Pada sebuah jagung yang berukuran 100 gr, terdapat 86-90 kkal. Jumlah tesebut adalah sekitar 7% dari asupan kalori harian untuk orang dewasa dengan berat badan sedang dan aktivitas sedang (untuk perhitungan dengan asumsi asupan harian 2400 kkal).[2]
Selain itu jagung kaya akan serat dan vitamin C. Jagung yang kaya akan vitamin C, memberikan antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mencegah timbulnnya penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Jagung dan olahan jagung dengan biji jagung utuh dapat meningkatkan kesehatan usus menjadi lebih baik. Selain itu, serat dalam jagung membantu agar tetap kenyang lebih lama. Ini juga memberi makan bakteri sehat di saluran pencernaan, yang dapat membantu melindungi dari kanker usus besar.[3]
Konsumsi Popcorn juga dapat membantu mencegah divertikulitis, suatu kondisi peradangan atau infeksi pada kantong kecil di dinding saluran pencernaan. Dalam sebuah penelitian, ditemukan fakta bahwa pria yang makan lebih banyak popcorn memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit divertikular.[3]
Jagung yang berwarna kekuningan merupakan sumber yang baik dari karotenoid lutein dan zeaxanthin, yang baik untuk kesehatan mata dan membantu mencegah kerusakan lensa yang menyebabkan katarak. Jagung juga memiliki jumlah vitamin B, E, dan K yang lebih sedikit, bersama dengan mineral seperti magnesium dan potasium.[3]
Meski memiliki banyak manfaat bagi tubuh, namun konsumsi jagung yang berlebihan dapat mengakibatkan munculnya berbagai macam penyakit. Yakni sebagai berikut:
Daftar isi
1. Menaikkan gula darah
Meski jagung merupakan makanan yang bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus, namun konsumsi yang berlebihan mampu membuat kandungan gula dalam darah meningkat. Ukuran porsi dan karbohidrat yang dapat dicerna termasuk dalam beban glycemic load (GL), bersama dengan glysemic index (GI).[5]
GL dari sebuah jagung berukuran sedang adalah 15.[4] GL dan atau GI dapat memengaruhi kadar gula dalam darah. Secara umum, GL pada tingkatan rendah sekitar 10 atau kurang, medium atau sedang sebesar 11-19, dan tinggi di atas 20 atau lebih. Juga disarankan agar tetap menjaga agar GL di bawah 100.[5]
2. Resiko terkena pellagra
Jika mengonsumsi jagung dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan resiko terkena pellagra. Pellagra adalah penyakit yang disebabkan oleh rendahnya kadar niasin atau vitamin B-3 di dalam tubuh. Penyakit ini ditandai oleh demensia, diare, dan dermatitis. Pellagra dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.[6] Karena jagung rendah akan niasin dan asam amino (lisin dan triptofan).[7]
3. Penambahan berat badan
Jagung yang mengandung banyak kadar gula dan karbohidrat, apabila dikonsumsi secara berlebih maka akan menyebabkan penambahan berat badan. Bagi mereka yang sedang berdiet perlu menghindari konsumsi jagung. Corn syrup atau sirup jagung, bahkan dianggap lebih berbahaya dari gula dapur pada umumnya.[7]
Sirup jagung ini bahkan telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kenaikan berat badan berlebih atau obesitas di banyak negara. Adanya kandungan gula dan karbohidrat ini dapat meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2.[7]
4. Mycotoxin
Mycotoxin merupakan senyawa hasil metabolisme fungi yang toxic atau beracun sehingga mampu membahayakan manusia dan bahkan mampu membunuh hewan juga manusia yang mengonsumsinya. Beberapa biji utuh dan kacang-kacangan rentan terhadap kontaminasi oleh jamur.[8]
Mycotoxin ini biasanya mampu muncul dan terdapat pada sereal – sereal yang ada di seluruh dunia, namun yang mendapatkan efek besar adalah yang berkaitan atau dengan produk yang mengandung jagung, terutama bagi tempat yang menjadikan jagung sebagai makanan pokok utama mereka. Konsumsi berlebih terhadap jagung yang terkontaminasi kerap dicurigai menjadi faktor adanya kanker dan cacat tabung saraf, yang umum memengaruhi atau memicu adanya kecacatan atau kematian.[8]
5. Penyakit Celiac
Intoleransi gluten atau penyakit Celiac, merupakan kondisi yang disebabkan oleh autoimun terhadap gandum, gandum hitam, dan barley atau jelai. Gejala yang ditunjukkan adalah merasa kelelahan, kembung, diare, dan bahkan penurunan berat badan. Jagung mengandung protein yang dikenal sebagai zein yang diketahui berhubungan dengan gluten.[8]
Terdapat studi menunjukkan bahwa zein pada jagung menyebabkan reaksi inflamasi pada subkelompok orang dengan penyakit celiac. Namun demikian, reaksi terhadap zein jauh lebih kecil daripada gluten. Meski lebih kecil dari gluten, apabila jagung dikonsumsi berlebihan resiko reaksi pada penderita Celiac akan semakin tinggi tentunya.[8]
Jumlah dan takaran konsumsi yang aman untuk di konsumsi
Jumlah aman konsumsi jagung perharinya apabila dilihat berdasarkan glycemic load (GL) adalah 6 buah. Hal ini dikarenakan perkiraan apabila dalam 1 jagung berukuran medium atau sedang memiliki GL sebesar 15, maka konsumsi 6 jagung perhari adalah sebanyak 90 GL, yang mana masih masuk ke dalam batas aman konsumsi GL harian yakni di bawah 100.[5]
Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mudah untuk diolah. Jagung bisa direbus, dijadikan campuran bakwan, dibakar, dijadikan popcorn, dan lain – lain. Jagung sering kali diperdebatkan, apakah jagung termasuk ke dalam sayuran, buah – buahan, atau biji – bijian.
Hal ini terjawab saat seseorang bernama Marvin Pritts yang berasal dari Cornell University, yang merupakan profesor holtikultura mengungkapkan bahwa jagung secara teknis termasuk ke dalam jenis buah – buahan. Ia juga mengungkapkan kalau jagung adalah caryopsis yang termasuk jenis buah berdaging (pericarp) karena lapisan biji jagung menyatu. Caryopsis ini sendiri ternyata juga merupakan nama lain dari biji – bijian.[1]