Inhibitor Kortikosteroid Adrenal : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Inhibitor kortikosteroid adrenal adalah obat yang menghambat pembentukan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, seperti glukokortikoid, estrogen, dan androgen. Obat ini digunakan untuk menangani... penyakit seperti sindroma Cushing dan beberapa jenis kanker tertentu. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more

Terjadinya peningkatan kadar kortisol di dalam tubuh di sebut dengan sindrom cushing. Kortisol merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, yaitu kelenjar yang letaknya berada di bagian atas ginjal. Kortisol membantu menjaga agar kadar gula dan tekanan darah tetap dalam keadaan normal juga mengatasi stres[1].

Gejalanya mulai dari meningkatnya lemak di sekitar leher dan kerah, akan kehilangan berat badan di lengan dan kaki, bagian wajah berubah bulat bengkak juga merah, dan menipisnya kulit karena stretch mark ungu di perut, paha, bokong, atau payudara.

Fungsi Inhibitor Kortikosteroid Adrenal

Inhibitor Kortikosteroid Adrenal digunakan dalam pengobatan sindrom cushing dan beberapa jenis kanker, mengobati beberapa jenis tumor yang mempengaruhi korteks adrenal, terkadang untuk korteks adrenal yang terlalu aktif tanpa menjadi kanker. Juga digunakan sebagai alat diagnostik dalam prosuder pemeriksaan fungsi hipofisis[2].

Inhibitor kortikosteroid adrenal merupakan sekelompok obat yang akan menghambat langkah-langkah biosintesis hormon yang dihasilkan dari korteks adrenal, seperti mineralokortikoid, glukokortikoid, estrogen dan androgen[3].

Penyakit yang Diatasi dengan Inhibitor Kortikosteroid Adrenal

Inhibitor kortikosteroid adrenal diberikan untuk[2]:

Cara Kerja Inhibitor Kortikosteroid Adrenal

Inhibitor kortikosteroid adrenal merupakan sekelompok obat yang akan menghambat langkah-langkah biosintesis hormon yang dihasilkan dari korteks adrenal, seperti mineralokortikoid, glukokortikoid, estrogen dan androgen. Bekerja dengan memblokir satu atau lenih enzim tang terdapat pada jalur sintesis steroid[2,6].

Dengan obat metyrapone sebagai agen diagnostik, akan menghambat enzim hidroksilase pada korteks adrenal. Sintesis produksi dan kortisol, kortikosteron akan terhalang dan mengakibatkan produksi hormon adrenokortikotropik (ACTH) mengalami peningkatan sehingga meningkat juga prekursor kortisol di dalam urin.

Obat ini diserap dengan cepat dari saluran gastrointestinal dengan plasma puncak kisaran 1 jam. Dan berdistribbusi masuk ke dalam ASI. Lalu akan dimetabolisme dihati melalui reduksi cepat keton menjadi metabolit aktif, metyrapol. Pengeluaran utamanya melalui urin kisaran 38% dengan paruh waktu sekiranya 1,9 jam.

Contoh Obat Inhibitor Kortikosteroid Adrenal

Inhibitor Kortikosteroid Adrenal tersedia dalam bentuk tablet kapsul dan cairan. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan ada yang dihentikan.

Contoh inhibitor kortikosteroid adrenal dengan resep dokter dan dihentikan termasuk[2]:

  • Aminoglutethimide
  • Osilodrostat
  • Metyrapone

Efek Samping Inhibitor Kortikosteroid Adrenal

Inhibitor kortikosteroid adrenal dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari inhibitor kortikosteroid adrenal termasuk[3,4]:

  • Kantuk
  • Ruam kulit seperti campak atau gatal di wajah dan / atau telapak tangan
  • Mual
  • Merasa lelah
  • Sakit kepala
  • Pembengkakan

Aminoglutethimide akan sering menyebabkan mual juga muntah. Sesudah meminum obat ini beberapa waktu, mual juga muntah akan menghilang dan berkurang[3].

Penting untuk terus mengkonsumsi obat ini bahkan jika mulai terasa sakit. Jangan berhenti mengkonsumsinya sebelum berkonsultasi dengan dokter[3].

Jika terjadi detak jantung yang tidak teratur, sakit perut, muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan juga pusing, beritahu dokter. Karena osilodrostat akan menimbulkan efek samping serius seperti masalah pada detak jantung juga dengan penurunan hormon pada kelenjar adrenal[4].

Pusing, mengantuk dan kurang waspada merupakan efek dari metyrapone. Jika mau berkendara jangan konsumsi obat ini. Pastikan harus mengetahui reaksi terhadap metyrapone sebelum mengemudi dan keadaan dimana harus waspada[5].

Akan terjadi penurunan serum bila metyrapone dikonsumsi bersama dengan fenitoin. Dan obat-obatan lain seperti amitriptilin, klorpromazin, barbiturat, kortikosteroid, siproheptadin dapat mempengaruhi hasil tes metirapon[6].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment