Ruam gatal, kemerahan, atau bengkak di sertai dengan benjolan atau lecet mengeras dengan mengeluarkan cairan bening disebut dengan dermatitis[1].
Dermatitis disebabkan karena alergi tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan juga makanan. Penyakit ini berkembang dengan sentuhan kulit dan iritasi penyebab reaksi alergi, seperti sabun, bahan kimia, lateks, dan poison ivy[1].
Daftar isi
Fungsi Penghambat Kalsineurin
Kalsineurin merupakan enzim yang dapat mengaktifkan sel-T pada sistem imun tubuh. Sel-T (limfosit T) dalah jenis dari sel darah putih yang peran penting dalam imunitas sel di dalam tubuh[2].
Penghambat kalsineurin berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang disebut dengan imunosupresan. Unutuk penghambat kalsineurin topikal digunakan untuk peradangan kulit dermatitis atopik[2].
Sedangkan untuk penghambat kalsineurin oral dan suntik digunakan untuk induksi dan pemeliharaan imunosupresi pasca operasi[2].
Kegunaan dan fungsi lainnya di antaranya[3]:
- Untuk mencegah penolakan organ setelah transplantasi ginjal, jantung, atau hati.
- Untuk mengobati psoriasis parah atau artritis reumatoid parah.
Penyakit yang Diatasi dengan Penghambat Kalsineurin
Obat Penghambat Kalsineurin memiliki masing-masing kondisi kesehatan. Berikut ini penyakit yang dapat di atas dengan Penghambat Kalsineurin :
- Transplantasi Organ, Profilaksis Penolakan
- Transplantasi Organ, Pembalikan Penolakan
- Psoriasis
- Radang sendi
Untuk Transplantasi Organ, Profilaksis Penolakan, penyakit ini bertujuan untuk mencegah atau untuk mengurangi penolakan organ pada pasien yang menerima transplantasi organ[4].
Transplantasi Organ, Pembalikan Penolakan digunakn untuk untuk menghambat atau menghentikan tubuh untuk menolak organ transplantasi[5].
Psoriasis merupakan peradangan kulit dengan iritasi dan bengkak yang di tandai kemerahan seperti gatal, sisik tebal, dan kering[6].
Radang sendi adalah keadaan atau kondisi peradangan jangka panjang yang mempengaruhi persendian dan juga jaringan organ lain yang ada di dalam tubuh[7].
Cara Kerja Penghambat Kalsineurin
Penghambat Kalsineurin bekerja dengan cara menghambat kerja sel T. Pengikat ke bagian reseptor cyclophilin-1 yang ada di dalam sel dikenal sebagai cyclosporine-cyclophilin[8].
Cyclosporine-cyclophilin yang akhirnya sebagai penghambat kalsineurin dengan menghentikan defosforilasi dan aktivasi faktor inti sel T yaitu NF-AT sebagai penyebab reaksi inflamasi[8].
Penyerapan pada siklosporin kebanyakan terjadi pada usus dan di absorpsi melalui saluran GI selama 1-8 jam. Dengan metabolisme di usus dan hati pada siklosporin dengan mengalami beberapa jalur yang berbeda telah teridentifikasi[8].
Terdapat juga obat penghambat lainnya yait tacrolimus yang bekerja dengan cara mengurangi aktivitas peptidyl-prolyl isomerase dengan mengikat imunofilin FKBP-12 (protein pengikat FK506) untuk membuat kompleks baru[9].
Obat ini dapat menghambat transduksi sinyal limfosit-T dan transkrip IL-2. Tacrolimus ini memiliki car kerja yang sama dengan siklosporin tetapi pada tingkat penolakan lebih rendah jika dibandingkan dengan siklosporin[9].
Tacrolimus lebih efektif mengobati eksim topikal terutama eksim atopik. Obat ini dapat menekan peradangan yang mirip dengan steroid, akan tetapi tidak sekuat steroid[9].
Tacrolimus sendiri dalam dunia dermatologis dapat digunakan secara langsung pada wajah. Sedangkan untuk steroid topikal tidak dianjurkan penggunaannya pada wajah, karena dapat menipiskan kulit. Tetapi, steroid topikal sangat baik untuk pengobatan selain di wajah[9].
Mekanisme obat ini tidak diketahui, meskipun telah terbukti jika tacrolimus sebagai penghambat aktivitas limfosit T dengan pengikat protein intraseluler, FKBP-12[9].
Penyerapn tacrolimus melalui saluran gastrointestinal dengan pemberian oral kurang di ketahi. Ketersediaan hayati pada transplantasi ginjal untuk orang dewasa adalah 10%, pada pasien transplantasi hati dewasa 6%[9].
Contoh Obat Penghambat Kalsineurin
Penghambat Kalsineurin tersedia dalam bentuk cair, tetes, kapsul, injeksi (larutan). Obat ini hanya bisa di dapat dari resep dokter. Berikut ini contoh obat Penghambat Kalsineurin[2].
- Siklosporin
- Tacrolimus
Siklosporin sebagai penghambat kaslineurin dengan sifat imunomodulatornya yang dapat mencegah penolakan transplantasi organ dan juga dapat mengobati kondisi inflamasi dan juga autoimun[8].
Tacrolimus merupakan obat imunosupresif yang digunakan setelah transplantasi organ untuk mengurangi aktivitas sistem imun tubuh dan resiko terjadinya penolakan organ. Obat ini tersedia dalam bentuk topikal dermatitis atopik yang parah, contohnya saja seperti transplantasi sumsum tulang dan vitiligo pada kulit[9].
Efek Samping Penghambat Kalsineurin
Setiap obat memiliki efek samping masing-masing tergantung dengan pemakaian dosis yang diberikan. Berikut ini efek samping umum yang biasa terjadi pada obat penghambat Kalsineurin[3,10].
- Tremor atau gemetar
- Jerawat
- Peningkatan pertumbuhan rambut wajah atau tubuh
- Peningkatan tekanan darah
- Mual
- Diare
- Gusi bengkak atau nyeri
- Jumlah sel darah rendah, infeksi
- Demam
- Sembelit
- Sakit perut
- Kelemahan
- Nyeri
- Cairan di sekitar hati
- Sakit kepala
- Batuk
- Masalah pernapasan
- Gula darah tinggi
- Kadar kalium tinggi
- Kolesterol tinggi atau trigliserida
- Tingkat magnesium atau fosfat yang rendah
- Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki
- Insomnia
- Bengkak di tangan, tungkai, pergelangan kaki, atau kaki
Tidak di anjurkan bagi pasien untuk menggunakan siklosporin dengan kondisi penyakit tertentu atau sedang menggunakan obat-obatan lainnya, atau sedang dalam perawatan fototerapi. Ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter guna menghindari hal yang tidak diinginkan[3].
Tacrolimus dapat meningkatkan resiko terjadinya limfoma, infeksi serius, atau kanker. Infeksi serius memiliki gejala seperti demam, gejala flu, menggigil, berkeringat, batuk, luka kulit yang menyakitkan, nyeri otot, atau kulit menjadi hangat dan kemerahan[10].
Bagi anda yang memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal atau hati, dan sindrom long QT ada baiknya konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat ini[3,10].
Obat ini tidak aman untuk ibu menyusui dan ibu hamil. Untuk pria dan wanita ada baiknya menggunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan[10].