Fibroid rahim adalah pertumbuhan jinak (tumor jinak) yang berada pada jaringan otot rahim. Fibroid rahim disebut juga dengan leiomioma atau mioma. Bentuk, ukuran, dan letak dari fibroid rahim dapat bervariasi [1][2]. Fibroid rahim banyak ditemukan pada wanita pramenopause [1].
Rata-rata ditemukan pada wanita berusia 30 sampai 40 tahun. Namun, fibroid juga bisa muncul pada usia lainnya [2]. Untuk memastikan keluhan yang dialami merupakan gejala fibroid rahim, memerlukan pemeriksaan dokter atau dokter kandungan [3][4][5][6].
Banyak wanita yang mempunyai fibroid di rahim tidak mengalami gejala. Gejala yang timbul dapat disebabkan ukuran, letak, dan jumlah fibroid [5]. Gejala penyakit fibroid rahim:
Daftar isi
1. Nyeri panggul kronis
Salah satu gejala yang sering dirasakan pada yaitu nyeri pada panggul [1][2][3][4][5]. Pada beberapa wanita, nyeri yang dirasakan sangat hebat [3]. Nyeri yang dirasakan terebut berupa nyeri tumpul, nyeri berat, atau nyeri yang tajam [2]. Nyeri pada bagian panggul tersebut juga dapat berlangsung lama atau kronis [3].
Adanya rasa nyeri dan tekanan pada panggul tersebut disebabkan oleh masa dari fibroid itu sendiri. Fibroid pada rahim tersebut menekan organ lain yang berada di panggul [3].
Tekanan pada bagian panggul diakibatkan ukuran rahim yang bertambah besar. Banyak wanita yang didiagnosis fibroid memiliki ukuran rahim yang membesar. Ukuran rahim tersebut digambarkan seperti ukuran rahim wanita yang sedang hamil empat sampai lima bulan [4].
2. Perdarahan yang banyak saat haid
Sebanyak 35% wanita usia reproduktif akan mengalami darah haid yang banyak. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya fibroid rahim [6]. Keluhan lain yang sering dialami pada fibroid rahim adalah perdarahan yang banyak saat haid [1][2][4][5][6][7].
Haid normal umumnya selesai dalam jangka waktu empat sampai lima hari. Pada wanita yang mengalami fibroid rahim, jangka waktu haid sangat panjang diluar periode haid normal bulanannya [4]. Waktu haid yang dirasakan yaitu lebih dari tujuh atau delapan hari. Selain itu, darah haid yang dikeluarkan juga sangat banyak sehingga mengharuskan untuk mengganti pembalut berkali-kali bahkan hingga setiap jam [4][6].
Beberapa teori yang mengakibatkan terjadi perdarahan hebat saat haid yaitu fibroid rahim menekan dinding rahim sehingga menyebabkan perdarahan semakin banyak dan semakin panjang dari waktu normal haid. Selain itu, rahim yang tidak berkontraksi dengan normal sehingga perdarahan terjadi terus-menerus[6].
Teori lainnya adalah fibroid dapat menstimulasi pembuluh darah sehingga perdarahan dapat terjadi dalam jangka panjang diluar waktu haid normal. Alasan lainnya yaitu peningkatan prostaglandin juga diperkirakan berperan dalam terjadinya perdarahan hebat saat terjadi haid [6].
Untuk memastikan gejala yang dialami disebabkan oleh adanya fibroid rahim, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan ultrasound atau MRI untuk mengetahui bentuk dan ukuran dari rahim [6].
3. Anemia
Terjadinya perdarahan hebat saat haid dapat mengakibatkan wanita mengalami anemia atau sel darah merah yang rendah [1][5]. Rendahnya kadar sel darah merah dalam darah mengakibatkan keluhan seperti kelelahan [5][6]. Gejala lain yang dirasakan saat anemia yaitu, sakit kepala, rambut rontok, insomnia, hingga pica [6].
Untuk mencegah terjadinya anemia karena kehilangan banyak darah, dapat menggunakan suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin B [3]. Namun, disisi lain, penggunakan suplemen yang mengandung zat besi juga dapat mengakibatkan efek konstipasi [9].
4. Infertilitas
Infertilitas merupakan gejala lain pada fibroid rahim [1][2][4][6]. Fibrosis terutama pada fibrosis submukosa dapat menyebabkan infertilitas [5]. Para ahli percaya adanya permasalahan tersebut dikaitkan dengan adanya perubahan bentuk rongga rahim yang diakibatkan adanya fibroid. Adanya fibroid di dalam rahim atau fibroid submukosa tersebut merusak lapisan rahim [4].
5. Permasalahan saat kehamilan
Fibroid dapat muncul saat pada fase kehamilan. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan posisi janin di dalam rahim. Posisi janin yang berubah akan meningkatkan kemungkinan pembedahan secara sesar [7]. Wanita yang mengalami fibrosis rahim juga dapat mengalami permasalahan dalam kehamilan seperti keguguran yang berulang, persalinan yang prematur, presentasi janin yang abnormal seperti sungsang, atau komplikasi lain selama kehamilan [4][5][7].
6. Konstipasi
Keluhan konsipasi ini juga sering dialami pada wanita dengan fibroid rahim [1][2][4][5]. Fibroid yang berada di rongga panggul semakin lama akan membesar menyebabkan organ-organ di dalam rongga panggul seperti usus dan rektum menjadi tertekan. Usus yang tertekan mengakibatkan terjadi konstipasi [7][9]. Selain itu, permasalahan lain yang dapat terjadi yaitu hemoroid [7][12].
Apabila permasalahan konsipasi diabaikan, konstipasi dapat menjadi masalah yang lebih serius. Maka, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi masalah kosntipasi. Menggunakan obat pencahar tidak akan menangani penyebab utama permasalahan konstipasi [9].
7. Kesulitan berkemih
Keluhan lain yag dialami pada fibroid utrus adalah kesulitan berkemih [2][10]. Adanya fibroid menyebabkan ureter menjadi tertekan. Ureter yang tertekan mengakibatkan perjalanan urin yang terbentuk di ginjal menuju kandung kemih menjadi terhambat. Terhambatnya urin menuju kandung kemih akan menimbulkan gejala kesulitan berkemih [10].
8. Sering berkemih
Gejala lain yang dapat terjadi pada wanita yang mengalami fibroid rahim yaitu sering berkemih [2][3][4][5]. Keluhan tersebut disebabkan adanya fibroid yang membesar menekan kandung kemih sehingga akan mengeluhkan sering berkemih [7][8].
9. Nyeri punggung dan nyeri kaki
Keluhan lain yang mungkin dirasakan adalah nyeri punggung bawah atau nyeri pada kaki [3][5][8]. Adanya fibroid besar yang berada di belakang permukaan rahim, menyebabkan saraf dan pembuluh darah di area panggul menjadi tertekan. Hal ini mengakibatkan permasalahan nyeri punggung belakang dan nyeri kaki [10][12].