4 Bahaya Merokok bagi Penderita Diabetes

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Merokok berdampak buruk bagi kesehatan tubuh karena mengakibatkan efek negatif pada setiap organ di dalam tubuh. Merokok meningkatkan risiko berbagai penyakit yang berpotensi fatal, seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru obstruktif kronis, dan beberapa jenis kanker[1].

Studi menunjukkan bahwa orang yang merokok memiliki risiko 30% hingga 40% lebih besar mengalami diabetes tipe 2[2].

Selain meningkatkan risiko diabetes tipe 2, merokok dapat mengakibatkan dampak yang lebih buruk bagi orang yang sudah memiliki diabetes. Diabetes merupakan kondisi yang mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Penderita diabetes yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi[1].

Berikut bahaya merokok bagi penderita diabetes:

1. Meningkatkan Kadar Gula Darah

Penderita diabetes perlu memastikan untuk menjaga kadar gula darah tetap dalam batas normal. Merokok dapat membuat penderita diabetes lebih kesulitan dalam mengendalikan kadar gula darah[1, 3].

Hal ini dikarenakan kandungan nikotin di dalam rokok mengubah proses kimiawi di dalam sel-sel tubuh sehingga sel tidak merespon terhadap insulin. Kondisi ini disebut sebagai insulin resisten[2, 3].

Sel-sel tubuh memerlukan insulin untuk dapat menyerap glukosa (gula) dari pembuluh darah dan menggunakannya sebagai energi. Ketika sel tidak merespon insulin, penyerapan glukosa dari darah tidak bisa dilakukan sehingga kadar gula darah yang tetap tinggi[2].

Studi pada pria muda sehat menunjukkan bahwa merokok akut mengakibatkan peningkatan resistensi insulin. Perokok mengalami peningkatan signifikan pada penilaian model homeostatik indeks resistensi insulin satu jam setelah merokok[4].

Merokok menurunkan penyerapan glukosa dengan bantuan insulin hingga 10%-40% pada pria yang merokok dibandingkan dengan pria yang tidak merokok[4].

Nikotin juga dapat memicu tubuh menghasilkan lebih banyak trigliserida, sejenis lemak yang berkaitan dengan resistensi insulin. Paparan nikotin juga mengakibatkan peningkatan kadar hormon yang bekerja berlawanan dari insulin[2].

Penderita diabetes yang merokok sering kali memerlukan dosis insulin yang lebih besar untuk menjaga kadar gula darah dalam batas aman[2, 3].

Selain dampak buruk insulin, merokok juga berisiko mengakibatkan kondisi berikut[5]:

  • memicu kerusakan pada sel dan jaringan, meningkatkan risiko inflamasi
  • mengenalkan radikal bebas, mengarah pada stress oksidatif dan kerusakan sel
  • mengalami masalah pada sistem kekebalan tubuh
  • mengalami perubahan pada profil lipid
  • memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi pernapasan dan infeksi lain
  • memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskuler, serangan jantung, dan stroke

Kadar gula darah yang tidak terkendali serta risiko-risiko merokok tersebut dapat memperburuk gejala dan mengarah pada komplikasi serius diabetes, seperti gagal ginjal, penyakit jantung, dan pembuluh darah[3, 5].

Komplikasi diabetes juga dapat bertambah buruk akibat merokok. Beberapa studi menunjukkan bahwa merokok meningkatkan mikroalbuminuria diabetik dan memperburuk nefropati diabetik[4].

Suatu studi yang dilakukan selama 13 tahun menunjukkan bahwa progres nefropati meningkat secara signifikan pada orang yang merokok. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko untuk penyakit ginjal diabetik, tanpa bergantung pada usia, jenis kelamin, durasi diabetes, dan kadar HbA1c[4].

Merokok juga disebut sebagai faktor risiko utama baik bagi terjadinya dan progres dari neuropati diabetik[6].

2. Menyebabkan Kerusakan Pembuluh Darah dan Jantung

Seperti halnya diabetes, merokok juga menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan jantung. Sehingga penderita diabetes yang merokok berpotensi mengalami kerusakan lebih berat dan dapat berakibat fatal[1].

Seiring waktu, kadar gula darah tinggi akibat diabetes dapat merusak pembuluh darah serta saraf di dalam dan di sekitar jantung. Merokok dapat dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dengan meningkatkan pembentukan plak (substansi lemak yang menumpuk pada dinding pembuluh)[7].

Penumpukan plak akan mengakibatkan pembuluh darah menjadi lebih sempit dan mempersulit sirkulasi darah. Ketika kondisi ini terjadi pada arteri koroner (pembuluh arteri yang mensuplai otot jantung dengan darah dan oksigen), maka penderita berpotensi mengalami serangan jantung[6].

Menurut studi, orang yang merokok memiliki kadar trigliserida lebih tinggi dan kadar kolesterol baik (HDL) yang lebih rendah, serta peningkatan partikel kolesterol jahat (LDL)[4].

Hal tersebut terjadi karena kandungan zat beracun di dalam rokok mengakibatkan penurunan HDL dan meningkatkan LDL. HDL disebut sebagai kolesterol baik karena berperan mengangkut kolesterol ke hati untuk dirombak. Sedangkan LDL merupakan kolesterol jahat karena cenderung menumpuk di dalam pembuluh darah membentuk plak yang lama kelamaan mengakibatkan dinding pembuluh mengeras[8].

Selain itu, kandungan nikotin dan karbon monoksida di dalam rokok menyebabkan kerusakan endothelium (lapisan sel pada dinding dalam pembuluh). Dinding pembuluh darah yang rusak cenderung menjadi tempat plak menumpuk[8].

Bertambah buruknya penumpukan plak akibat merokok juga meningkatkan risiko stroke. Stroke terjadi ketika tidak terdapat suplai darah yang mencukupi ke otak. Sehingga pembentukan plak yang berakibat menghambat aliran darah meningkatkan risiko terjadinya stroke[6].

Berdasarkan laporan dari American Heart Association, setidaknya 68% orang dewasa berusia 65 tahun yang mengalami diabetes meninggal akibat penyakit jantung. Sekitar 16% lainnya meninggal akibat stroke[1].

Penderita diabetes memiliki risiko 2-4 kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung atau stroke dibandingkan orang yang tidak mengalami diabetes[1].

3. Menyebabkan Penyakit Pernapasan

Merokok dapat mengakibatkan penyakit paru-paru dengan merusak saluran pernapasan dan kantung-kantung udara di dalam paru-paru. Sehingga merokok dapat mengarah pada bronkitis kronis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya[1, 7].

Penderita penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi paru-paru seperti pneumonia[1].

Infeksi ini dapat berakibat fatal jika penderita juga mengalami diabetes. Penderita dapat mengalami kondisi yang lebih berat dan lebih sulit selama masa pemulihan. Saat sakit penderita juga mengalami peningkatan kadar gula darah[1].

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, penderita diabetes memiliki risiko sekitar 3 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat pneumonia daripada orang yang tidak mengalami diabetes[1].

Perokok juga memiliki risiko 12 hingga 13 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit paru-paru obstruktif kronis[7].

4. Risiko Kerusakan Mata                                                              

Penderita diabetes juga memiliki risiko tinggi terhadap beberapa penyakit mata, termasuk katarak dan glaukoma. Diabetes yang tidak terkendali dengan baik dapat mengarah pada kondisi mata yang disebut sebagai retinopati diabetik[1].

Merokok dapat mempercepat perkembangan retinopati diabetik dan memperburuk kondisi. Penyakit ini lama-kelamaan mengarah pada kebutaan[1].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment