Kopi adalah minuman yang banyak digemari dan bahkan sebagian besar orang merasa tak dapat mengawali hari dengan semangat bila sampai melewatkan kopi.
Kopi dapat menambah energi secara instan, diyakini pula bahwa kopi itu baik bagi kesehatan jantung [1,2].
Meski demikian, tak sedikit orang yang mempertanyakan apakah kopi meningkatkan kolesterol dan apakah kopi bisa menjadi sebab kanker [3].
Jika kopi bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, begini fakta mengenai keterkaitan kopi dengan kanker.
Apakah kopi menyebabkan kanker?
Menurut hasil evaluasi sebuah kelompok kerja the International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2016 untuk WHO (World Health Organization/Badan Kesehatan Dunia), konsumsi kopi bisa menjadi salah satu penyebab kanker [4].
Hal ini dikarenakan adanya temuan acrylamide yang menjadi salah satu komponen di dalam kopi [4].
Zat acrylamide ini umumnya digunakan dalam proses industri tertentu sejak tahun 1950-an [4].
Meski demikian, selain kopi acrylamide juga ditemukan di dalam produk tembakau dan makanan-makanan lainnya seperti kentang goreng, keripik kentang, pretzel, sereal, biskuit, dan roti panggang [4].
IARC menglasifikasikan acrylamide sebagai golongan kemungkinan karsinogen berdasarkan pada eksperimen genotoksisitas pada hewan yang pernah dilakukan [4].
Para ilmuwan Swedia pernah menemukan fakta bahwa acrylamide pada dasarnya merupakan hasil pembentukan dari dua komponen (gula dan asparagine) selama proses memasak menggunakan tingkat panas tinggi [4].
Oleh karena itu, kemudian para peneliti melanjutkan penelitian yang lebih intensif terhadap keterkaitan antara asupan acrylamide dan risiko kanker pada tubuh manusia [4].
2 hasil penelitian besar tahun 2011 dan 2014 kemudian merangkum bahwa pada tubuh manusia yang mengasup acrylamide tidak menunjukkan adanya risiko kanker tertentu [4].
Dari hasil tinjauan 1000 hasil penelitian, walau kopi disebut bersifat karsinogenik, belum ada bukti konklusif mengenai kopi yang meningkatkan risiko kanker [4,5].
Sementara itu, beberapa studi lainnya ditemukan bahwa konsumsi kopi tidak memberikan efek apapun pada perkembangan kanker, seperti :
- Sebuah tinjauan besar tahun 2017 dari beberapa studi mennjukkan bahwa konsumsi kopi tidak terdapat kaitan antara kopi dengan tiga jenis kanker secara signifikan (kanker payudara, pankreas maupun prostat) [6].
- Diketahui pula bahwa minum kopi dengan takaran tanpa berlebihan mampu mengurangi risiko kanker endometrium dan kanker hati. Selain itu, tinjauan tersebut juga mengaitkan antara konsumsi kopi dengan risiko rendah melanoma dan kanker prostat [6].
- Sementara itu, sejumlah hasil studi lainnya terhadap sekelompok besar pria Eropa pun menunjukkan ketiadaan kaitan antara konsumsi kopi dengan risiko kanker prostat [7].
- Pada sebuah kelompok besar wanita non-perokok pun minum kopi diketahui tingkat keterkaitannya dengan kanker pankreas sangat rendah atau bahkan hampir tidak ada [7].
Terdapat berbagai komponen aktif di dalam kopi, khususnya kopi panggang, termasuk lignan, flavonoid, kafein, dan polifenol lainnya [4].
Komponen-komponen tersebut diketahui beranti-inflamasi, menghambat kerusakan sel-sel tubuh, hingga mengatur gen dalam tubuh serta memperbaiki DNA [4].
Oleh karena itu, kopi diketahui menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan resistensi insulin yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker endometrium, kanker payudara, kanker kolorektal, dan kanker hati [4].
Apakah minum kopi panas menyebabkan kanker?
Bukti ilmiah untuk menjelaskan keterkaitan antara minum minuman panas dengan kanker kerongkongan (kanker esofagus) menurut IARC masih sangat terbatas [5].
Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa minum kopi panas bisa menyebabkan kanker, namun beberapa studi meneliti maté (jenis teh tradisional di Afrika, Asia dan Amerika Selatan) untuk keterkaitannya dengan risiko kanker [5].
Maté sendiri adalah jenis teh yang memang penyajiannya dalam suhu yang sangat tinggi (yakni sekitar 65 derajat Celsius), sementara kopi tidak sampai pada suhu tersebut [5].
Apakah kafein di dalam kopi menyebabkan kanker?
Jika acrylamide diketahui tidak memiliki kaitan dengan risiko kanker, kafein yang merupakan komponen paling besar dan terkenal dari kopi menjadi lebih dipertanyakan [5].
Konsumsi kafein dan kaitannya dengan peningkatan risiko kanker rata-rata tidak tidak ada, setidaknya melalui beberapa hasil studi di bawah ini :
- Sebuah meta-analisis tidak menemukan hubungan apapun antara asupan kafein dengan risiko kanker ovarium pada wanita [8].
- Sebuah hasil studi terhadap populasi China menunjukkan bahwa kanker kulit non-melanoma memiliki berisiko lebih rendah untuk terjadi karena masyarakat mengonsumsi kafein [9].
- Sebuah studi kohort tahun 2018 menunjukkan bahwa kafein atau asupan kopi memiliki hubungan dengan risiko kanker endometrium walaupun risiko ini sangat rendah; hanya saja, risiko kanker payudara pada wanita dengan berat badan sehat dan wanita yang berada pada masa premenopause meningkat [10].
Bolehkah minum kopi sehari-hari? Berapa anjuran takaran per harinya?
Menurut Food and Drugs Administration (FDA), orang dewasa yang dalam kondisi sehat direkomendasikan hanya boleh mengonsumsi kopi maksimal 400 mg per hari [11].
400 mg setara dengan 4-5 cangkir kopi (bukan gelas ukuran biasa maupun besar) [11].
Kadar tersebut dianjurkan karena sama sekali aman dan tidak menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan [11].
Meski demikian, orang-orang yang menyukai kopi namun memiliki sensitivitas tinggi terhadap kafein sebaiknya tetap membatasi asupannya [11].
Perlu diketahui bahwa sekalipun kopi tidak terlalu berisiko kanker, mengonsumsinya berlebihan mampu memicu sulit tidur, sakit kepala, mual, palpitasi jantung, hingga gangguan pencernaan pada lambung (khususnya pada pemilik riwayat sakit maag atau penyakit asam lambung) [4,5,11].