Bolehkah Ibu Hamil Trimester Pertama Puasa? – Fakta dan Bahayanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Baru mendapatkan kabar baik tentang tengah berbadan dua menjelang bulan Ramadhan, artinya saat memasuki bulan puasa usia kehamilan baru mencapai trimester pertama.

Beberapa wanita mungkin mulai berpikir untuk melakukan ibadah puasa terlepas dari kehamilan mudanya.

Namun karena ibu hamil mengalami perubahan hormon yang menimbulkan serangkaian gejala fisik yang tidak nyaman, sangat diragukan apakah ibu hamil trimester pertama boleh berpuasa [1,2].

Bolehkah ibu hamil trimester pertama puasa?

Boleh, selama kandungan sudah diperiksakan dan dijamin dalam kondisi baik; lakukan puasa jika dokter sudah memberi izin [2].

Ibu hamil trimester pertama juga boleh melakukan ibadah puasa selama tidak membahayakan dirinya serta janinnya [2].

Jadi jika dalam sehari tidak kuat untuk berpuasa terlalu lama, maka batalkan dengan segera dan jangan menahannya [2].

Intinya, ibu hamil tidak perlu memaksakan diri agar tahan puasa sehari penuh karena pasti hal ini tidak memungkinkan [2].

Memaksakan kondisi kehamilan (walau sudah terbukti berkondisi baik dan sehat) untuk berpuasa penuh berisiko memengaruhi kondisi janin dan tubuh sang ibu sendiri secara negatif [2,3].

Selama hamil pada usia trimester pertama, akan ada serangkaian tanda atau keluhan yang luar biasa tidak nyaman, seperti [1,4,5,6] :

  • Morning sickness (mual dan muntah).
  • Dehidrasi (hal ini bisa terjadi sebagai akibat muntah terus-menerus).
  • Kulit semakin berminyak atau justru mengering; hal ini ditentukan oleh kondisi hormon.
  • Sembelit/konstipasi/sulit buang air besar.
  • Frekuensi buang air kecil meningkat.
  • Perubahan suasana hati yang drastis.
  • Payudara terasa nyeri.

Masih ada beberapa keluhan lainnya yang juga bisa terjadi pada ibu hamil di trimester pertama.

Karena keluhan-keluhan tersebut, termasuk kondisi dehidrasi yang rentan terjadi, puasa menjadi cukup berbahaya bagi sebagian besar ibu hamil trimester pertama [7].

Kondisi kehamilan trimester pertama dapat dianggap sebagai proses adaptasi terhadap sejumlah perubahan psikis dan fisik [8].

Maka untuk bisa bertahan melalui trimester pertama, ibu hamil sangat memerlukan tenaga yang cukup besar melalui asupan makanan bernutrisi tinggi.

Dehidrasi dapat menyebabkan keringnya air ketuban sehingga hal ini dapat memperburuk kondisi janin sekaligus sang ibu [1,7].

Selain itu, meski ibu hamil boleh berpuasa, penting untuk tidak memaksakan diri untuk berpuasa penuh karena janin (terlebih pada kehamilan awal) memerlukan nutrisi penuh [2,3].

Apa saja faktor yang mengharuskan ibu hamil batal puasa?

Sekalipun kehamilan trimester pertama tergolong aman dan dokter memperbolehkan bumil untuk berpuasa, tetap terdapat beberapa kondisi yang perlu diperhatikan saat menjalankan ibadah puasa [2].

Di bawah ini adalah sejumlah faktor atau kondisi yang mengharuskan ibu hamil mau tidak mau membatalkan puasa agar kesehatan diri sendiri dan janin tetap baik.

1. Mimisan

Pada beberapa ibu hamil, mimisan adalah keluhan yang bisa terjadi sebagai efek dari perubahan hormon [9].

Saat hamil, pembuluh darah hidung pun bisa mengalami pelebaran karena hormon yang berubah sehingga ada yang rentan pecah lalu keluar darah dari hidung [9].

Ketika mengalami mimisan, sudah pasti sebaiknya ibu hamil batalkan puasa, terutama jika disertai dengan sejumlah kondisi lain seperti dada nyeri dan sesak, kulit memucat, perdarahan tidak kunjung berhenti walau sudah 30 menit, dan kesulitan bernafas [9,10].

Ada kalanya darah yang keluar dari hidung juga terlalu banyak di mana hal ini kerap diikuti dengan timbul rasa pusing yang berbahaya jika ditambah dengan ibu hamil sedang berpuasa [9,10].

Segera batalkan puasa saat terjadi mimisan di awal, lalu jika terjadi kembali, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.

Agar selaput lendir bisa tetap dalam kondisi terhidrasi, asup air putih yang banyak selama hamil [10].

2. Dehidrasi

Puasa identik dengan rasa haus dan lapar yang akan baik-baik saja bila dijalankan oleh orang-orang yang sehat dan para wanita yang sedang tidak hamil.

Namun bagi para wanita hamil, terutama usia kehamilan awal, puasa bisa menyebabkan dehidrasi [1,7].

Padahal, hamil trimester berapapun tetap memerlukan asupan air putih secara cukup setiap hari [1,7,11].

Kebutuhan air putih sangat penting dalam proses pembentukan air ketuban yang mengelilingi janin [12].

Air ketuban juga mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin yang lebih maksimal [12].

Maka jika kebutuhan cairan sangat berkurang dan terjadi dehidrasi, akibatnya akan fatal [1,7].

Dehidrasi yang sangat berat bisa berakibat pada tekanan darah rendah hingga syok pada tubuh bumil [13].

Risiko komplikasi kehamilan juga sangat tinggi, terutama air ketuban yang terlalu sedikit [14].

Jika air ketuban tidak memadai, maka perkembangan janin akan ikut terganggu sehingga nantinya berpotensi membuat bayi lahir cacat [7,11,14].

Tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil saat berpuasa yang perlu diwaspadai adalah [7,11] :

  • Mulut kering
  • Bibir kering
  • Haus berlebihan
  • Pusing/sakit kepala
  • Tubuh lemas
  • Urine berwarna kuning pekat saat buang air kecil
  • Lebih sering mual
  • Daya konsentrasi/fokus menurun
  • Mudah linglung
  • Sembelit
  • Penglihatan memburam
  • Mengalami rasa ingin pingsan

Jika salah satu atau beberapa tanda tersebut dialami saat ibu hamil berpuasa, segera batalkan.

Beberapa wanita hamil dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya dengan baik ketika berpuasa.

Namun bila sudah berusaha yang terbaik memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan gejala-gejala dehidrasi tetap dialami, sebaiknya berhenti dan membatalkan puasa sebelum dehidrasi berakibat terlalu buruk bagi janin dan diri sendiri.

Kesimpulan

Ibu hamil trimester pertama boleh mencoba berpuasa setelah mendapat izin dari dokter kandungan.

Hanya saja walau kondisi tubuh serta kehamilan dianggap sehat dan normal, tetap batalkan puasa saat gejala-gejala kurang mengenakkan terjadi.

Hindari memaksakan diri berpuasa karena sekalipun sang ibu merasa kuat, janin belum tentu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment