen juga bisa memperlambat pertumbuhan bakteri.

Kesimpulan

Gangrene basah dan kering – atau yang kita kenal dengan diabetes basah dan kering, sama-sama terjadi akibat terputusnya aliran darah ke suatu jaringan tubuh karena tingginya kadar gula yang bisa menghambat sirkulasi darah secara baik.

Diabetes kering terjadi karena jaringan tubuh tertentu tidak mendapat suplai darah yang cukup sehingga mengering, mengkerut, kemudian mati.

Sementara diabetes basah terjadi akibat dari kelanjutan luka pada diabetes kering yang tidak segera diobati, sehingga tubuh tidak mampu melawan bakteri yang menyerang luka sehingga menjadi infeksi, membengkak, dan bernanah.

Diabetes basah maupun kering, sama-sama berisiko bila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Karena dapat mengganggu organ tubuh yang lain bila kondisi sudah semakin parah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment