Sering mengalami halusinasi? Ternyata halusinasi adalah sebuah gejala gangguan mental yang harus Anda sembuhkan. Namun, tahukah Anda bahwa ada gejala gangguan mental yang sejenis dengan halusinasi yaitu delusi. [1]
Halusinasi dan delusi sering diibaratkan sebagai gejala gangguan mental yang sama. Padahal, kedua gejala gangguan mental ini berbeda. Kedua gejala gangguan mental ini sebenarnya masuk dalam gejala-gejala gangguan mental yang bernama psikosis. [1]
Psikosis sendiri adalah gangguan mental yang memiliki hubungan dengan kenyataan. Gejala psikosis sendiri tidak hanya halusinasi dan delusi, tetapi ada gejala lain sebagai berikut: [1]
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Suasana hati tertekan.
- Tidur terlalu banyak atau tidak cukup.
- Kegelisahan.
- Kecurigaan.
- Penarikan diri dari keluarga dan teman.
- Delusi.
- Halusinasi.
- Mengucapkan sesuatu hal yang tidak teratur, contohnya adalah mengalihkan topik tertentu.
- Depresi.
- Pikiran atau tindakan bunuh diri.
Dari gejala psikosis tersebut maka dapat dilihat bahwa halusinasi dan delusi adalah dua gejala gangguan mental yang berbeda. Lalu, apa perbedan halusinasi dan delusi? Di bawah ini akan dijelaskan pengertian dari halusinasi dan delusi lalu penyebab dan gejala dari kedua gejala gangguan mental tersebut. [2]
Daftar isi
Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah sebuah gangguan mental di mana seorang memiliki pengalaman sensorik yang tampak nyata, tetapi pengalaman itu hanya ada di pikiran Anda. Gejala ini dapat mempengaruhi lima panca indera yang Anda miliki. [2]
Penyebab Halusinasi
Ada beberapa sebab kenapa orang mengalami halusinasi, penyebab halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Mental
Kondisi kesehatan mental yang tidak baik dapat menyebabkan halusinasi. Kondisi kesehatan mental tersebut adalah kondisi seseorang mengalami skizofrenia, demensia, dan delirium. [2]
2. Penggunaan Zat Tertentu
Penggunaan zat tertentu juga dapat membuat orang mengalami halusinasi. Penggunaan zat seperti terlalu banyak meminum alkohol dan obatan-obatan, seperti kokain bisa menyebabkan halusinasi. [2]
3. Kurang Tidur
Anda juga rentan mengalami halusinasi ketika Anda tidak tidur beberapa hari atau tidak cukup tidur dalam jangka waktu tertentu. [2]
4. Pengaruh Obat Tertentu
Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan halusinasi. Penyakit parkinson, depresi, psikosis, dan obat epilepsi terkadang dapat memicu gejala halusinasi. [2]
5. Kondisi Lain
Kondisi selainnya yang dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut: [2]
- Merasakan demam tinggi terutama anak-anak dan orang tua.
- Migrain.
- Mengalami isolasi sosial yang paling utama pada orang dewasa dan yang lebih tua.
- Kejang-kejang.
- Tuli, kebutaan, atau masalah penglihatan.
- Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami serangan epilepsi bisa menyebabkan penderita melihat bentuk berkedip atau bintik terang.
- Penyakit terminal, seperti HIV (AIDS), kanker otak, atau gagal ginjal dan hati.
Gejala Halusinasi
Halusinasi sendiri memiliki beberapa macam jenis, yaitu halusinasi visual, halusinasi penciuman, halusinasi gusi, halusinasi pendengaran, dan halusinasi taktil. Gejala-gejala dari beberapa macam jenis halusinasi tersebut adalah sebagai berikut. [2]
- Halusinasi Visual
Halusinasi visual melibatkan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada di sana. Contoh halusinasi berupa bentuk visual seperti objek, pola, orang, atau cahaya. Contohnya adalah ketika Anda mungkin melihat orang yang tidak ada di ruangan atau di ruangan dengan lampu berkedip yang tidak dapat dilihat orang lain. [2]
- Halusinasi Penciuman
Halusinasi penciuman melibatkan indra penciuman Anda. Halusinasi ini memungkinkan Anda mencium bau yang tidak sedap saat bangun di tengah malam hari atau merasa tubuh Anda berbau tidak sedap saat sebenarnya tidak. [2]
- Halusinasi Gusi
Halusinasi gusi sebenarnya mirip dengan jenis halusinasi penciuman, tetapi halusinasi ini melibatkan indra perasa, bukan penciuman. Rasa ini seringkali aneh atau tidak menyenangkan. Halusinasi gusi yang terutama seringkali mengalami rasa logam adalah gejala yang relatif umum yang diderita oleh penderita epilepsi. [2]
- Halusinasi Pendengaran
Halusinasi pendengaran adalah halunasi yang di mana Anda mendengar seseorang berbicara kepada Anda atau menyuruh melakukan suatu hal-hal tertentu. Suaranya mungkin marah, netral, atau hangat. Contoh lain jenis halusinasi ini adalah termasuk saat Anda mendengar suara seperti seseorang yang berjalan di loteng atau suara klik berulang kali. [2]
- Halusinasi Taktil
Halusinasi taktil adalah halusinasi yang melibatkan perasaan sentuhan atau gerakan di tubuh Anda. Misalnya, Anda mungkin merasa bahwa serangga merayap di kulit Anda atau organ dalam Anda bergerak-gerak. Anda mungkin juga merasakan bayangan sentuhan tangan seseorang di tubuh Anda. [2]
Pengertian Delusi
Delusi adalah keyakinan atau kesan palsu yang dipegang teguh, meskipun bertentangan dengan kenyataan dan apa yang umumnya dianggap benar. [1]
Penyebab Delusi
Penyebab delusi sebenarnya adalah sebab dari beberapa kombinasi faktor yang ada di dalam tubuh. Kombinasi faktor tersebut termasuk:[3]
- Genetika.
- Menekankan.
- Kimia otak.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga bisa menyebabkan delusi paranoid. Obat-obatan lain yang juga dapat menyebabkan delusi paranoid adalah obat-obatan PCP (pneumonia pneumocystis) dan LSD (lysergic acid diethylamide). [3]
Gejala Delusi
Delusi sendiri memiliki beberapa macam jenis, yaitu delusi paranoia, delusi muluk, dan delusi somatik. Gejala-gejala dari beberapa macam jenis delusi tersebut adalah sebagai berikut. [3]
1. Delusi Paranoia
Orang yang mengalami delusi paranoia mungkin berpikir bahwa mereka sedang diikuti padahal sebenarnya tidak, atau pesan rahasia sedang dikirim kepada mereka. [1]
2. Delusi Muluk
Khayalan adalah keyakinan salah yang dianut oleh seseorang. Ini bertentangan dengan kenyataan atau apa yang umumnya dianggap benar. Kekuatan delusi ini didasarkan pada seberapa besar orang tersebut mempercayainya. Banyak jenis gangguan kesehatan mental yang diklasifikasikan sebagai gangguan psikotik dapat menyebabkan delusi. Ini termasuk: [4]
- Skizofrenia.
- Gangguan bipolar.
- Demensia.
- Mengigau.
- Gangguan depresi mayor dengan gambaran psikotik.
Gangguan psikotik dapat mengubah kesadaran akan realitas seseorang. Mereka mungkin tidak dapat membedakan mana yang nyata dan yang tidak. [4]
3. Delusi Somatik
Delusi somatik adalah ketika seseorang percaya bahwa mereka mengidap penyakit mematikan, tetapi pada kenyataannya mereka sehat. [1]
Perbedaan Halusinasi dan Delusi
Jika ditampilkan dalam bentuk tabel, gambaran perbedaan antara halusinasi dan delusi adalah sebagai berikut: [1, 2, 3, 4]
Halusinasi | Delusi |
Halusinasi bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit mental tertentu yang dialami oleh seseoranga. Namun, halusinasi juga bisa dipengaruhi kondisi fisik orang yang sedang mengalami penyakit tertentu atau pola hidup yang tidak sehat. | Delusi cenderung lebih sering disebabkan oleh adanya gangguan atau penyakit mental yang dialami oleh seseorang. |
Halusinasi biasanya mempengaruhi kinerja bagian organ tubuh tertentu dalam menanggapi sebuah rangsangan sensorik yang sebenarnya tidak pernah dirasakan. | Delusi lebih merupakan gangguan persepsi terhadap sebuah hal yang sebenarnya tidak pernah terjadi, tetapi diyakini oleh penderita kalau hal itu terjadi. |
Kondisi halusinasi bisa saja hilang atau sembuh apabila penyakit fisik yang diderita oleh penderita sudah hilang atau sembuh. | Delusi memerlukan perawatan lebih lanjut karena berhubungan dengan penyakit mental yang diderita oleh seseorang. |
Kesimpulan
Di atas tadi adalah perbedaan antara haluinasi dan delusi. Kedua gangguan mental ini sama-sama masuk dalam gejala gangguan mental yang berhubungan dengan kenyataan. Gejala gangguan mental yang berhubungan dengan kenyataan tersebut adalah psikosis. [1, 2]
Meskipun sama-sama masuk dalam gejala gangguan mental ternyata kedua gejala tersebut, yaitu halusinasi dan delusi, memiliki penyebab dan gejala yang berbeda. Semoga artikeli ini bisa membantu anda memahami perbedaan antara halusinasi dan delusi. [1, 2]