Kenaikan berat badan saat hamil tentu adalah hal yang normal dan kondisi ini tidak memerlukan pil diet untuk mengatasinya [1,2,3,4].
Sekalipun seorang wanita sebelum hamil memiliki berat badan berlebih dan kemudian tengah melakukan diet dan konsumsi pil diet, saat hamil perlu lebih hati-hati [2,3,4].
Ibu hamil tidak boleh sembarangan dalam minum obat, termasuk vitamin atau suplemen [2,3,4].
Walau menjaga pola makan sebagai diet sehat diperbolehkan, ketahui aman tidaknya mengonsumsi pil pelangsing saat hamil [2,3,4].
Bolehkan minum obat pelangsing saat hamil?
Tidak, minum obat pelangsing saat hamil sama sekali tidak diperbolehkan dan tidak dianjurkan sekalipun seorang wanita sebelum hamil sudah menggunakan pil pelangsing [2,3,4].
Hentikan penggunaannya apabila telah mengetahui bahwa sudah berbadan dua agar tidak terjadi gangguan kesehatan dan kehamilan [2,3,4].
Suplemen atau obat pelangsing memang berfungsi sebagai penekan nafsu makan, pembakar lemak, dan/atau peningkat kecepatan metabolisme tubuh [5].
Namun baik obat pelangsing yang dikonsumsi adalah herbal, tetap selalu ada beberapa efek samping yang bisa terjadi pada tubuh sekalipun tidak diminum saat hamil [5].
Meski terdapat obat penurun berat badan yang kemungkinan dokter resepkan seperti phentermine, obat ini tidak boleh dikonsumsi saat hamil [6].
Sekalipun dalam kondisi obesitas, pastikan untuk melalui kehamilan dengan pemenuhan nutrisi tubuh yang maksimal [2,4].
Hindari dengan sengaja berdiet dengan obat ini untuk menurunkan berat badan terlalu drastis selama hamil agar tidak membahayakan kondisi janin [2,4].
Beberapa obat pelangsing memiliki kandungan yang tidak ramah terhadap kandungan, seperti kafein [2,4].
Sekalipun obat pelangsing herbal, produk ini tetap memiliki komponen yang seringkali tidak alami sehingga tidak cukup aman dikonsumsi saat hamil [2,4].
Selain kafein, 5-Hydroxytryptophan adalah komponen penurun berat badan yang umumnya terdapat di dalam pil pelangsing [7].
Kandungan tersebut sama sekali tidak aman untuk kondisi janin apabila ibu hamil meminumnya [3,7].
Jika masalah utama adalah kenaikan berat badan yang terjadi setelah hamil, maka sebenarnya kondisi ini sangat alami dan wajar [1].
Saat hamil trimester pertama, kenaikan berat badan umumnya terjadi sekitar 10-16 kg dari berat badan awal [1].
Janin yang tumbuh semakin besar, penyimpanan lemak yang meningkat, suplai darah dan cairan yang juga bertambah, hingga jaringan payudara yang membesar adalah alasan mengapa berat badan mudah naik ketika hamil [1,2,4].
Mencoba mengurangi berat badan alami tersebut dengan minum obat pelangsing tidak hanya akan merugikan janin, tapi juga kesehatan sang ibu [2,4].
Risiko Minum Obat Pelangsing Saat Hamil
Mengonsumsi pil diet atau obat pelangsing selama hamil meningkatkan sejumlah risiko gangguan kesehatan, seperti :
- Tekanan Darah Tinggi dan Masalah Jantung
Hipertensi serta gangguan pada jantung bisa terjadi sebagai akibat dari minum obat pelangsing saat hamil [2,6].
Kenaikan tekanan darah adalah salah satu efek samping dari penggunaan obat pelangsing, salah satunya phentermine, sekalipun obat ini merupakan obat resep dokter [6].
Ketika ibu hamil menggunakan obat pelangsing dengan risiko efek samping hipertensi, hal ini dapat berakibat pada timbulnya stroke dan/atau preeklampsia [6].
Selain itu, hipertensi pada ibu hamil meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah [6].
Tidak hanya hipertensi, masalah jantung yang juga berpotensi terjadi adalah detak jantung yang sangat cepat [6].
- Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
Saat seseorang minum obat pelangsing, kandungan stimulan di dalam obat ini berfungsi utama membakar kalori dan lemak lebih cepat karena peningkatan metabolisme [2].
Stimulan ini membahayakan kondisi janin melalui aliran darah sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terpengaruh secara negatif [2].
Obat pelangsing mampu membuat berat badan bayi lebih rendah dari normalnya saat lahir dan oleh karena itu para ibu hamil perlu menghindari konsumsinya jika ingin bayi lahir sehat [2].
Risiko keguguran saat ibu hamil minum obat pelangsing sangat tinggi sekalipun produk diklaim sebagai obat pelangsing alami atau herbal [2].
Obat pelangsing herbal kandungannya tidak selalu benar-benar alami dan aman bagi tubuh [2].
Beberapa di antara produk obat pelangsing herbal justru bisa mengakibatkan keguguran [2].
Seperti halnya minum jamu saat hamil tidak dianjurkan, obat apa saja yang terbilang herbal belum tentu sepenuhnya tanpa efek samping.
- Bayi Lahir dengan Bibir Sumbing
Obat pelangsing tertentu mengombinasikan phentermine dan topiramate di mana topiramate adalah komponen yang terbukti meningkatkan risiko bayi lahir dengan bibir sumbing [6].
Namun untuk phentermine sendiri, belum ada bukti ilmiah cukup banyak untuk membuktikan ketidakamanannya digunakan oleh ibu hamil [6].
- Kerusakan Organ
Kerusakan organ dapat terjadi karena penggunaan obat pelangsing saat hamil di mana risiko ini adalah yang paling berbahaya [3].
Asam hidroksisitrat adalah salah satu komponen pada beberapa obat pelangsing yang mampu meningkatkan risiko kerusakan hati [3].
Meski berefek samping mengancam kesehatan organ hati, obat pelangsing dengan kandungan tersebut sayangnya tidak terlalu efektif dalam menurunkan berat badan [3].
Adakah risiko berbahaya lainnya dari konsumsi obat pelangsing saat hamil?
Ada, sejumlah risiko lain yang perlu diketahui ibu hamil sebelum memutuskan mengonsumsi obat pelangsing selama hamil adalah [3,8] :
- Nyeri tulang
- Nyeri otot
- Sembelit atau justru diare
- Mual (dapat disertai muntah)
- Sulit tidur
- Sakit kepala
- Batu ginjal
- Kejang
- Kecemasan
- Kram perut
- Vertigo
- Nyeri ulu hati/heartburn
- Perut terasa bergas/kembung
- Kelemahan tubuh
Minum obat pelangsing saat hamil sangat tidak dianjurkan; untuk menjaga agar berat badan bayi tetap sehat dan berat badan sang ibu tidak naik terlalu berlebihan, prioritaskan makanan bergizi tinggi [9].