Media Kontras Beryodium Non-ionik : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Salah satu penyakit yang membuat otak mengalami gangguan adalah radang otak. Penyakit ini terjadi karena terjadinya peradangan pada otak yang akan menyebabkan munculnya gejala gangguan saraf. Gejalanya meliputi penurunan kesadaran, kejang atau gangguan dalam bergerak[1].

Penyakit ini dapat terjadi karena terinfeksi infeksi virus, bakteri, atau jamur. Radang otak lebih mudah terjangkit pada anak-anak dan lanjut usia, karena lemahnya kekebalan tubuh. Radang otak akan dapat berakibat fatal meskipun penyakit ini jarang terjadi[1].

Fungsi Media Kontras Beryodium Non-ionik

Media kontras yang mengandung iodium yang digunakan dalam hal untuk meningkatkan kejelasan pada gambar disebut dengan media kontras beryodium[2].

Media kontras ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ionik dan non-ionik. Kegunaan, sifat dan efek toksiknya dari setiap kelompok berbeda, dalam media kontras iodinasi non-ionik, pada senyawa organik atau non-ionik yodium terikat dan memiliki osmolalitas yang rendah[2].

Melalui iodixanol sebagai agen kontras radiopaque, yang mengandung yodium, yaitu zat yang akan menyerap sinar-x. Agen kontras radiopaque ini digunakan dalam hal yang mungkin akan membuat pembuluh darah, organ, dan jaringan non-tulang lainnya terlihat akan lebih jelas pada CT scan atau pemeriksaan radiologis (x-ray) lainnya[3].

Lalu melalui injeksi iopromide, digunakan dalam membantu menemukan masalah yang terjadi pada otak, jantung, kepala, pembuluh darah, dan bagian tubuh lainnya[4].

Iopromide merupakan agen kontras beryodium, yang digunakan dalam membuat gambaran yang jelas terhadap bagian tubuh pada prosedur medis tertentu seperti CT scan dan angiografi[4].

Berikut fungsi dan kegunaan dari media kontras beryodium non-ionik, yaitu[3,5]:

  • Digunakan untuk membantu dalam mendiagnosis gangguan tertentu pada otak, pembuluh darah, jantung, ginjal, dan organ internal lainnya
  • Digunakan untuk membantu menemukan masalah di usus selama CT scan perut, usus, dan panggul.

Penyakit yang Diatasi dengan Media Kontras Beryodium Non-ionik

Terdapat beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan media kontras beryodium non-ionik, meliputi[2]:

  • Angiokardiografi
  • Aortografi
  • Artrografi
  • Pencitraan Tubuh
  • Arteriografi Serebral
  • Tomografi Terkomputasi
  • Arteriografi Koroner
  • Cystourethrography
  • Angiografi Pengurangan Digital
  • Endoskopi atau Premedikasi Radiologi
  • Pemeriksaan Saluran Pencernaan
  • Pencitraan Kepala
  • Histerosalpingografi
  • Angiografi Pengurangan Digital Intra-arteri
  • Angiografi Pengurangan Digital Intravena
  • Urografi Intravena
  • Ventrikulografi Kiri
  • Mielografi
  • Angiokardiografi Pediatri
  • Angiografi Perifer
  • Arteriografi Perifer
  • Arteriografi Ginjal
  • Urografi
  • Venografi
  • Arteriografi Visceral

Cara Kerja Media Kontras Beryodium Non-ionik

Media kontras beryodium non-ionik mengandung yodium. Saat iodixanol disuntikkan, yodium akan terikat secara organik dan akan menyerap radiasi di pembuluh darah atau jaringan. Obat ini dapat ditoleransi dengan baik oleh ginjal[6].

Setelah iodixanol diberikan, parameter kardiovaskular seperti LVEDP, LVSP, detak jantung dan QT-time serta aliran darah femoralis akan dikurangi pengaruhnya[6].

Iodixanol didistribusikan dengan cepat di dalam tubuh dengan paruh waktu kisaran 21 menit. Dan dengan volume distribusinya tampak sama besarnya dengan cairan ekstraseluler yaitu 0,26 L / kg bb[6].

Iodixanol diekskresikan melalui ginjal dengan filtrasi glomerulus. Pengeluarannya dalam urin dengan kisaran 97% dalam paruh waktu 4 jam dan dalam feses 1,2% dalam waktu 72 jam[6].

Contoh Obat Media Kontras Beryodium Non-ionik

Media kontras beryodium non-ionik tersedia dalam bentuk larutan. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Beberapa contoh media kontras beryodium non-ionik dengan resep dokter termasuk[2]:

  • Iodixanol
  • Iopromide
  • Iopamidol
  • Iohexol
  • Ioversol
  • Ioxilan

Iodixanol merupakan media kontras radiografi dimer, non-ionik, yang larut dalam air. Obat ini digunakan pada angiografi koroner, dan perannya yaitu sebagai media radioopak[7].

Jumlah total zat kontras yang teryodium pada jalur sinar-X berbanding lurus dengan derajat opasitas yang dihasilkan oleh iodixanol. Obat ini akan menunjukan nefrotoksisitas lebih sedikit, dibandingkan dengan media kontras iodinasi lainnya[7].

Ioheksol adalah senyawa benzenedikarboksamida, yang merupakan media kontras sinar-X, mengandung ioheksol antara 140 hingga 350 miligram yodium per mililiter dalam berbagai konsentrasi Obat ini berperan sebagai media radioopak, kontaminan lingkungan dan xenobiotik, yaitu merupakan senyawa organoiodine dan benzenedicarboxamide[8].

Sebagai media kontras non-ionik yang efektif larut dalam air, iohexol digunakan dalam mielografi, artrografi, nefroangiografi, arteriografi, dan prosedur radiografi lainnya. Dengan gabungan dari kemotoksisitas rendah dan osmolalitas yang rendah, maka akan mendapatkan hasil toksisitas sistemik yang rendah juga[8].

Pada Iopromide, tidak akan ada pengaruh terhadap konsentrasitiroksin bebas dan hormon perangsang tiroid. Kandungan iopromid, di mana konsentrasi iodida bebas berkisar antara 1,8 mikrogram / ml hingga 4 mikrogram / ml, dibandingkan dengan media kontras lainnya[9].

Efek Samping Media Kontras Beryodium Non-ionik

Media kontras beryodium non-ionik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari media kontras beryodium non-ionik termasuk[]:

Kapasitas pengikatan yodium pada tiroid akan berkurang dalam beberapa minggu, karena semua media kontras beryodium dapat mengganggu tes fungsi tiroid[6].

Dalam serum dan urin, media kontras ini memiliki konsentrasi yang tinggi sehingga dapat mengganggu tes laboratorium untuk bilirubin, protein atau zat anorganik seperti besi, tembaga, kalsium dan fosfat[6].

Gangguan fungsi ginjal akan terjadi selama menggunakan media kontras beryodium. Dan akan memicu asidosis laktat pada penderita diabetes yang menggunakan metformin[6].

Juga pada pasien yang kurang dari 2 minggu menggunakan interleukin-2 lalu menggunakan iodixanol akan dikaitkan dengan peningkatan risiko reaksi tertunda seperti gejala flu atau reaksi kulit[6].

Tanyakan pada dokter mengenai media kontras beryodium non-ionik yang aman untuk digunakan bila sedang hamil atau menyusui.

Apabila anak baru saja menggunakan pencahar atau pelunak feses atau belum makan dengan benar, maka iodixanol tidak boleh diberikan[3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment