7 Cara Mengatasi Anyang-anyangan Saat Hamil [revisi]

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Anyang-anyangan merupakan gangguan berupa munculnya nyeri atau perih ketika seseorang melakukan buang air kecil atau setelahnya. Selama kehamilan atau setelahnya, wanita juga rentan terhadap infeksi saluran kemih selama dan setelah melahirkan.[1]

Peningkatan risiko bakteri memasuki saluran kemih, selama kehamilan. Kemudian setelah melahirkan, seorang wanita mungkin mengalami sensitivitas dan pembengkakan kandung kemih. Hal ini memungkinkan dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.[1] Terdapat beberapa cara untuk mengatasi anyang-anyangan pada saat hamil, baik secara alami maupun secara medis diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Terhidrasi

Dengan minum banyak air, maka dapat mengatasi anyang-anyangan pada saat hamil adalah. Hal ini disebabkan air dapat mengencerkan urin. Sehingga dapat membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih.[1]

Oleh karena itu, selama kehamilan, jangan pernah mengurangi asupan air. Karena kehamilan membuat seorang ibu rentan terhadap dehidrasi, dan itu dapat menyebabkan berbagai masalah bagi ibu hamil dan bayi. Oleh karena itu, minum 8 sampai 10 gelas air setiap hari.[2]

2. Hindari Minuman Tertentu

Ketika mengalami masalah pada kandung kemih maka perlu memperhatikan apa yang akan di minum. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan soda. Sebaiknya tetap untuk terus hindari atau bahkan berhenti ketika seorang ibu sedang hamil. Halini disebabkan minuman jenis ini akan meningkatkan produksi urin karena dikenal sebagai diuretik.[2]

3. Praktek Kebiasaan Ini

Jangan terlalu lama menahan kencing,karena dapat menyebabkan infeksi akibat penumpukan bakteri.[3] Selain itu, hindari penggunaan spermisida apabila rentan terhadap infeksi saluran kemih, karena dapat meningkatkan infeksi tersebut.[4] Pastikan mengelap dari depan ke belakang setelah melakukan buang air. Karena menyeka dari belakang ke depan dapat menyebabkan bakteri menyebar ke saluran kemih sehingga dikaitkan dengan risiko infeksi saluran kemih yang meningkat.[5]

4. Jus Cranberry Tanpa Pemanis

Untuk mengatasi anyang-anyangan saat hamil adalah dengan minum jus cranberry tanpa pemanis. Dalam penelitian[6], menunjukkan bahwa terdapat senyawa dalam cranberry yang dapat menghentikan bakteri yang menempel pada lapisan saluran kemih. Sehingga dapat membantu dan menghilangkan infeksi.

Namun, jus cranberry tidak efektif dalam saluran kemih dalam sejumlah penelitian lain. Meski dalam penelitian kecil menemukan bahwa produk canberry mengurangi frekuensi infeksi saluran kemih, dalam penelitian yang lebih besar justru tidak menemukan manfaatnya.[7]

5. Vitamin C

Dengan asupan vitamin C juga dapat melindungi diri dari infeksi saluran kemih. Diduga vitamin C ini juga dapat membunuh bakteri penyebab infeksi yang bekerja dengan meningkatkan keasaman urin.[8] Terdapat sebuah penelitian terkait efek dari mengonsumsi 100 mg vitamin C setiap hari, pada nfeksi saluran kemih wanita hamil.[9]

Sementara dalam penelitian lain menemukan bahwa asupan Vitamin C yang tinggi menurunkan faktor risiko perilaku yang mempengaruhi infeksi saluran kemih.[10] Cara baik untuk meningkatkan asupan vitamin C ini dapat melalui konsumsi beberapa buah-buahan dan sayuran. Beberapa yang mengandung sejumlah vutamin C diantaranya adalah paprika merah, jeruk, jeruk bali dan buah kiwi serta direkomendasikan hanya mengonsumsi dakam satu porsi.[11]

6. Antibiotik

Pemberian dengan jangka pendek Antibiotik mungkin tidak menyebabkan kerusakan pada janin yang sedang berkembang.[12] Terdapat beberapa antibiotik yang direkomendasikan oleh dokter antara lain ampisilin, amoksilin, sefalosporin, nitrofurantoin, trimetoprim-sulfametokzal.[12]

Penggunaan obat nitrofurantoin, trimetoprim-sulfametokzal disarankan untuk dihindari ketika ibu hamil dalam trimester pertama yang berdasarkan penelitian.[13] Penyebabnya adalah dikarenakan salah satu obat antibiotik ini dapat menyebabkan kelainan kelahiran, jika dikonsumsi oleh seseorang yang berada pada tahap kehamilan ini.

Namun obat nitrofurantoin, trimetoprim-sulfametokzal, dalam sebuah penelitian menunjukkan aman bagi ibu hamil. Hanya saja pada trimester kedua dan ketiga. Namun perlu diperhatikan jika mengonsumsi salah satunya di minggu terakhir sebelum melahirkan maka dapat meningkatkan risiko penyakit kuning pada bayi yang baru lahir.[14]

Sebelum mengonsumsi antibiotik ini harus dengan membaca petunjuk penggunaan pada obat atau bertanya pada apoteker dan lebih baik atas rekomendasi dari dokter setelah melakukan konsultasi dengannya.

7. Probiotik

Mikroorganisme yang menguntungkan untuk dikonsumsi adalah probiotik. Ini dapat dikonsumsi melalui makanan ataupun suplemen. Sehingga dapat meningkatkan keseimbangan bakteri yang sehat pada usus. Probiotik ini tersedia dalam bentuk suplemen atau dapat juga ditemukan pada makanan fermentasi, seperti kefir, kimchi, kombucha dan yoghurt probiotik.[15]

Salah satu penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus, strain probiotik ini dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih pada wanita dewasa.[16] Selai itu, penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa dengan probiotik dapat meningkatkan kadar bakteri usus yang baik dan mengurangi efek samping yang terkait dengan penggunaan antibiotik.[17][18]

Kapan Harus Ke Dokter?

Jika mengalami infeksi saluran kemih yang menjadi penyebab anyang-anyangan pada wanita hamil, maka harus segera harus menghubungi dokter. Hal ini penting untuk dilakukan karena tanpa pengobatan yang tepat maka infeksi saluran kemih ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius.[1]

Selain itu, jika mengonsumsi obat tanpa resep dokter juga dapat berpengaruh pada bayi, sehingga saat mengalami gejalanya harus berkonsultasi dengan dokter karena ini berhubungan dengan ibu dan janin yang dikandungnya. Komplikasi yang mungkin diantaranya adalah infeksi ginjal, lahir prematur dan sepsis.[1] Penting untuk segera ke dokter apabila mengalami gejala infeksi saluran kemih, dan juga apabila akan mengatasi dengan cara atau obat tertentu harus berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment