Tinjauan Medis : dr. Vina Yolanda Ikhwin Putri, MD
Hifema adalah akumulasi darah di bilik depan mata dengan penyebab tersering trauma tumpul pada mata. Derajat keparahan hifema ditentukan melalui pemeriksaan mata, hifema yang paling ringan dapat berupa... sebaran sel darah merah di cairan aqueous humor sehingga akan tampak seperti bercak-bercak merah di mata, sedangkan yang terberat adalah darah yang memenuhi bilik depan mata sehingga mata tampak berwarna merah keunguan. Hifema yang tidak ditangani dengan benar dapat berisiko meningkatkan tekanan bola mata dan menyebabkan kerusakan saraf optik yang dapat berakibat kebutaan. Meskipun dapat ditatalaksana, tetapi upaya pencegahan adalah yang terbaik. Selalu gunakan pengaman mata saat berolah raga adalah langkah pencegahan tepat. Read more
Daftar isi
Apa Itu Hifema?
Hifema merupakan suatu kondisi ketika darah berkumpul atau nampak menggumpal pada bilik depan mata yang berada di antara iris serta kornea mata [1,2,3,4,5,6].
Darah berkumpul pada bilik depan mata ini dapat terjadi karena pembuluh darah mata yang mengalami kerusakan atau perdarahan.
Penglihatan dapat terblokir sebagian atau bahkan sepenuhnya karena darah menutupi pupil dan iris mata.
Tinjauan Hifema adalah kondisi akumulasi darah pada bilik mata depan ketika cedera mata terjadi, sehingga mata akan menunjukkan gejala kemerahan. Penglihatan dapat terhalang sebagian hingga total karena darah tersebut.
Fakta Tentang Hifema
Pada kebanyakan kasus hifema, penyebab utamanya adalah cedera sehingga menjadikan kondisi ini adalah kondisi yang dapat dicegah [2,4,5,6].
17-20 per 100 ribu insiden cedera, hifema di Amerika Serikat dapat terjadi dan berkembang [6].
Sementara di Indonesia sendiri, prevalensi hifema diketahui masih terbatas dan kasus ini nampak lebih jarang.
Penyebab Hifema
Hifema utamanya disebabkan oleh cedera pada mata di mana hal ini memengaruhi pupil atau iris mata menjadi robek.
Mata akan nampak kemerahan ketika hifema terjadi, namun karena hal inilah pembuluh darah pecah kerap disalahartikan sebagai hifema.
Padahal, pembuluh darah yang pecah disebut juga dengan perdarahan subkonjungtiva yang berbeda dari hifema [2].
Perdarahan subkonjungtiva tidak menyebabkan rasa sakit pada mata, namun hifema justru terasa sakit.
Berikut ini merupakan beberapa faktor penyebab maupun peningkat risiko seseorang dapat mengalami hifema [1,2,3,4,5,6] :
- Kanker pada mata
- Pembuluh darah abnormal pada mata atau permukaan iris mata
- Herpes virus yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada mata
- Hemofilia
- Anemia sel sabit
- Lensa intraokular atau implan lensa buatan yang bermasalah
- Seorang atlet di mana mata sangat rentan terkena tongkat atau bola yang terbang bahkan berisiko terkena pukulan secara tak sengaja dari pemain lain.
- Kecelakaan industri
- Terjatuh lalu mata terbentur
- Berkelahi di mana bagian mata terkena pukulan
- Efek operasi pada mata
Cedera tumpul yang dialami oleh mata dapat menjadi penyebab hifema, namun selalu waspadai akan kemungkinan perdarahan lanjutan yang bisa terjadi selanjutnya. 3-5 hari ke depannya [4].
Cukup besar terjadi perdarahan lanjutan walaupun mata tidak terkena cedera lagi.
Tinjauan Cedera pada mata adalah penyebab paling umum dan utama pada kondisi hifema, namun beberapa faktor lain seperti efek operasi mata dan penyakit tertentu dapat pula menjadi alasan hifema terjadi.
Tingkat Keparahan Hifema
Seperti halnya kanker yang tingkat keparahannya ditentukan melalui tahapan atau stadium, maka hifema pun memiliki tahapan atau tingkat keparahan juga.
Tingkat keparahan pada kasus hifema ditentukan oleh banyaknya akumulasi darah pada mata [2,6].
- Tingkat 0 : Pada tahap ini disebut juga dnegan mikrohifema di mana tidak nampak gumpalan darah pada mata namun usai pemeriksaan mikroskopis barulah terlihat pada bilik depan mata terdapat sel darah merah.
- Tingkat 1 : Di bilik depan mata baru terdapat kurang dari sepertiga penggumpalan darah.
- Tingkat 2 : Setengah dari bagian bilik depan mata terdapat kurang lebih sepertiga darah yang mengumpul di sana.
- Tingkat 3 : Dari seluruh bagian bilik depan mata, darah telah mengumpul sampai setengahnya.
- Tingkat 4 : Pada tahap ini, bilik depan sudah sepenuhnya terdapat darah yang mengumpul dan hifema total adalah sebutan untuk kondisi jika darah yang menutupi adalah merah cerah. Sedangkan hifema 8-ball adalah istilah sebutan bila warna darahnya adalah gelap atau kehitaman.
Seperti pada kanker di mana semakin besar atau tinggi stadiumnya, maka hal tersebut menandakan bahwa kanker sudah sangat parah dan menyebar secara luas di dalam tubuh hingga ke organ-organ penting lainnya.
Pada kasus hifema, semakin tinggi tingkatannya, risiko kebutaan atau kehilangan penglihatan jauh lebih besar.
Kerusakan mata adalah ancaman yang paling mengerikan dari hifema bila sudah pada tahap akhir sebab kerusakan dapat terjadi secara jangka panjang.
Untuk hifema 8-ball atau kondisi ketika bilik depan mata tertutupi oleh darah berwarna gelap kehitaman, inilah hifema yang tergolong paling berbahaya [2].
Pada kondisi tipe hifema satu ini, risiko oksigen berkurang cukup drastis pada bilik depan mata sangat tinggi.
Inilah kondisi yang memperbesar potensi kebutaan pada penderitanya.
Tinjauan Tingkatan kondisi meluas dan parahnya hifema adalah 0-4 di mana tingkat ke-3 dan 4 adalah yang paling perlu diwaspadai karena paling berbahaya.
Gejala Hifema
Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami hifema atau tidak, maka beberapa gejala inilah yang dapat menjadi pertimbangan untuk diwaspadai [1,2,3,4,5,6] :
- Pada kasus hifema kecil dan masih sangat ringan, maka penumpukan darah tidak akan terlihat
- Pada mata bagian depan nampak jelas pembuluh darah mata dengan warna kemerahan
- Pada kasus yang lebih serius, mata akan kelihatan jelas memerah karena penumpukan darah
- Mata atau area mata terasa sakit
- Sakit kepala karena rasa sakit atau tekanan pada mata
- Fotofobia atau peningkatan sensitivitas mata terhadap cahaya yang semakin tinggi
- Penglihatan berubah menjadi buram setengahnya atau sepenuhnya karena keberadaan darah yang memblokir mata.
Pada keluhan sakit kepala yang disertai rasa sakit dan sensitif terhadap cahaya, maka hal ini umumnya terjadi saat hifema menyebabkan tekanan intraokular.
Bila gejala cukup mengkhawatirkan dan penderita bahkan sulit membedakan apakah hal tersebut merupakan hifema atau perdarahan subkonjungtiva, pemeriksaan ke dokter akan memperjelas semuanya.
Tinjauan Gejala pada hifema ringan tidaklah begitu nampak, namun pada kondisi yang lebih serius mata akan nampak kemerahan, sakit dan dapat menjadi buram.
Pemeriksaan Hifema
Dokter pertama-tama akan memeriksa fisik pasien sekaligus mengetahui seluk-beluk riwayat medis pasien.
Dokter perlu tahu kapan terakhir kali pasien mengalami cedera, apa penyebab cedera, dan cedera terjadi di bagian mana sehingga sampai menyebabkan perdarahan pada mata.
Untuk mengonfirmasi kondisi pasien lebih lanjut, serangkaian tes lainnya kemungkinan dibutuhkan seperti [1,2,4,5] :
- Pemeriksaan Mata Lengkap : Tes dilakukan untuk mengecek kemampuan penglihatan pasien, mengukur tekanan intraokular, dan juga kondisi lain pada mata.
- Tes Darah : Tes ini mungkin dokter akan sarankan untuk mendeteksi adanya kelainan penggumpalan darah maupun mengetahui keberadaan penyakit lain yang memengaruhi penggumpalan darah. Melalui tes ini, dokter juga dapat mengetahui apakah hifema berkaitan dengan hemofilia.
- CT Scan : Tes pemindaian atau pencitraan diperlukan untuk dokter dapat mengetahui apakah pasien mengalami fraktur orbit atau soket.
- Ultrasound : Tes ini juga tergolong tes pencitraan di mana dokter perlu menerapkannya apabila dokter menangkap bahwa darah menghalangi pandangan ke bagian belakang mata.
Pengobatan Hifema
Hifema pada jenis kondisi yang ringan dalam waktu seminggu saja dapat sembuh dengan sendirinya tanpa harus dibantu dengan pengobatan atau perawatan medis.
Hifema yang sangat ringan adalah kondisi ketika penumpukan darah tidak begitu terlihat pada mata jika tidak diperiksa secara seksama.
Pada kondisi hifema ringan pun pengobatan untuk meredakan rasa nyeri bisa menggunakan jenis obat apapun yang tidak mengandung aspirin.
Aspirin justru adalah jenis obat yang sangat perlu dihindari karena fungsinya yang mampu mengencerkan darah sehingga sangat berisiko memperburuk kondisi perdarahan [1,2,4,5,6].
Jika memang memerlukan bantuan medis atau perawatan dari dokter, dokter sendiri akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum memberi perawatan.
Dokter akan mempertimbangkan tingkat toleransi pasien terhadap obat tertentu, tingkat keparahan cedera, riwayat medis pasien, kondisi kesehatan menyeluruh, serta usia pasien [1].
Berikut ini merupakan beberapa obat yang umumnya diberikan oleh dokter dan pasien perlu gunakan untuk memulihkan kondisi mata [2,5].
- Obat Tetes Mata : Umumnya dokter akan meresepkan obat tetes mata khusus yang berfungsi sebagai penurun tekanan pada mata. Obat tetes mata anti-inflamasi pun terkadang dapat juga dokter resepkan tergantung kondisi dari mata pasien.
- Siklopegik : Obat ini pun dokter kerap berikan sebagai bentuk penanganan hifema dengan tujuan menghilangkan rasa kram saat iris mata bergerak. Obat ini biasanya diteteskan juga ke mata dan dapat menjadi pencegah perdarahan sekunder atau perdarahan berulang.
- Aminocaproic Acid : Obat ini diresepkan untuk menjadi penstabil bekuan darah sementara proses penyembuhan terjadi pada pembuluh darah sehingga dapat menurunkan risiko perdarahan berulang.
- Anti-Mual : Obat anti-mual kemungkinan pula diresepkan oleh dokter untuk mencegah pasien mengalami mual diikuti muntah-muntah. Obat ini lebih sering diresepkan pada anak maupun lansia yang menderita hifema.
- Beta Blockers : Pemberian beta blockers pun memungkinkan dengan cara diteteskan dengan tujuan meringankan tekanan yang meningkat pada mata.
- Rawat Inap : Dokter perlu mengawasi kondisi hifema pasien secara berkelanjutan dan pada beberapa kasus hifema pun pasien harus berada di rumah sakit untuk rawat inap jika memang kondisi mengharuskan. Untuk hifema tingkat 3 dan 4 umumnya perawatan di rumah sakit jauh lebih dibutuhkan.
Rawat inap pun kemungkinan besar diperlukan oleh orang-orang yang memiliki glaukoma atau penyakit mata lainnya.
Glaukoma atau jenis penyakit mata lain yang mampu meningkatkan tekanan pada mata dapat mengancam kesehatan penderitanya sehingga perawatan medis di rumah sakit bisa diperoleh.
Rawat inap tersebut tak hanya mencegah tekanan pada mata semakin meningkat lalu menyebabkan hifema.
Rawat inap dapat mencegah glaukoma atau penyakit mata lainnya memburuk dengan pengawasan dan bantuan dari petugas medis. Tak hanya itu, risiko kerusakan kornea mata pun dapat dikurangi.
Beberapa metode penanganan hifema lainnya yang dapat mendukung pemulihan mata pasien antara lain adalah [1,2,3,4,6] :
- Istirahat total dan tidak banyak beraktivitas.
- Membatasi pergerakan mata, termasuk membaca buku, majalah atau bahkan membaca melalui ponsel.
- Menggunakan perban bagi mata yang terkena hifema.
- Mengatur kepala saat berbaring atau tidur setidaknya naik dengan sudut 40 derajat supaya penyerapan darah oleh tubuh terjadi lebih maksimal.
- Memeriksa tekanan pada mata secara lebih rutin sampai benar-benar pulih.
Tinjauan Obat tetes mata dan obat yang bertujuan mengurangi tekanan pada mata dan pencegah perdarahan berulang akan diresepkan oleh dokter. Sementara itu, pasien juga perlu istirahat total dan membatasi gerakan mata untuk mata bisa lebih cepat pulih.
Komplikasi Hifema
Komplikasi paling serius yang dapat terjadi pada penderita hifema adalah tekanan pada mata yang semakin meningkat [1].
Peningkatan tekanan pada mata sangat berisiko terjadi apabila darah dari hifema menjadi alasan saluran drainase mata tersumbat.
Bila tak ditangani secara cepat, maka risiko kerusakan mata jangka panjang dapat terjadi terlebih hal ini berkaitan dengan glaukoma.
Itulah mengapa, penderita hifema memerlukan pengawasan tenaga medis secara berkala dan dokter pun perlu memeriksa saluran drainase mata pasien.
Perawatan lanjutan dapat diberikan oleh dokter bila ditemukan adanya risiko kerusakan jangka panjang pada mata.
Tinjauan Kerusakan mata jangka panjang yang juga berakibat pada kehilangan penglihatan adalah bentuk komplikasi paling mengerikan dan fatal dari hifema.
Pencegahan Hifema
Hifema umumnya disebabkan oleh cedera sehingga menjadikan kondisi yang menyerang mata ini sebetulnya sangat dapat dicegah.
Beberapa hal di bawah ini adalah upaya pencegahan agar mata tidak mudah cedera dan mengalami hifema [2,4,5,6] :
- Kenakan pelindung mata setiap kali menjalani aktivitas yang kiranya cukup berbahaya.
- Kenakan kacamata pengaman sesuai dengan aktivitas olahraga yang dilakukan, seperti olahraga hoki, basket, sofbol, atau bisbol.
- Waspadai hifema pada olahraga tinju karena pukulan yang mengenai area mata dapat memicu penumpukan darah pada mata.
- Kenakan pelindung kepala yang mampu melindungi kepala sekaligus mata pada waktu bermain olahraga yang berisiko mencederai kepala dan membuat mata terkena dampaknya.
- Berhati-hati selama liburan yang melibatkan aktivitas bermain kembang api, membuka champagne, dan hal-hal lain yang mungkin terlihat sederhana namun dapat memicu cedera mata.
Tinjauan Perlindungan bagi mata dan kepala adalah bentuk pencegahan terbaik agar mata tidak mudah terkena benturan atau cedera dalam bentuk lain yang menyebabkan hifema.