Kortikotropin : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Keadaan dimana terjadinya peningkatan pada kadar kortisol di dalam tubuh disebut dengan sindrom cushing. Kortisol merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal[1].

Kortisol membantu tubuh untuk mengatasi stres dan membantu untuk menjaga kadar gula darah juga menormalkan tekanan darah[1].

Fungsi Kortikotropin

Kortikotropin merupakan hormon polipeptida dan juga sering disebut dengan hormon adrenokortikotropik (ACTH). Hormon ini disimpan juga disintesis di kelenjar hipofisis anterior[2,3,4].

Kortikotropin sebagai respon terhadap segala bentuk stres dilepaskan. Dari kelenjar adrenal obat ini merangsang sekresi hormon kortikal adrenal. Kortikotropin digunakan untuk

  • Menguji fungsi adrenal
  • Digunakan sebagai bagian dari tes medis dengan sindrom Cushing
  • Untuk tubuh yang terlalu banyak memproduksi kortisol
  • Untuk mengobati berbagai kondisi seperti multiple sclerosis , psoriatis atau rheumatoid arthritis , ankylosing spondylitis , lupus , reaksi alergi yang parah , gangguan pernapasan, dan kondisi peradangan mata
  • Mengobati kejang infantil pada anak di bawah usia 2 tahun
  • Mengurangi gejala banyak gangguan

Penyakit yang Diatasi dengan Kortikotropin

Terdapat beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan kortikotropin, meliputi[2]:

Cara Kerja Kortikotropin

Kortikotropin bekerja dengan merangsang sekresi hormon kortikal adrenal (terutama glukokortikoid) dari kelenjar adrenal[2,3].

Melalui Kortikorelin sebagai peptida yaitu hormon pelepas kortikotropin ovine (oCRH) dan analog dari peptida CRH manusia (hCRH), berguna untuk menentukan responsivitas kortikotrof hipofisis.

Bekerja pada hipofisis anterior, dengan pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dirangsang dan bertanggung jawab sebagai produksi kortisol dari korteks adrenal.

Obat ini diserap dengan waktu dan plasma puncaknya kisaran 15-60 menit. Volume distribusi mencapai 6,2 ± 0,5 L. Pengeluaran dengan eliminasi waktu paruh.

Contoh Obat Kortikotropin

Kortikotropin tersedia dalam bentuk bubuk dan larutan untuk injeksi. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Contoh Kortikotropin dengan resep dokter termasuk[2]:

Efek Samping Kortikotropin

Kortikotropin dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa efek samping umum dari kortikotropin termasuk[4,5,6]:

  • Kemerahan (hangat, kemerahan, atau perasaan geli) di wajah, leher, atau dada
  • Peningkatan tekanan darah
  • Kulit menipis, peningkatan keringat
  • Retensi cairan (bengkak di tangan atau kaki, di wajah)
  • Perubahan suasana hati, mudah tersinggung
  • Nafsu makan meningkat
  • Penambahan berat badan.
  • Reaksi alergi
  • Detak jantung cepat atau lambat
  • Ruam

Adapun tanda dan gejala umum yang dapat muncul yaitu

  • Peningkatan lemak di sekitar leher dan kerah
  • Lemak ekstra di sekitar perut
  • Kehilangan berat badan
  • Wajah menjadi merah bulat atau bengkak
  • Kulit menjadi tipis dan memiliki stretch mark ungu di perut
  • Paha
  • Bokong
  • Payudara

Apabila menderita infeksi jamur, infeksi herpes pada mata,  tekanan darah tinggi, sklerodermaosteoporosis, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), tukak lambung, gagal jantung kongestif, tidak boleh menggunakan kortikotropin[5].

Katakan pada dokter bila anak tidak tumbuh pada tingkat yang normal disaat menggunakan kortikotropin. Karena kortikotropin. dapat memprngaruhi pertumbuhan pada anak-anak[5].

Tanyakan juga pada dokter mengenai antihistamin yang aman untuk digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.

Beritahu dokter tentang semua kondisi kesehatan, juga alergi dan semua obat yang sedang digunakan sebelum menerima cosyntropin[6].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment