5 Gejala Haid Tidak Normal yang Harus Diketahui

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Wanita akan mendapatkan haid ketika mencapai usia tertentu. Haid sendiri merupakan salah satu gejala pubertas yang menandakan bahwa seseorang telah dewasa secara seksual. Tanda lain dari pubertas berupa payudara yang membesar, tumbuhnya rambut di area kemaluan, munculnya jerawat, dll. [1]

Remaja perempuan rata-rata mulai mengalami pubertas di usia 11 tahun. Sedangkan haid umumya muncul ketika seseorang berada di rentang usia 12-16 tahun. Terkadang ada pula sejumlah orang yang mengalami haid lebih dini atau terlambat haid [1, 2]. Seorang wanita akan berhenti haid ketika telah mencapai masa menopause. Masa menopause seringkali dimuai pada usia 45-55 tahun [4].

Haid umumnya berlangsung selama 3-8 hari [2]. Haid rata-rata akan hadir kembali dalam jangka waktu 28 hari setelah haid sebelumnya berakhir [3]. Ketika sedang deras, darah akan berwarna merah pekat. Sedangkan pada waktu-waktu tertentu, darah bisa berwarna merah muda, cokelat, atau hitam [2].

Wanita seringkali mengalami gejala-gejala yang dinamakan PMS (Premenstrual Syndrome). Gejala ini bisa hadir bahkan ketika menstruasi belum dimulai. PMS mencakup gejala fisik dan mental, seperti: kram perut, nyeri pungung, emosi tidak stabil, mudah marah, sakit kepala, payudara terasa nyeri [2, 5]. Namun begitu, ada pula gejala-gejala lainnya yang bisa dibilang tidak begitu normal bahkan dapat menindikasikan adanya gangguan kesehatan. Berikut daftarnya.

Gejala Haid Tidak Normal

Menstruasi biasanya akan berakhir dalam waktu 4-5 hari. Jumlah darah yang keluar umumnya sebanyak 2-3 sdm tiap harinya. Namun ini berbeda dengan kondisi menorrhagia. Menorrhagia adalah istilah yang dipakai untuk menyebut kondisi pendarahan menstruasi yang berlebihan. Wanita yang mengalami kondisi ini akan mengalami haid lebih lama dari biasanya dengan jumah darah yang berkali lipat lebih banyak. [6]

Menorrhagia dapat ditandai dengan hal-hal, seperti: mengganti pembalut setiap jam secara berturut-turut karena cepat penuh, haid berlangsung hingga lebih dari 7 hari, keluar gumpalan darah yang cukup besar, haid terlalu deras hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, munculnya rasa sakit di bawah perut terus-menerus, lelah, kekurangan energi, dll. [6]

Pendarahan berlebihan saat haid dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah ketidakseimbangan hormon. Hormon yang tidak seimbang mampu membuat lapisan rahim lebih tebal dari biasanya, sehingga darah haid yang keluar berjumlah lebih banyak. Selain itu, bisa juga karena adanya gangguan di rahim, seperti: masalah kontrasepsi, tumor, kanker, dll. [6, 7]

  • Haid Terlalu Singkat atau Terlalu Lama

Aliran haid setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang terbiasa dengan haid deras, ada pula yang terbiasa dengan haid ringan. Beberapa orang mungkin hanya mengalami haid selama 2 hari, sedangkan orang lain bisa sampai 7-8 hari. Sependek-pendek atau sepanjang-panjangnya periode haid seseorang, itu masih dianggap normal selama itulah yang biasanya dialami mereka setiap waktu. [8]

Namun, jika haid terlalu singkat atau terlalu lama dan hal tersebut bukan keadaan yang biasa terjadi, seseorang perlu lebih waspada. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: siklus anovulasi, masalah kontrasepsi, sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, menorrhagia, gangguan makan, penyakit tiroid, dll [8, 9].

  • Kram Perut Parah

Kram perut dapat terjadi sebelum atau saat seseorang mengalami haid. Kram menstruasi terasa seperti nyeri berdenyut di perut bagian bawah. Rasa sakitnya dapat menyebar hingga ke punggung dan paha bagian dalam. Kram perut umumnya terjadi selama 2-3 hari. Kram tersebut terasa menyakitkan, namun akan membaik bila diminumkan pereda nyeri. Kram menstruasi biasanya disertai oleh gejala lain, seperti: mual, pusing, kelelahan, dll. [10]

Kram perut saat haid bisa dikatakan parah apabila kondisinya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Ia biasanya tidak segera hilang meski si penderita telah mengonsumsi obat pereda nyeri haid, contohnya ibuprofin. Kram menstruasi yang parah seringkali diiringi oleh pendarahan haid yang berlebihan atau kemunculan gumpalan darah. Kram macam ini cenderung muncul lebih awal dan bertahan lebih lama dari kram biasa. [10]

  • Muncul Darah Walau Bukan di Periode Haid

Kondisi munculnya darah secara tidak normal ketika seseorang tidak sedang dalam periode haid disebut metrorrhagia. Cairan yang muncul biasanya sedikit, atau dalam wujud bercak darah. Beberapa orang mungkin menemukan bercak kecokelatan di celana dalam mereka. Sebagian yang lain mungkin mendapati adanya darah yang menyerupai haid. Metrorrhagia dapat muncul sebelum atau sesudah periode haid. [11]

Kondisi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satu faktor paling umum adalah kontrasepsi hormon. Pendarahan biasanya terjadi pada 3 bulan pertama penggunaan kontrasepsi hormon. Jika hal ini terus beranjut hingga melebihi 3 bulan, sebaiknya segera hubungi dokter. [11]

Metrorrhagia juga bisa terjadi karena sang wanita baru saja hamil. Tak lama setelah hari pertama kehamilan, beberapa wanita akan mendapati adanya bercak-bercak darah. Ini disebut sebagi pendarahan implantasi. Bercak-bercak tersebut menandakan bahwa telur yang sudah dibuahi mulai tertanam di dalam lapisan rahim. Sejumlah wanita mungkin juga mengalai kram di area rahim. [11, 12]

Salah satu gejala dari pre-menstrual syndrome (PMS) adalah perasaan mual. Kondis ini terjadi karena adanya hormon prostaglandin yang beredar di dalam tubuh. Hormon tersebut menyebabkan mual, muntah, diare, dan sakit kepala pada beberapa hari sebelum atau saat seseorang haid. Kondisi ini bisa diatasi dengan berjalan-jalan untuk mencari udara segar serta mengnsumsi air putih yang cukup [13, 14].

Ketika hormon prostaglandin meningkat, hormon tersebut akan mencapai organ-organ tertentu, salah satunya usus. Usus sendiri memiliki lapisan otot yang halus, sehingga pengaruh dari kadar hormon prostaglandin yang tinggi dapat menyebabkan usus berkontraksi dan mendorong isinya keluar. Itulah mengapa sebagian wanita mengalami diare sebelum atau saat sedang haid. [15]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment