Membaca buku bagi banyak orang merupakan sebuah hobi atau pelarian stres yang tepat [1,2].
Namun bagi sebagian orang yang juga masih tergolong banyak, membaca buku adalah aktivitas membosankan [3].
Walau membaca buku itu bermanfaat, belum banyak orang yang mengetahui hal tersebut, terutama masyarakat Indonesia [4].
Ini dikarenakan menurut data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang gemar membaca [4].
Jadi jika terdapat 1.000 orang Indonesia, diantaranya hanya ada 1 orang yang suka atau minat membaca [4].
Ini menjadi alasan dibalik adanya pernyataan bahwa minat baca orang Indonesia masih sangat rendah [4].
Padahal tidak hanya baik untuk memperluas wawasan, manfaat membaca buku untuk kesehatan mental juga sangat besar, seperti berikut ini [5,6,7].
Daftar isi
1. Meredakan Stres
Semua orang pasti pernah mengalami stres di dalam hidupnya dan hal ini memang sangat wajar.
Namun pada beberapa orang, stres memengaruhi suasana hati dan menjadikannya buruk [8].
Ketika suasana hati buruk, seseorang bisa mengalami penurunan daya konsentrasi, mudah marah, hingga sulit tidur [8].
Stres yang berawal dari perubahan suasana hati ini kerap diabaikan yang berpotensi berkembang menjadi jauh lebih buruk [8].
Stres dan suasana hati buruk berkepanjangan pada akhirnya dapat menjadi faktor peningkat risiko depresi [8].
Stres jangka panjang juga berkaitan erat dengan risiko gangguan kecemasan berlebih [9].
Akibatnya, bukan lagi masalah psikis yang terganggu, melainkan juga masalah fisik [9].
Ketegangan otot, nyeri otot, dan timbulnya berbagai penyakit lain kerap tak disadari sebagai efek dari stres yang berlarut-larut [9].
Untuk meminimalisir risiko stres berat hingga depresi, membaca buku adalah salah satu solusi tepat [5,6,7].
Sekelompok peneliti di tahun 2009 sempat mengukur efek dari membaca buku, bercanda/humor, dan latihan Yoga terhadap kadar stres para murid yang menjadi peserta penelitian [10].
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa partisipan yang membaca selama 30 menit berefek pada melambatnya detak jantung, menurunnya kadar tekanan darah, dan berkurangnya stres psikis [10].
Efek-efek tersebut sama seperti efek dari humor maupun latihan Yoga, maka artinya membaca sebenarnya baik bagi penderita stres [10].
2. Meredakan Gejala Depresi
Membaca buku fiksi maupun non-fiksi sama-sama bermanfaat bagi kesehatan mental, termasuk bagi penderita gejala depresi [5,6,7].
Depresi kerap ditandai dengan seseorang yang makin menutup diri dan menarik diri dari lingkungan pergaulan [11,12].
Ketika seseorang dengan gejala seperti ini mencoba untuk rutin membaca buku, perasaan-perasaan negatif yang semula timbul dapat berkurang [5,6,7].
Ketika membaca buku non-fiksi membantu agar pembacanya belajar mengenai cara mengendalikan gejala depresi hingga cara beradaptasi di tengah dunia dan para manusianya, membaca buku fiksi menawarkan manfaat lainnya [5,6].
Manfaat membaca buku fiksi adalah membantu pembacanya “melarikan diri” sejenak dari dunia nyata yang penuh masalah [5].
Para pembaca buku fiksi pasti tahu bagaimana rasanya terjun dan tenggelam ke dalam dunia yang berbeda [5].
Masuk ke dalam dunia imajinasi yang dialami oleh para karakter fiktif menjadi sebuah penenang yang alami dan efektif untuk pembaca buku fiksi [5].
3. Meningkatkan Empati
Sebuah penelitian membuktikan bahwa para pembaca buku fiksi literatur memiliki empati yang lebih besar [13].
Empati sendiri merupakan sebuah kondisi saat seseorang bisa ikut merasakan keadaan, perasaan dan/atau pikiran yang sama dengan orang lain [5,6,7,14].
Seseorang dengan empati yang besar artinya dirinya mampu memahami dengan mudah apa yang orang lain rasakan [5,6,7,14].
Tidak hanya memahami perasaan lawan bicara, seseorang dengan rasa empati dapat memahami perasaan orang lain tanpa harus berinteraksi [5,6,7,14].
Saat membaca buku fiksi sekalipun, pembaca yang dapat memahami sudut pandang sang karakter artinya juga memiliki kemampuan berempati [5].
Memosisikan diri di posisi orang lain terjadi begitu saja pada orang-orang dengan empati besar [5,6,7,14].
Orang-orang dengan hobi membaca buku fiksi yang sudah berlangsung sangat lama biasanya menandakan bahwa diri mereka memiliki theory of mind [15].
Theory of mind berperan penting dalam interaksi antar manusia yang rentan terhadap konflik [16].
Seseorang dengan theory of mind biasanya mudah memahami sudut pandang dan perilaku orang lain sehingga penyelesaian kesalahpahaman terjadi dengan baik [16].
Dengan begitu, menjaga hubungan baik dengan orang lain pun terasa lebih mudah karena pemahaman tersebut [16].
4. Membuat Tidur Lebih Mudah dan Nyenyak
Menjadikan membaca buku sebagai aktivitas rutin sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur [5,6,7,17].
Bila ingin memperbaiki pola tidur yang sempat terganggu, membaca buku adalah salah satu cara yang wajib dicoba [17].
Dengan tidur cukup setiap hari, kesehatan mental maupun fisik akan terjaga dengan baik [5,6,7,17].
5. Meningkatkan Peluang Panjang Umur
Membaca buku baik bagi kesehatan mental dan kesehatan mental yang baik dapat menjaga kesehatan fisik tetap baik pula [5].
Dengan kondisi mental maupun fisik yang sehat, potensi berumur panjang akan lebih besar [5].
Sebuah hasil studi 12 tahun yang melibatkan 3.635 orang dewasa sebagai partisipan menunjukkan bahwa membaca buku membuat pembacanya memiliki usia lebih panjang 2 tahun lebih lama daripada yang tidak membaca buku atau yang hanya membaca majalah dan media bentuk lainnya [18].
Manfaat membaca buku untuk kesehatan mental maupun fisik sangat besar; oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk mulai membiasakan diri membaca buku fiksi maupun non-fiksi dari sekarang.