Infeksi Telinga Kronis: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Infeksi Telinga Kronis ?

Infeksi Telinga Kronis merupakan suatu kondisi di mana terjadi pembengkakan atau infeksi yang berulang di belakang gendang telinga hingga menyebabkan kerusakan jangka panjang bahkan permanen pada telinga [1].

Infeksi Telinga Kronis atau dikenal juga dengan otitis media supuratif kronis ini tidak dapat hilang dengan perawatan biasa dan bahkan dapat menyebabkan lubang di gendang telinga [2, 3].

Gejala Infeksi Telinga Kronis ?

Infeksi Telinga Kronis dapat menyebabkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Pada beberapa kasus, mungkin gejalanya akan lebih ringan dibandingkan dengan infeksi telinga akut namun akan datang dan pergi secara konstan [4].

Selain itu, gejala Infeksi Telinga Kronis ini mungkin dapat mempengaruhi salah satu telinga atau kedua telinga. Berikut ini merupakan beberapa gejala Infeksi Telinga Kronis yang mungkin terjadi [3, 4]:

  • Telinga terasa tertekan
  • Telinga terasa sakit namun ringan
  • Cairan mengalir keluar dari telinga
  • Demam dengan suhu tubuh tidak terlalu tinggi
  • Pendengaran terganggu
  • Kesulitan untuk tidur

Pada bayi, Infeksi Telinga Kronis mungkin akan disertai dengan beberapa gejala berikut ini [4]:

  • Lebih rewel dari biasanya khususnya ketika berbaring
  • Kebiasaan makan dan tidur berubah
  • Tangan cenderung menarik-narik telinga

Penyebab Infeksi Telinga Kronis ?

Umumnya, Infeksi Telinga Kronis merupakan bentuk komplikasi dari infeksi telinga akut yang berkembang dan kembali berulang secara konstan [3].

Oleh karena itu, penyebab Infeksi Telinga Kronis juga akan sama dengan penyebab infeksi telinga secara umum, yaitu adanya penyumbatan saluran eustashius. Saluran eustashius sendiri merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang tenggorokan [3].

Mengingat saluran eustachius pada anak-anak lebih sempit dan pendek dari pada orang dewasa maka anak lebih berisiko mengalami penyumbatan saluran eustachius [3].

Selain penyumbatan pada saluran eustachius, infeksi telinga juga dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini [3]:

  • Penumpukan cairan di telinga tengah
  • Infeksi bakteri
  • Flu biasa

Faktor Risiko Infeksi Telinga Kronis

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko seseorangan mengembangkan Infeksi Telinga Kronis [3]:

  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Sindrom down
  • Memiliki langit-langit mulut sumbing
  • Riwayat keluarga dengan infeksi telinga
  • Sering berada di pusat penitipan anak yang padat

Komplikasi Infeksi Telinga Kronis ?

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Infeksi Telinga Kronis ini membutuhkan pengobatan yang tepat. Mengingat, jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, komplikasi tertentu mungkin terjadi [4].

Adapun komplikasi yang mungkin ditimbulkan Infeksi Telinga Kronis dapat berupa [4]:

  • Gangguan pendengaran
  • Kerusakan pada tulang di telinga tengah
  • Infeksi tulang mastoid
  • Kerusakan fungsi keseimbangan di telinga
  • Drainase dari lubang di gendang telinga
  • Tympanosclerosis, pengerasan jaringan di telinga
  • Kista di telinga tengah (Kolesteatoma)
  • Kelumpuhan wajah
  • Peradangan di sekitar atau di otak

Selain itu, Infeksi Telinga Kronis ini mungkin juga akan dapat menimbulkan masalah jangka panjang, khususnya pada anak-anak, termasuk [3]:

  • Anak membutuhkan waktu lama untuk memahami ucapan
  • Kesulitan berbicara atau membaca
  • Keseimbangan yang buruk
  • Perhatian terbatas
  • Kurang mampu bekerja secara mandiri

Kapan Harus Kedokter ?

Sebenarnya tidak perlu menunggu sampai infeksi telinga menjadi kronis baru memeriksakan diri kedokter. Melainkan sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ketika muncul gejala  infeksi telinga akut[4].

Hal ini akan sangat membantu mencegah berkembangnya Infeksi Telinga Kronis. Terlebih lagi,  seseorang juga harus segera memeriksakan diri kedokter jika [4]:

  • Telah didiagnosis menderita infeksi telinga akut namun pengobatan yang dijalani tidak kunjung menunjukkan perubahan positif
  • Telah didiagnosis menderita infeksi telinga akut dan muncul gejala baru atau gejalanya memburuk

Diagnosis Infeksi Telinga Kronis

Diagnosis Infeksi Telinga Kronis mungkin akan mencakup beberapa macam metode tes, termasuk [1]:

  • Identifikasi Kondisi Di Dalam Telinga

Dalam melakukan diagnosis terhadap Infeksi Telinga Kronis, dokter mungkin akan mmelihat bagian dalam telinga dengan alat yang disebut otoskop. Dengan demikian, dokter akan dapat melihat [1]:

  1. Bagian tengah telinga yang tampak kusam atau kemerahan
  2. Adanya gelembung udara di bagian tengah telinga
  3. Terdapat cairan kental di telinga tengah
  4. Gendang telinga terlihat menempel pada tulang di telinga tengah
  5. Adanya cairan yang keluar dari gendang telinga
  6. Terdapat sebuah lubang (perforasi) di gendang telinga
  7. Gendang telinga yang menonjol keluar atau tertarik ke dalam
  • Melakukan Tes

Beberapa tes berikut ini mungkin akan juga dilakukan dalam mendiagnosis Infeksi Telinga Kronis [1]:

  1. Kultur cairan untuk mengetahui infeksi bakteri
  2. CT scan kepala atau mastoid untuk mengetahui penyebaran infeksi ke luar telinga tengah
  3. Tes pendengaran (jika diperlukan)

Pengobatan Infeksi Telinga Kronis

Pengobatan infeksi telinga kronis harus dilakukan dengan dokter atau ahli kesehatan agar diketahui dengan benar penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya [3].

Berikut ini merupakan beberapa metode pengobatan yang mungkin disarankan dokter untuk membantu proses perawatan Infeksi Telinga Kronis [3]:

  • Toilet Aural

Toilet aural merupakan suatu metode yang dilakukan dokter untuk membersihkan telinga dari kotoran-kotoran yang menyumbat saluran telinga. Dengan demikian, penyumbatan saluran telinga dapat diatasi.

  • Konsumsi Obat Pereda Nyeri Dan Demam

Beberapa orang yang mengalami infeksi telinga mungkin akan merasa lega setelah mengonsumsi obat Pereda nyeri dan demam. Adapun obat pereda nyeri dan demam yang dapat diperoleh secara bebas meliputi [3]:

  1. Asetaminofen
  2. Antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Jika infeksi telinga disebabkan oleh infeksi dari bakteri tertentu maka penggunaan antibiotik mungkin akan disarankan dokter untuk mengobati infeksi telinga.

Penggunaan antibiotik ini akan disarankan pada orang yang memiliki gejala berupa drainase dari telinga. Selain itu, anak berusia di bawah dua tahun yang mengalami infeksi pada kedua telinganya mungkin juga akan disarankan untuk menggunakan antibiotik.

Antibiotik ini dapat berupa obat tetes telinga (ciprofloxacin) yang diresepkan dokter untuk membantu mengatasi gendang telinga yang terasa tertusuk maupun adanya lubang di telinga tengah.

Perlu juga diketahui bahwa, penggunaan antibiotik ini juga memiliki efek samping sehingga penggunaannya harus benar-benar sesuai dengan petunjuk dokter.

Terlalu sering menggunakan antibotik mungkin juga dapat menimbulkan risiko bakteri yang semakin kebal terhadap antibiotik itu sendiri.

  • Perawatan Antijamur

Perawatan menggunakan salep antijamur mungkin akan disarankan oleh dokter untuk mengobati infeksi telinga yang berhubungan dengan infeksi jamur.

  • Timpanosentesis

Timpanosentesis merupakan suatu metode pengobatan infeksi telinga, di mana tujuannya adalah mengeluarkan cairan dari belakang gendang telinga.

Metode ini mungkin juga akan digunakan untuk mendiagnosis penyebab dari infeksi telinga dengan mengidentifikasi cairan tersebut, khususnya jika penderita Infeksi Telinga Kronis tidak merespon pengobatan yang telah diberikan.

Dengan dikeluarkannya cairan dari telinga tengah, maka tekanan di gendang telinga penderita Infeksi Telinga Kronis akan dapat berkurang.

Adenoidektomi atau prosedur pengangkatan kelenjar gondok mungkin di lakukan, khususnya jika infeksi telinga berhubungan dengan membesarnya kelenjar gondok akibat infeksi.

Kelenjar gondok ini merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi sehingga lebih berisiko mengalami infeksi. Dan jika terinfeksi maka dapat mengalami pembesaran dan mengakibatkan penumpukan cairan di telinga.

Dengan kata lain, untuk membantu meringankan Infeksi Telinga Kronis, maka prosedur adenoidektomi mungkin akan dilakukan.

Pencegahan Infeksi Telinga Kronis

Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan untuk dapat mencegah Infeksi Telinga Kronis [3, 4]:

  • Hindari Paparan Rokok

Menghindari paparan rokok, baik dengan menghindari konsumsi rokok atau menghindari asap rokok (perokok pasif) akan sangat membantu mencegah Infeksi Telinga Kronis.

Asap rokok diketahui dapat mengiritasi tuba eustachius dan meningkatkan jumlah serta durasi dari infeksi telinga.

  • Hindari Membersihkan Telinga Dengan Kapas

Orang-orang mungkin telah salah kaprah ketika membersihkan telinga dengan menggunkan kapas. Mengingat, dengan melakukan hal ini mungkin kotoran telinga akan dapat semakin masuk ke dalam saluran telinga.

Selain itu, memasukkan benda ketika membersihkan telinga pun juga harus dengan hati-hati karena berisiko dapat merusak atau menyebabkan cedera struktur di telinga.

Perlu diketahui bahwa, telinga sendiri sebenarnya memiliki mekanisme pembersihan alami. Penggunaan kapas mungkin akan menganggu mekanisme tersebut.

  • Menjaga Kebersihan Tangan

Tangan merupakan perantara virus maupun bakteri yang dapat menyerang tubuh, termasuk infeksi telinga. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan sebelum melakukan kontak dengan telinga akan sangat membantu proses pencegahan.

  • Konsultasi Dengan Dokter

Jika orang tua memiliki riwayat infeksi telinga akut atau bahkan kronis, maka sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter.

Khususnya untuk membantu mengurangi risiko anak mengembangkan infeksi telinga. Konsultasi ini juga akan sangat disarankan jika anak telah menunjukkan gejala infeksi telinga akut.

Mengingat dalam kondisi ini semakin cepat dokter memeriksa kondisi anak, maka perkembangan infeksi telinga akut menjadi Infeksi Telinga Kronis akan dapat dicegah.

  • Melakukan Vaksinasi

Vaksinasi mungkin juga akan sangat membantu mencegah Infeksi Telinga Kronis yang disebabkan oleh influenza, pneumonia dan meningitis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment