Muntah Darah Saat Hamil – Penyebab dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Muntah adalah hal normal yang ibu hamil alami, terutama pada masa kehamilan awal [1].

Namun, pada beberapa ibu hamil, muntah darah juga dapat terjadi di mana kondisi ini bukan pertanda baik [2,3].

Istilah untuk muntah darah ini adalah hematemesis yang perlu segera diidentifikasi penyebabnya [2,3].

Bila mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah dalam mengatasi kondisi ibu hamil secara tepat.

1. Tukak Lambung

Ibu hamil yang memiliki kondisi tukak lambung atau dinding lambung yang terluka dapat mengalami gejala berupa muntah darah [2,3].

Luka tersebut timbul sebagai akibat dari dinding lambung yang terkikis [4].

Tidak hanya terjadi di usus, luka juga dapat berada di kerongkongan sehingga selain muntah darah, ibu hamil akan merasa nyeri pada area perut, lambung atau tenggorokan [2,3,4].

Muntah darah biasanya terjadi saat tukak lambung sudah benar-benar parah atau terlambat mendapat pengobatan [4].

Penanganan : Umumnya, penanganan secara mandiri bisa dilakukan dengan memperbanyak konsumsi serat, vitamin C, dan vitamin A [5,6,7].

Istirahat cukup, tidak mudah stres, tidak mengonsumsi makanan dan minuman pemicu tukak lambung, dan konsumsi probiotik juga dapat mempercepat pemulihan [2,4].

Namun untuk lebih aman, segera ke dokter supaya dokter bisa meresepkan obat yang aman bagi kehamilan.

2. Sindrom Mallory-Weiss

Bila ibu hamil mengalami muntah berlebihan atau terus-menerus, risiko dinding kerongkongan terluka cukup tinggi [8].

Muntah darah sebagai akibat dari luka di kerongkongan karena muntah berlebihan disebut juga dengan Sindrom Mallory-Weiss [8,9].

Beberapa kemungkinan faktor lain yang mendasari muntah darah pada sindrom ini adalah cedera di perut, batuk tak kunjung sembuh, cegukan berat, hernia hiatus, hingga efek obat tertentu [9].

Penanganan : Umumnya, sindrom ini bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari [9].

Meski demikian, jika ibu hamil merasa tidak nyaman ditambah dengan gejala tak mereda juga, segera ke dokter.

Dokter akan memberi penanganan sesuai dengan kondisi penyebabnya, termasuk obat atau tindakan medis yang aman bagi kehamilan.

3. Iritasi Tenggorokan atau Mulut

Iritasi pada tenggorokan dan/atau mulut juga bisa menjadi alasan mengapa ibu hamil muntah darah [2].

Asal darah berpotensi dari mulut atau tenggorokan, biasanya sebagai akibat dari muntah berkepanjangan atau berlebihan [2].

Terlalu sering muntah saat hamil muda meningkatkan risiko iritasi pada tenggorokan maupun mulut [2].

Seringkali iritasi tersebut juga dipicu oleh kenaikan asam lambung yang parah sehingga ibu hamil muntah disertai darah [2].

Penanganan : Bila iritasi mulut atau tenggorokan disebabkan sering muntah berlebihan, seiring waktu kondisi akan membaik dengan sendirinya [2].

Namun bila berkaitan dengan kenaikan asam lambung, segera ke dokter dan konsultasikan mengenai obat yang tepat [2].

Hindari mengonsumsi obat tanpa konsultasi lebih dulu supaya tidak membahayakan kondisi janin.

4. Varises Esofagus yang Pecah

Varises esofagus atau varises kerongkongan adalah pembuluh darah di kerongkongan yang mengalami pelebaran [10].

Penyebab kondisi ini adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang meningkat pada organ hati karena jaringan parut [10].

Sebagai akibatnya, terjadi hambatan untuk darah bisa mengalir normal ke hati [10].

Bila ibu hamil memiliki riwayat penggumpalan darah, perlemakan hati, dan hepatitis B kronis, risiko varises esofagus akan meningkat [10].

Penanganan : Pada kasus varises esofagus yang pecah dan terjadi perdarahan, penting untuk ibu hamil segera ke dokter [3,10].

Bila berkaitan dengan gangguan organ hati, transplantasi hati adalah tindakan medis yang perlu ditempuh [10].

Obat pemerlambat peredaran darah ke vena porta, transfusi darah, antibiotik pencegah infeksi, ligasi pada varises, atau skleroterapi adalah beberapa metode pengobatan yang kemungkinan dokter rekomendasikan [10].

5. Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah salah satu kondisi umum yang ibu hamil dapat alami [2,3].

Kenaikan asam lambung yang sudah cukup parah terkadang dapat membuat penderitanya muntah darah [2,3].

Ditambah dengan kondisi kehamilan dan perubahan hormon, biasanya terjadi kelemahan pada otot kerongkongan bagian bawah [2,3].

Kondisi ini memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan saat ibu hamil mengonsumsi makanan/minuman pemicu atau berada pada posisi tubuh tertentu [2,3].

Penanganan : Ibu hamil perlu menghindari sejumlah makanan dan minuman pemicu kenaikan asam lambung [11].

Periksakan diri ke dokter supaya memperoleh obat lambung yang aman untuk kehamilan [11].

Tidur cukup dan mengelola stres dengan baik juga bermanfaat mempercepat pemulihan dan mencegah penyakit kembali kambuh [11].

6. Radang Lambung / Gastritis

Gastritis atau radang lambung selain menyebabkan nyeri ulu hati, mual, muntah, perut kembung, hingga kehilangan nafsu makan, juga menyebabkan muntah darah [2,3].

Pada kondisi lebih serius, muntah dan BAB berdarah bisa terjadi [2,3].

Penanganan : Segera ke dokter untuk pemeriksaan dan memperoleh penanganan yang tepat [2.3].

Dokter akan memberikan obat-obatan yang sesuai dengan gejala maupun kondisi kehamilan supaya aman [2,3].

7. Gusi Berdarah

Muntah disertai darah tidak selalu berasal dari tenggorokan maupun lambung dan usus [2,3].

Darah dapat berasal dari perdarahan yang terjadi pada gusi [2,3].

Gingivitis atau gusi berdarah bisa menjadi salah satu alasan ibu hamil mengalami muntah darah [2,3].

Hal ini umumnya ditandai pula dengan gusi bengkak, gusi kemerahan dan nyeri, bau mulut, gusi turun, hingga sensitivitas gusi yang meningkat setiap makan dan minum [2,3,12].

Penanganan : Dokter perlu melakukan perawatan saluran akar gigi dan scaling gigi agar karang gigi bisa dibersihkan [12].

Ibu hamil sendiri juga bisa melakukan kompres gusi dan meningkatkan asupan vitamin yang baik untuk kesehatan mulut dan gigi [2].

Bila muntah darah saat hamil disertai gejala tidak wajar atau gejala berat lainnya, segera ke dokter dan hindari menangani sendiri, seperti minum obat tanpa berkonsultasi lebih dulu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment